8

133 10 0
                                    

Setelah selesai mereka semua memakan pie madu buatan Aria dan Pallas, mereka semua mengumpul di ruang keluarga melakukan hal - hal yang mereka ingin kan masing - masing.

Yuna sibuk chatingan dengan teman nya sekaligus membahas tentang lomba CC dihari festival perayaan sekolah nya.

Eden sibuk mempersiapkan diri untuk ulangan Biologi besok.

Haruto sibuk mengedit video buatan nya yang mestinya hanya itu doang yang bisa dia lakuin selain bernyanyi.

Koga dan Soma sibuk mabar yang entah game apalagi yang mereka mainkan tidak ada yang peduli.

Ryuho hanya menghabiskan waktunya bersama dengan Aria yang sibuk memainkan boneka milik Yuna waktu masih kecil dulu.

Pallas baru saja masuk kedalam ruang keluarga itu, dan dia merasa kalau anak - anak kebanyakkan terlalu fokus dengan hp.

"Bisakah kalian berhenti bermain hp sehari saja?" tanya Pallas tidak dapat melihat kebersamaan di keluarga ini setiap kali melihat anak - anaknya main menggunakan hp.

"Maaf, Mom... Tapi aku sedang membahas tentang lomba CC dihari festival perayaan sekolah..." jawab Yuna.

"Aku tidak punya kerjaan lain, jadi ngedit aja" jawab Haruto santuy aja.

"Bentar Mom! Nih lagi di titik seru ini..." ucap Koga nggak mau berhenti main.

"Bentar lagi juga selesai kok Mom!" sambung Soma yang sama saja tidak mau berhenti bermain.

"Eden, kau belajar untuk apa?" tanya Pallas melihat Eden sendiri yang tengah membaca buku.

"Cari ilmu dong Mom, emangnya apalagi coba?" jawab keenam saudara itu serentak.

"Mom tahu, cuman Mom ingin tahu aja kenapa Eden langsung belajar sepulang sekolah..." ujar Pallas merasa sedikit tersindir karna ucapan anak - anaknya, kecuali Aria hanya nyimak doang.

"Besok ada ulangan Biologi, makanya aku langsung buka buku" jawab Eden dengan wajah datarnya itu.

"Owh, ya udah deh!" balas Pallas iya-in aja.

"Kalau Aria lagi ngapain?" tanya Pallas melihat Aria

"Lagi main ama Putri Nikki!" jawab Aria polos sambil mengarah kan boneka yang dia beri nama Putri Nikki.

"Aww, itu manis sekalii... Dan Ryuho?" tanya Pallas pada Ryuho.

"Tidak ngapa - ngapain. Cuman liat si Aria main, itu aja" jawab Ryuho.

"Nggak mau latihan main biola nya lagi? Kan katanya 2 hari ke depan disuruh ditampilkan depan sekelas?" tanya Pallas.

"Nggak ah! Malas!" jawab Ryuho simpel.

"Loh, kok anak Mom gitu siihhh? Anak Mom yang unyu nya pergi kemanaaa?" ujar Pallas mulai lagi dramatis nya.

Sedangkan para saudara yang lainnya, mendengar jawaban Ryuho yang tidak pernah terdengar sama sekali pun dari mulutnya, membuat mereka semua menatapnya heran.

"Ini beneran adik ku kan?" batin Eden masih mempertanyakan kalau yang bersamanya ini adalah Ryuho.

"Adik ku kena penyakit virus apaan dah?! Kok jadi begini???" batin Haruto menatap Ryuho sulit percaya.

"Nooooo!! My Little Brotherrrr!!" batin Yuna pengen nangis dibuatnya.

"Mantap deekk, jadi nggak ada akhlak aja kamu kayak babang mu yang tamvan ini!" batin Koga malah kesenangan.

"Kita nggak salah bawa orang kan??" batin Soma.

"Omongan ku salah ya?? Kan emang benar aku lagi malas sekarang??" gumam Ryuho dalam hati kebingungan kenapa semuanya menatapnya dengan tidak percaya, kecuali Pallas yang nangis dramatis dan Aria yang sama sekali tidak paham apapun keadaan saat ini.

"Au ah! Aku mau pergi ke kamar aja, disini suasana nya horor" ucap Ryuho langsung jalan menuju ke kamarnya.

"Horor?" gumam kelima saudara itu terdiam.

"OI!! KAMI BUKAN HANTU DISINI!!" teriak mereka berlima kompak.

Aria hanya menatap saudara kebingungan dan merasa kalau saudaranya sudah gila. Sedangkan Pallas daritadi hanya diam, dan jadinya melangkah ke dapur yang pemikiran masih menanyakan apa yang sudah terjadi.

***

Lagi - lagi Yuna, Soma, dan Ryuho, kena hukuman yang sama lagi. Yuna dan Soma mendapat kan hukuman karna memukul seseorang yang tadinya berani mengejek rambut Yuna seperti jagung dan mengejek wajah Soma seperti anak gelandangan. Sedangkan Ryuho kena hukuman lagi karna tidak melakukan apapun.

"Dasar anak sialan itu! Liat aja nanti, nanti ku tunjukin kayak apa rambut jagung itu padanya!!" ujar Yuna kesal mengingat ejekan orang tadi.

"Berani di omongan doang, sok sok lagi tuh!" ucap Soma juga ikutan kesal.

"Dasar tikus parit!"

"Dasar boneka barbie buatan China!"

"Tukang drama!"

"Nggak laku!"

"Cantik pula lagi kadal daripada nya"

"Muka monyet!"

Ryuho hanya mendiamin aja seluruh omongan yang nggak guna itu. Dia hanya merasa heran kenapa dia selalu kena hukuman padahal dia sama sekali tidak melakukan apapun.

"Lain kali aku barengan ama Jayden atau Hendry aja deh" gumam Ryuho dalam hati.

***

"Rohan! Mu bawa nggak kertas diskusi kelompok kita kemarin?" tanya Eden pada Rohan yang lagi ngeluarin buku dalam tas nya.

Rohan terdiam sejenak dan mengecek dalam tas nya.

"Hehehe..." Rohan jadi takut mengatakan yang sebenarnya pada Eden.

Eden masih menunggu jawaban dari pertanyaan nya. Dan Rohan menurun kan tas nya ke bawah meja, lalu... Mencoba untuk bersikap biasa saja. Walaupun dia tahu kalau itu sama sekali tidak akan menyelamatkan nya dari amukan Eden.

"Aku... Meninggalkan di meja... Ku rasa?" jawab Rohan dengan ragu.

Eden menarik napas pelan, lalu dia pun meletakkan tas nya di kursi nya. Rohan terkejut melihat Eden tidak marah padanya kali ini.

"KAU BAJINGAN TIDAK BERGUNA!!!" teriak Eden sangat marah ampe melempar Rohan kebelakang kelas tanpa belas kasih.

Ternyata dugaan Rohan salah, tentu saja Eden tidak akan memaafkan nya untuk hal seperti ini.

"Buat baru oleh mu sendiri, sebelum masuk jam mata pelajaran kedua... Dan harus sama dengan yang sudah di diskusi kan kemarin!" ucap Eden menunjukkan wajah menahan amarah nya itu pada Rohan.

"Shiap khapten" jawab Rohan yang hanya menerima nasib.

***

"Koga! Pr mu udah selesai belum?" tanya teman sebangku nya.

Koga terdiam dan melihat mata pelajaran di mading kelasnya, dan ternyata dia salah membawa buku.

"MAMPUS AKU!! SALAH MATA PELAJARAN ANJIRRR!!!" teriak Koga dihari senang nya semalam membangkitkan bencana buruk padanya.

Semuanya hanya diam dan ada juga yang geleng - geleng kepala melihat Koga.

"Sabarrr, ini ujian... Ujian dari otak pelupa" ejek teman sebangku nya itu.

"Kau ingin tahu seperti apa otak pelupa itu? Sini! Biar ku tunjukkan seperti apa otak pelupa yang kau inginkan itu!" kata Koga merasa tersinggung dan sambil mengejar teman sebangku nya yang udah lari duluan.

"Woi! Bentar lagi pergantian jam ini... Hanya karna sekarang lagi jamkos bukan berarti kalian bisa keluar seenak nya!!" teriak ketua kelas di kelas Koga memperingat kan.

Dan sama sekali tidak di peduli oleh siapa pun. Sungguh menjadi ketua kelas adalah penyiksaan. Apalagi tidak didengerin seperti ini, mestinya nggak bakal ada yang mau menjadi ketua kelas dikelas ini.

Bersambung

Neeh, satu hal yang ingin ku katakan hanya satu :v

Byebye~~~

Brother And SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang