Vanesha yang melihat ada Iqbaal disini membelalakkan matanya, sudah lama sekali ia tak bertemu Iqbaal.
Ia sudah sering mencoba menghubungi Iqbaal, namun tak ada balasan. Bahkan sepertinya Iqbaal memblockir semua sosmednya.
Meskipun Vanesha juga berulang kali menghubungi Iqbaal dengan akun baru, namun selalu saja Iqbaal memblockirnya kembali.Vanesha tersenyum, akhirnya kali ini ia dapat bertemu Iqbaal lagi. Iqbaal yang melihat Vanesha terlihat cuek, ia lebih memilih menyiapkan acara yang sebentar lagi akan dimulai.
Setelah semua tamu berdatangan, Iqbaal sebagai MC mulai membuka acara. Dimulai dari pembacaan doa, sambutan, acara inti, hingga penutup acara.
Vanesha menatap kagum Iqbaal yang terlihat berwibawa sebagai MC. Ia menyesal mengapa dulu ia menyelingkuhi lelaki ini dan lebih memilih Adi yang tak ada apa-apanya dibanding pesona Iqbaal.
Setelah acara selesai, para panitia mulai membereskan tempat tersebut, termasuk Iqbaal dan Vanesha. Vanesha berjalan mendekati Iqbaal yang sedang memunguti sampah.
Pluk.
Vanesha membuang kemasan air mineral pada kantung sampah yang Iqbaal pegang. Iqbaal menatap Vanesha sekilas, lalu kembali memunguti sampah-sampah yang berserakan.
“Kamu apa kabar Baal?” tanya Vanesha sembari membantu Iqbaal membereskan sampah.
“Baik” jawab Iqbaal cuek.
Vanesha menatap cincin yang melingkar di jari manis Iqbaal. Benar rupanya kabar bahwa Iqbaal telah menikah bersama perempuan yang ia temui di cafe beberapa bulan lalu. Vanesha menghembuskan nafasnya.“Denger-denger kamu udah nikah ya?” tanya Vanesha lagi.
“Ya begitulah” jawab Iqbaal tanpa menatap wajah Vanesha.
“Kamu… bahagia?” tanya Vanesha.
“Bahagia” jawab Iqbaal singkat.
“Emang kamu cinta sama istri kamu itu Baal?” ucap Vanesha. Iqbaal yang memunguti sampah segera menghentikan aksinya, lalu menatap Vanesha tajam.“Urusannya sama lo apa? Lo gaada kerjaan lain ya selain ngurusin rumah tangga orang lain?” ucap Iqbaal.
Aldi dan Kiki yang sedang melepaskan spanduk menatap Iqbaal dan Vanesha yang nampak berbincang-bincang. Semoga Iqbaal bisa mengambil tindakan yang tepat.“Aku cuman nanya Baal. Lagian, emangnya enak ya kuliah sambil nikah? Bukannya sulit? Dan lagi aku denger-denger, istri kamu lagi hamil. Baal, usia kita masih muda. Harusnya kamu masih seneng-seneng, bukannya terjebak dalam pernikahan itu. Mana bentar lagi udah mau punya anak. Harusnya kamu masih bisa bebas, tapi sekarang malah harus ngurusin istri sama calon anak kamu itu” ucap Vanesha.
Iqbaal terpaku. Sudah lama sekali ia tidak memikirkan hal tersebut, hal yang ia pikirkan ketika mengetahui (namakamu) hamil pertama kali. Iqbaal menerawang, memang benar.
Terkadang ia harus terbangun ditengah malam untuk mengurusi (namakamu) yang mual atau ngidam. Belum lagi kesibukannya sebagai mahasiswa semester akhir. Bagaimana jika nanti anaknya lahir, apa ia sudah siap dengan keadaan yang akan terjadi?
Vanesha tersenyum menatap Iqbaal yang membatu, sepertinya Iqbaal masih ragu. “Inilah kesempatan gue” batin Vanesha.
“Kenapa diam Baal? Bener kan ucapan aku, harusnya kamu sekarang masih bebas. Gak ngurusin hal ribet kayak gitu” ucap Vanesha.
Iqbaal tersadar, ia lalu berjalan menjauhi Vanesha, tak menanggapi ucapannya barusan. Vanesha tersenyum menatap kepergian Iqbaal.“Liat aja Baal, bentar lagi kamu bakal masuk perangkap aku” gumamnya kecil.
“Baal, ngobrolin apa lo sama Vanesha?” tanya Kiki.
“Bukan apa-apa Ki” jawab Iqbaal.
“Dia gak ngomong macem-macem kan Baal?” ucap Aldi khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake [COMPLETE]
RomanceBagaimana rasanya menikah karena kesalahpahaman? Padahal kalian baru kenal, cinta pun belum tumbuh. Terlebih, kalian masih kuliah. Hingga badai dalam rumah tangga pun datang. Kalian berpikir, bahwa pertemuan ini adalah sebuah kesalahan. Tapi, masihk...