Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap Tuhan yang mentukan

753 18 0
                                    

*Flashback to the 4 year ago*
Gua anak semata wayang dari pasangan kedua orang tua gua.
Bokap gua bekerja sebagai pegawai BUMN minyak negara dan nyokap hanya IRT yang biasa, dengan kesederhanaanya nyokap gua mengurus rumah tangga keluarga kecil yang dibangun sama bokap.
Gua kuliah di suatu universitas negri yang ada di jakarta, umur gua 19 tahun waktu itu masih semester 4. Gua punya pacar namanya Sheila Putri Arkana dia anak fakultas Sastra Inggris umurnya gak jauh beda dari gua. Kita sudah pacaran dari mulai kelas 2 SMA.
Selama pacaran kita selalu gak pernah neko-neko, paling cuma kissing dan taouching aja. Sesekali jalan pacaran layaknya muda mudi pada umumnya, jalan ke mall, ke taman, nonton bioskop, main kerumahnya dan sebaliknya. Tibalah pada saat gua dan Ila melakukan hal yang seharusnya belum boleh dilakukan sama orang yang belum menikah.
Waktu itu sore hari gua selesai kuliah mata pelajaran energi konversi listrik, gua lagi duduk duduk bareng temen temen gua sehabis mata kuliah tersebut di halaman fakultas anak elektro. Dan tiba-tiba HP gua berdenting ada chat masuk dari Ila, dia minta gua untuk dateng kerumahnya buat temenin dia karena keluarga mereka harus keluar kota untuk acara keberangkatan Haji Kakek dan Nenek Ila dari bokapnya di Klaten. Ya udah tanpa berpikir panjang gua langsung gas aja cabut kerumah dia. Ya aktifitas kita biasa aja sampe sampe jam 20.30. Barulah gua sadar gua sudah capek, jadi gua minta pamit pulang. Tapi Ila minta gua temenin dia untuk menginap alesannya baru ada tetangganya yang meninggal 3 hari lalu. Oh iya!, kenapa Ila gak ikut keluarga nya, karena dia ada tugas riset untuk berkunjung kebeberapa gedung kedutaan besar negara Eropa yang ada di jakarta paginya. Ya udah aja gua iyain gua tidur diruang tamu. Dan dia dikamar bokap dan nyokapnya yang dibawah. Tidurlah kita di tempat terpisah. Gua coba memejamkan mata , tapi dibenak gua sebelum tidur juga selalu kepikiran buat melakukan hubungan sex dengan pasangan gua. Yah pasti ada aja rasa penasaran secara gua cowo normal 19 tahun. Semua hal-hal yang orang lakukan dalam berpacaran sudah semua di coba, cuma hal satu itu saja yang belum gua rasakan.
Sepertinya tuhan mendengar apa isi yang ada di benak kepala gua. Tiba-tiba gua merasa ada yang mendekat ke pipi gua dan mengelus kepala gua. Nafasnya terasa tidak teratur, gua coba untuk membuka mata dan berbalik ke arah angin yang gua rasakan di pipi gua.
Ila lagi mandangin gua dengan tatapan kosong dan ia tersenyum saat gua menoleh dan melihatnya.
Dan tiba-tiba dia langsung mengecup bibir gua dengan penuh nafsu, dan gua pun membalasnya. Tapi otak gua berpikir ini salah, ini gak seharusnya dilakukan, tapi gua juga pengen melakukan hal tersebut. Gua langsung dorong Ila menjauh dari gua, dan gua duduk di bangku sofa menatap dia. Ila tiba-tiba terisak dan mengeluarkan air mata, dia menanyakan kenapa gua menolaknya? Apa dia kurang cantik? Apa dia memang pacarnya apa bukan?
Gua berdiri dari sofa dan gua bangunkan Ila, dan kita duduk di sofa lalu gua jelaskan ke Ila. Gua gak akan terhasut oleh godaan setan gua minta Ila untuk sadar, jalan gua dan dia masih panjang. Tapi dia menyakinkan gua kalo dia benar-benar sayang sama gua. Kita gak bakal terpisah untuk kedepannya, itu malah membuat hubungan kita lebih kuat dari sebelumnya. Dan dia juga bilang pasti aman karena kita lakukan pake pengaman yang sudah dia siapkan jauh waktu. Ya sudah aja entah apa yang gua pikirkan akhirnya gua juga mengiyakan ajakan Ila dan kita melakukan hubungan tersebut.
Dan setelah 2 minggu kejadian itu Ila beri kabar gua kalo dia sudah telat datang bulan seminggu yang lalu. Gua minta Ila buat check dan suruh beli Test Pack dan akhirnya benar aja.
Dia Hamil, ternyata pengaman yang sudah disiapkan oleh Ila itu rusak.
Jadilah keluarga Ila ribut dateng kerumah gua dia meminta pertanggung jawaban. Ya sudah akirnya gua bertanggung jawab, tapi gua sempat babak belur di toyor sama bokapnya Ila dan kakanya Ila Rasya.
Setelah kejadian itu bokap gua kecewa sama gua, mamah gua juga kecewa namun tidak begitu lama sampai akhirnya Ila melahirkan anak kita berdua. Gua juga akhirnya berhenti kuliah saat Ara masih di dalam kandungan waktu usia kandungannya 6 bulan. Ila pun demikian.
Setelah Ara umur 2 tahun Ila mulai bekerja, karena dia fokus buat nabung untuk biaya kuliah kembali. Yang sempat terhenti setelah insiden itu terjadi.
Gua pun kerja sebagai Barista di salah satu kedai kopi yang terkenal yang berdiri sejak tahun 1971. Dan buat sekedar nambahin income, gua juga nyambi sebagai pengemudi ojek online.
Ila bekerja sebagai resepsionis di salah satu The Luxury 5 Stars Hotel yang ada di jakarta. Maklum bahasa inggris Ila lancar banget. Tapi lama kelamaan sifat Ila berubah, entah dari faktor apa dia bisa berubah seperti itu. Akhirnya gua sama Ila bercerai, Ila menikah dengan salah satu Pejabat yang sering meeting dan check-in di hotel tempat dia kerja.
Gua merasa di khianati oleh Ila, padahal dia yang menjerumuskan gua ke keadaan seperti sekarang ini. Tapi gua gak mau menyalahkan Ila, karena gua yakin ini sudah kehendak dan takdir yang diberikan Tuhan sama gua.
"Manusia hanya bisa berencana, tapi tuhan juga lah yang mentukan"
Gua gak boleh egois menyalahkan seseorang, toh gua juga bejat dia ajak ena-ena juga mau.
Urusan hak asu anak jatuh ketangan Ila seharusnya, tapi Ila minta gua buat membesarkan dan mendidik Ara. Dia cuma minta kalau gua jangan menjauhkan Ara dari dia, gua pun setuju. Akhirnya kita pisah ketika Ara baru mulai pandai bicara. Gua selalu ngasih pengertian ke Ara kalo mamanya sibuk kerja dan mamahnya sayang banget sama dia. Ila juga suka ngirimin uang jajan buat Ara yang jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit. Walaupun gua gak pernah secara langsung menyinggung dan ngomong langsung dengan Ila buat melakukan hal tersebut itu pure kemauan Ila sendiri.

My One & Only TransporterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang