4. MENGENALNYA

473 39 11
                                    

4. Mengenalnya.

"Jangan menyimpulkan apa-apa dulu. Sebelum kita bertemu dan mengenalnya secara dekat."

****

"ck! Lama." Deven menarik lembut pergelangan tangan Anneth.

Anneth, gadis itu sempat tersentak kaget karna lelaki bermata hazel itu menarik nya. "Mau kemana?" Tanya Anneth.

Deven melirik Anneth sekilas, "Lo diem, yang penting lo aman sama gue." Kata Deven cepat.

Banyak sekali sorakan-sorakan di koridor lantai 2 yang dilontarkan kepada Anneth dan juga Deven.

Anneth menundukan kepala nya. Rasa malu dan takut menyelimuti benak nya. Deven yang sadar akan gadis disampingnya ini sedang ketakutan, ia menjajarkan jalannya.

"Gak usah takut, anggep aja angin lewat." Ucap Deven pelan. Bukannya di lepas, Deven malah mengeratkan genggamannya.

Anneth menuruti apa kata Deven, tetapi tetap saja kepala nya menunduk.

Jika dilihat-lihat, ini adalah jalan ke arah belakang sekolah. Emang ada apa dibelakang sekolah? Mau ngapain disini?

"Mau ngapain ke belakang sekolah?" Tanya Anneth pelan. "Lepas!" Sentak Anneth melepaskan genggamannya.

Deven melepaskan genggamannya, "Sorry. Gue mau ajak lo ke warung belakang." Untuk pertama kali nya seorang Deven Christiandi minta maaf kepada cewek asing seperti dia.

"Mau ngapain? Kamu mau ngerjain aku? Biar aku dihukum sama osis lagi? Iya?!" Tuding Anneth yang membuat Deven tersenyum tipis.

"Ihh kok malah senyum sih." Anneth bergedik ngeri melihatnya.

"Lo lucu." Ucap Deven spontan. "Eh, enggak. Maksud gue..anuu.." Deven menjadi gelagapan sendiri.

"Nih mulut ngapa kaga bisa di kontrol sih kalau deket ni cewek."

"Udahlah gak usah dipikirin, ayo ikut gue." Deven kembali menarik pergelangan tangan Anneth. Sedangkan gadis itu hanya pasrah saja.

Sesampainya di belakang sekolah, Deven menyuruh Anneth masuk ke dalam sebuah warung kecil.

"Lo duduk, gue mau kesana bentar." Titah Deven menyuruh Anneth duduk. Anneth duduk di salah satu kursi panjang disertakan oleh meja nya.

Deven keluar dari warung itu, entah mau ngapain cowok itu.

Tiba-tiba datanglah seorang wanita paruh baya menggunakan celemek yang terpasang di tubuhnya, mungkin itu yang punya warung ini, pikir Anneth.

"Eh, eneng. Ada apa kesini? Sebelumnya jarang loh ada cewek mampir kesini." Ucap wanita paruh baya itu.

Anneth tersenyum kikuk, ia bingung harus jawab apa.

"Eneng teh, sama siapa kesini?" Tanya wanita itu pada Anneth.

"Anneth tadi kesinii... sama.. anu bu.." Anneth benar-benar bingung mau jawab apa. Mana ia tidak tau nama cowok itu pula.

"Jangan panggil bu, panggil nya mpok Indah ajaa." Katanya sambil tersenyum.

"Hehe. Iya, mpok." Jawab Anneth sambil tersenyum juga.

"Tadi kesini sama siapa atuh?" Tanya mpok Indah lagi.

"Sama..." Anneth mengantungkan kata-kata nya.

"Sama saya, mpok." Sahut seseorang bersuara bariton.

Anneth dan mpok Indah spontan menoleh ke sumber suara. "Ohh sama aden Deven." Ucap mpok Indah.

Anneth tersenyum sumringah, untung saja lelaki ini datang tepat waktu nya.

DEVEN ANNETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang