Seokjin menatap pantulan wajahnya di depan kaca. Menelisik setiap pahatan wajahnya yang hampir mendekati sempurna, membiarkan rambutnya tak tertata, namun meskipun begitu wajahnya masih terlihat sangat mempesona.
"Wah. Apa aku baru menyadari? Bahwa aku tampan seperti aktor drama korea!" ucapnya sambil terkekeh.
Seokjin mengedipkan satu matanya entah kepada siapa, lalu tersenyum konyol dan langsung bergegas pergi kebawah untuk menyapa keluarganya.
"Seokmin-ah, kau harus makan yang banyak. Mau Eomma ambilkan apa?" tanya Sojung lembut.
"Betul nak. Kau akhir-akhir ini sering jatuh sakit. Setidaknya jaga tubuhmu agar tetap sehat" timpa Jinyong.
Seokjin terpaku diatas tangga. Menatap keluarga kecilnya yang begitu hangat, meski perhatian yang ia dengar diperuntukan untuk saudaranya, ia tetap senang. Senyumnya mengembang, walau jauh didalam hatinya, ada perih yang menusuk hatinya begitu dalam.
"Pagi Eomma, Appa, Hyung!" sapa Seokjin menghampiri meja makan.
Sojung dan Jinyong hanya membalasnya dengan dehaman, berbeda dengan Seokmin menjawabnya dengan senyuman hangat. Seokmin menepuk-nepuk tempat duduk sebelahnya, dan Seokjin dengan senang hati tidak menolaknya.
"Saya dan Sojung akan mengadakan rapat penting hari ini, kemungkinan pulang malam. Kau harus menjaga kakakmu" ucap Jinyong tanpa mau menatap si bungsu.
Seokjin mengangguk mengerti. Mengiyakan perkataan sang Ayah, meski hatinya berteriak bahwa ia juga membutuhkan perhatian yang sama.
"Jangan lupa bawakan bekal untuk Seokmin sebelum kakakmu bermain basket, kau harus memasaknya sendiri." tambah Sojung.
"Ne Eom––
"Aku bisa membeli makan di kantin Eomma. Tidak perlu berlebihan, Seokjin pasti lelah jika harus pulang kerumah terlebih dahulu" sanggah sang kakak.
"Kau harus makan sehat Seokmin! Tidak dengan memakan makanan cepat saji itu, mengerti?"
Seokjin menatap Seokmin untuk berhenti membelanya. "Ne, Eomma. Seokjin mengerti" senyum hangat itu terpatri di bibirnya yang tebal.
"Lagipula, Seokjin tidak pernah lelah. Ia tak memiliki kegiatan apapun, tidak sepertimu Seokmin. Benar begitu kan Seokjin?" tanya Jinyong penuh penekanan.
Seokmin ingin angkat bicara, namun urung ketika Seokjin menahannya. Tatapannya seolah berkata 'sudah hyung'. Seokmin mendengus kesal, menatap sang adik tak suka.
"Ne Appa. Apa yang Appa katakan memang benar" Seokjin terkekeh.
Baru beberapa suapan yang ia masukan ke mulutnya, Seokjin sudah menyimpan sendok dan garpunya dengan suara denting dari piring dan sendok yang ia ciptakan.
"Aku telah selesai. Hyung, kutunggu di sekolah!" ucapnya girang.
"Habiskan sarapanmu terlebih dahulu!" Seokmin berteriak melihat sang adik yang sudah menghilang dibalik pintu setelah berpamitan pada Sojung, Jinyoung dan dirinya.
"Cih, anak itu. Tak mempunyai sopan santun" Jinyong berdecak.
Seokmin hanya memutarkan bola matanya malas. Tolong lah, ia malas berdebat. Terserah mereka saja.
•••
"Tumben sekali kau datang sepagi ini?" tanya Yoongi sinis.
Seokjin melempar tasnya keatas kursi, dan mendudukan tubuhnya disana.
"Mereka tak menyukaiku ada berlama-lama bersama mereka, hahaha. Kenapa?" jawab Seokjin santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe - Kim Seokjin
FanfikceKim Seokjin dan Kim Seokmin. Anak kembar yang memiliki kehidupan yang berbeda. Ketika Seokmin sang kakak mendapat perhatian, Seokjin diabaikan. Ketika Seokmin mendapat pelukan, Seokjin mendapat makian. Ketika Seokmin mendapat kasih sayang, Seokjin m...