Tujuh-belas (bagian 2)

2.6K 345 31
                                    

Selamat membaca buat yang sudah nunggu. Oh iya, kabar baik, mulai hari ini kina bakal update ff ini setiap hari, karena kurang 3 chapter lagi sudah tamat yeyyy.

Yuk komen, ada sesuatu soalnya:>.

Minginya lagi khilaf:>

***
Alphaxalpha

***
27.7.2020

***

"Kak, jangan"

"Kak"

"Kak Mingiiiiiii"

Teriakan Mingyu dibarengi dengan tawa kuat dari Mingi. Bukan bermaksud bertengkar, hanya saja kelakuan sang kakak, yang dari tadi memasangkan bando berbentuk lucu pada kepala sang adik, menimbulkan ungkapan tidak terima dari Mingyu.

Hei, Mingyu laki laki.

Apa apaan bando berbentuk kelinci dan hewan lainnya itu.

Terlalu feminim.

"Kau terlihat menggemaskan"

"Ku banting dirimu, jika berkata seperti itu lagi"

Lagi lagi tergelak, tangan Mingi kali ini beranjak memilih bando bunga, dengan warna coklat keemasan yang apik.

"Jangan"

"Hei kak, sialan"

"Huss jangan berkata kasar"

Mingyu mendengus. Kemudian memilih menatap datar sang kakak, yang saat ini-tunggu, tersenyum manis?

"Kau cantik Mingyu. Kenapa aku baru menyadari itu?"

Mingyu, selaku orang yang di puji cantik itu, mengalihkan pandangannya. Demi Dewa, pipinya memerah. Salahkan saja Jaehyun, yang selalu memuji Mingyu cantik saat dirinya bangun tidur, dan kata cantik itu ternyata berpengaruh sampai sekarang.

"Hei, hei, jangan mengalihkan pandangan"

Menarik pelan dagu sang adik. Kedua bola mata mereka bertemu.

Berbeda warna memang.

Bola mata sang kakak, memiliki warna hitam legam, sangat menarik.

Sedangkan Mingyu, bewarna coklat terang, benar benar cantik.

"Mingyu, bagaimana jika aku menjadi mate mu, jika sampai kau melahirkan, dan Jaehyun belum kembali?"

Dan bodohnya Mingyu.

Kenapa dia tidak menyadari tatapan sang kakak.

Bukan tatapan sayang kepada saudara, melainkan lebih dari itu.

Satu hal lagi, Mingyu juga tahu, kedua orang tuanya sedang mengawasi dirinya dan sang kakak.

Tapi anehnya, mereka tidak melakukan apapun.

"Kau mau kan, Mingyu?"
















































"Jangan membakar patung kuda itu, Xilean"

"Hahahaha, siapa kau berani memerintahkan ku?"

Sret

Buak

Tubuh Xilean, iblis kecil yang nakal itu kini sudah terikat rapi di tembok, bersama dengan keempat temannya.

Jaehyun menghelai nafas. Demi apapun, menjinakkan iblis kecil ini, benar benar menguras tenaga.

"Kenapa kalian tidak mau menuruti ku, bahkan dalam sehari saja"

Lihat, mereka berlima bahkan tidak terusik dengan ikatan kuat pada tubuh masing masing. Dan lebih memilih mengobrol.

Sialan, Jaehyun merasa di hina oleh iblis iblis kecil ini.

"Kalian tidak ingin dimanja oleh Moon Goddes? Tidak ingin di sayangi oleh Dewa kita? Tidak ingin hidup di dalam istana penuh kebahagiaan itu?"

Diam.

Kelima iblis yang sebelumnya, berbicara sendiri itu tampak menatap Jaehyun.

"Cih, apakah kau bisa memastikan, kita akan di sayang oleh Moon Goddes?"

"Ya, aku bisa"

"Kenapa kau se yakin itu huh?" Xikata, iblis muda yang dari pertama melawan Jaehyun itu, kini menatap tak minat kearah angel yang sedang menjaga dirinya dan temannya itu.

"Pertama, lihat saja wujud kalian. Moon Goddes tidak mengubah wujud kalian menjadi anjing ataupun babi. Kedua, kalian ditempatkan di tempat yang khusus, hanya ada 5 orang di ruangan panas ini. Dan ketiga, kalian masih bisa bersenang senang kan? Apakah otak kalian tidak berfungsi? Apakah kalian masih tidak mengaku, jika Moon Goddes masih berperilaku baik terhadap kalian?"

"Kumohon, tolong bantuannya. Aku ingin segera pulang. Mate ku menungguku, dia tengah hamil anakku. Aku mohon"

Jaehyun bersimpuh dihadapan 5 iblis kecil itu. Dengan satu tangan yang terangkat, berfungsi untuk melepaskan ikatan yang tadi menyelimuti tubuh mereka.

"Mate mu? Hamil"

"Ya"

"Kau, akan menjadi seorang ayah?"

Iblis yang paling kecil, Xixina panggil saja, tengah mendekati Jaehyun. Mencoba menatap angel berparas Sempurna didepannya ini.

"Benar, dan bagaimana bisa, aku tidak menemani dia, kumohon aku butuh bantuan kalian. Jangan terus memberontak, agar aku bisa melepas status angel dalam diriku, dan pulang"

"Kalian sendiri juga ingin kan? Lebih dekat dengan Moon Goddes, jadi aku mohon bantuannya"

Dan yah, perkataan Jaehyun yang panjang dan lebar itu, ternyata berefek sangat kuat pada 5 iblis kecil itu.

Keduanya, sontak mengelilingi Jaehyun. Cahaya tubuh mereka yang semua merah pekat itu, berangsur angsur berubah menjadi putih.

Jaehyun membelalakkan matanya tidak percaya.

"Kau berhasil Jaehyun, sekarang keluarlah. Aku akan mengurus mereka"

Jaehyun bangkit dari sujudnya, kemudian tersenyum tipis. Sambil melangkah kan kakinya keluar, Jaehyun berulang kali mengucapkan terima kasih.

"JAEHYUN AKU MENCINTAI MU"

Baru saja Jaehyun hendak menoleh, tubuhnya tiba-tiba terasa di sedot paksa ke suatu tempat.

"Demi Moon Goddes"
















































"Perlu ku beritahu, kakak dari mate mu, mencoba menggantikan posisimu"

"Apa? Tunggu? Kenapa dia bisa berpikiran seperti itu?"

"Karena ini sudah bulan ke 3 kau menghilang, dan jika aku hitung dalam 3 hari mate mu akan melahirkan"

"Mingyu? Dia akan melahirkan?" Senyum kecil terbit di bibir Jaehyun. Membayangkan dirinya akan menggendong sang anak, mengecupi wajah kecilnya, serta hidup bersama Mingyu. Sungguh, mimpi yang indah.

"Benar, mate mu akan melahirkan. Dan, berdoa saja, semoga pengangkatan bagian angel dari tubuhmu, tidak terlalu membuatmu lemah. Karena yang kutahu, seseorang yang menghapus bagian dari tubuhnya, akan menderita lumpuh, selama 5hari, yang artinya 1 Minggu di dunia"

Membelalakkan matanya. Sialan, ternyata ini semua tidak semuda yang Jaehyun kira.


































Fyi. Mingyu cantik sih, makanya Mingi ngegas, wkwk:)

My mate [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang