Delapan belas

2.8K 361 42
                                    

Selamat malam. Selamat membaca. Oh iya, mau mengingatkan, dibawa ada adegan melahirkan secara normal, iya normal. Karena cowok gak punya vag*** mereka melahirkan lewat anal oke. Banyangin aja wkwk. Dan juga jangan terlalu di anggap serius, karena bagiannya juga banyak yang kina skip.

***
Alphaxalpha

***
28.7.2020

***

"Kata dokter pendek itu, kau akan melahirkan 3 hari dari sekarang. Bisa lebih cepat juga"

Mingyu mengangguk, kemudian kembali memakan buah apel yang sudah di potong kecil kecil itu.

Matanya menatap kosong ke arah depan.

Sudah terhitung 3 bulan, Jaehyun tidak kembali.

Saat dirinya menginginkan sesuatu, atau sebut saja ngidam, sang kakak lah yang akan mewujudkannya.

Saat dirinya menangis di tengah malam, dengan alasan merindukan Jaehyun, sang kakak lah yang akan memeluknya.

Dan, hal itu berlangsung terus menerus, sampai kandungan membesar.

"Apakah Jaehyun nanti akan pulang?"

Mingi menoleh, kemudian menatap sang adik dengan pandangan lurus.

"Aku tidak menjawab"

"Aku tidak tanya kepadamu kak, aku bertanya kepada diriku sendiri"

"Bagaimana jika Dahyun mencari ayahnya? Apa yang harus ku katakan? Mungkin kah aku bisa menjalani kehidupan setelah ini, tanpa Jaehyun?"

"Haha, sialan aku menangis"

Tubuh Mingyu bergetar hebat.

Iya memang seperti ini.

Disaat dirinya merindukan Jaehyun, dirinya akan menangis.

Mengabaikan siapapun yang ada di sampingnya.

"Shhh, hei dengar Dahyun bisa sedih jika mendapati ibunya menangis. Ayolah, hapus air matamu"

Mingyu menoleh, kemudian tersenyum miris. Ahh, dia melupakan kehadiran Dahyun.

Oh ngomong ngomong.

Anak yang tengah di kandung Mingyu berjenis kelamin perempuan.

Dan, Mingyu sudah menamai sang anak.

Dahyun Ravian Arvel.

Nama yang cantik kan?

Ah, benar nama yang sangat cantik.

Apalagi di belakangnya terdapat marga Jaehyun.

Sempurna.

"Bagaimana jika kita tidur? Ini sudah jam 9 malam"

Mingyu mengangguk dan tanpa menjawab, dirinya langsung bangun dengan perlahan, membiarkan tangan sang kakak melingkar di pinggangnya. Menyangganya kuat.

"Aku akan di samping mu. Lupakan Jaehyun. Dia tidak pernah kembali"







































"ARGHHHHHH"

Teriakan kesakitan itu menggema, di istana Moon Goddes.

Ya, benar.

Sekarang sayap Jaehyun tengah di cabut.

Dan, tentu saja itu sakit.

Krakk

Bruk

Jaehyun pingsan. Entahlah, mungkin tidak kuat menahan rasa sakit yang timbul di punggungnya itu.

Tubuh Jaehyun terbaring lebah pada lantai. Darah emas mengucur keluar dari sana. Benar benar mengucur, dan tidak berhenti. Tenang, tidak usah khawatir. Semua ini, merupakan reaksi wajar.
















































"Kumohon, meskipun nanti aku lumpuh. Kembali kan aku ke dunia. Aku tidak perduli, bagaimana pandangan orang lain tentangku nanti. Karena, yang aku perduli kan hanya satu. Aku berada di samping Mingyu, saat dia melahirkan. Membiarkan tangan mungilnya menggenggam erat tanganku. Aku mohon Moon Goddes. Ini keinginan terakhirku"





























































3 hari kemudian.

"Ibu sakit"

"Bertahanlah sayang"

Sang ibu Kyungsoo menatap khawatir sang anak. Mereka berdua kini tengah berada di rumah sakit. Belum memasuki ruangan persalinan.

"Tuan, bisa kita memasuki ruangan operasi sekarang?"

Mingyu meneteskan air matanya. Jaehyun belum kembali. Jaehyun nya tidak menampakkan diri.

Menggeleng kan kepalanya, Mingyu berusaha menatap Kyungsoo dengan pandangan lemas miliknya.

Perutnya sakit.

Tapi hatinya justru lebih sakit.

Sang mate tidak ada di sampingnya, ketika dia melahirkan.

"Maafkan aku Mingyu. Aku tidak bisa menunda ini lagi. Dok, tolong bawa Mingyu, dan biarkan anakku yang sulung ini menemaninya"

Sang dokter mengangguk. Mengabaikan kata penolakan dari Mingyu.

Empat dokter laki laki itu mendorong ranjang Mingyu keluar dari kamar pasien, membawanya masuk kedalam ruangan persalinan.

"Jaehyun, bahkan sampai sekarang, aku masih menanti mu"

"BERHENTI"

"J-jaehyun?"









































"Arghhhhhhhh"

"Dorong lebih kuat lagi tuan Mingyu"

"Hahhh... Arghhhh"

Jaehyun menggengam erat tangan Mingyu. Membiarkan sang mate mencakar dirinya. Jaehyun tidak perduli.

Cup

"Sayang kau bisa melakukan nya. Aku percaya kepadamu"

Kecupan ringan Jaehyun pada telapak tangan Mingyu, ternyata berefek lebih pada sang mate.

Karena tak lama setelahnya, Mingyu berhasil mendorong keluar tubuh sang anak.

Bayi kecil itu menangis kuat. Dan tepat disini. Jaehyun menangis, benar benar menangis. Seengukkan bahasanya.

"Kau-kau hebat Mingyu"

Mingyu tersenyum kecil. Wajahnya benar benar pucat. Banyaknya keringat yang berada pada wajahnya, tetap tidak mengurangi kecantikan dari laki laki yang baru saja melahirkan ini.

"Aku tahu, kau akan kembali My mate"



































Fyi. Hehhh si Jaehyun balik wkwkw:))))) hmmm. Btw kina gak punya ide sebenarnya, ini anaknya ngambil cast siapa yah, lah terus kebetulan di book sebelah kan si Dahyun sempet mau jadi anak, tapi mati toh lah disini aku pakek deh (emot ngakak)

Yaudah dahhh❤️❤️❤️

My mate [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang