“Jadi perlakuan lo selama ini palsu Baal? Lo cuman ngerasa kasian sama (namakamu)?” tanya Kiki.
Iqbaal terdiam, tak bisa menjawab.“Baal, jujur gue kecewa sama lo. (Namakamu) cantik, baik, sopan, juga pinter. Dan bisa-bisanya lo perlakuin dia kayak sampah. Terlebih lo terhasut sama mantan lo itu. Apa lo gak sadar? Bukan cuman lo yang jenuh Baal, (namakamu) juga pasti ngerasa jenuh. Tapi apa pernah lo liat dia ngeluh? Selama ini gue perhatiin (namakamu), dan dia terlihat bahagia dan selalu senyum. Walaupun gue tau, dalam batinnya dia pasti juga ngerasa capek. Tapi lo sebagai suaminya bahkan gak mengerti hal sesimpel itu!” geram Aldi.
Iqbaal membelakkan matanya menatap Aldi. Apa maksudnya ia selalu memperhatikan (namakamu)?
“Maksud lo apa selalu perhatiin (namakamu)?” tanya Iqbaal.
“Baal, jujur ya. Sebenernya gue punya rasa sama (namakamu). Gue mulai perhatiin dia sejak lo berdua kerumah gue buat ngetes adek gue kemaren. Tapi sayang, dia malah nikah sama lo. Bukan, dia terjebak sama manusia gak punya hati kayak lo. Selama ini gue diem, gue berusaha relain (namakamu) karena dia nikah sama sahabat gue. Tapi kalo keadaannya kayak gini, gue gak bisa diem dan relain (namakamu) Baal” ucap Aldi.
Kiki menatap kaget Aldi, ia tak menduga jika Aldi memiliki perasaan pada (namakamu). Wajah Iqbaal memerah, emosi mengusai dirinya.
Bugh.
Satu bogeman melayang di wajah Aldi, membuat bibirnya sedikit sobek. Aldi yang tersungkur tersenyum miring, ia bangkit lalu membalas pukulan Iqbaal.
Bugh.
Aldi memukul wajah Iqbaal serta menendang perutnya. Iqbaal terjatuh dan terbatuk. Mahasiswa lain yang sedang istirahat, seketika terbangun mendengar suara keributan. Kiki nampak panik.
“Lo harusnya mati Baal! Lo gak pantes jadi suami (namakamu)!” ucap Aldi. Iqbaal bangkit dan kembali melayangkan pukulan untuk Aldi.
“Ngomong apa lo?! (Namakamu) istri gue!” geram Iqbaal. Aldi memiringkan bibirnya.
“Istri? Lo cuman kasian sama (namakamu), lo gak cinta sama dia!” sinis Aldi.“Emm.. guys? Tenang dulu, jangan berantem. Gak enak entar ada warga yang liat” ucap Kiki menengahi. Iqbaal menatap Kiki sebentar lalu beranjak pergi, meninggalkan Kiki dan Aldi di pos.
“Udah, bubar bubar” ucap Kiki pada mahasiswa yang melihat kejadian barusan. Kiki lalu membantu Aldi untuk berdiri.***
Siang ini, (namakamu) kembali kerumah mertuanya. Keadaannya sudah sedikit tenang, meskipun hatinya masih terasa sakit.“(Nam), kalo ada apa-apa, hubungin kita ya?” ucap Steffi yang mengantarkan (namakamu) pulang. (Namakamu) mengangguk lalu melambaikan tangan pada Steffi dan Salsa.
“Eh menantu bunda udah pulang. Udah makan nak?” sambut Rike ketika melihat (namakamu) masuk.
“Udah bun. Yaudah (namakamu) permisi ke kamar dulu ya bun, yah, teh” pamit (namakamu) yang dibalas anggukan oleh kedua mertuanya. Ody memandang (namakamu) curiga.Bruk.
(Namakamu) merebahkan dirinya diatas kasur, pikirannya melayang memikirkan kejadian semalam. Ia lalu mengambil ponselnya di tas. Ah, kenapa ponselnya mati? Apa karena lowbat? Seingatnya kemarin baterai ponselnya masih memiliki cukup daya. Ia lalu menghidupkan ponselnya. Ah, bukan lowbat ternyata.
Tring.
Pesan masuk dari Iqbaal. (Namakamu) terdiam menatap notifikasi itu. Dengan ragu, ia membuka pesan itu.
“(Namakamu), aku minta maaf atas semua yang terjadi. Aku mohon kamu jangan terlalu pikirin ya? Aku gak mau kamu sakit. Dan aku juga mohon, tolong jangan terlalu percaya apa yang kamu denger. Tunggu aku pulang (nam), dan aku akan menjelaskan semuanya. Aku sayang kamu” pesan Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake [COMPLETE]
RomanceBagaimana rasanya menikah karena kesalahpahaman? Padahal kalian baru kenal, cinta pun belum tumbuh. Terlebih, kalian masih kuliah. Hingga badai dalam rumah tangga pun datang. Kalian berpikir, bahwa pertemuan ini adalah sebuah kesalahan. Tapi, masihk...