Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca.
=========================
Kamu hanya perlu meyakinkan diri kalau kamu sebenarnya peduli. Aku benar, kan?
Sudah dua hari lamanya Jennie tidak masuk kuliah. Hal itu membuat Lisa bertanya-tanya sekaligus menaruh rasa khawatir. Dua hari ini Lisa juga merasa bersalah karena sudah bersikap keterlaluan pada Jennie. Kata-kata yang diucapkannya pasti menyinggung perasaan Jennie karena membawa nama mendiang Lisa.
Saat dosen menjelaskan materi pelajaran, Lisa tidak fokus dan pikirannya hanya tertuju pada Jennie.
Aku harus minta maaf ke Jennie, gumamnya.
.
.
.Kelas sudah berakhir, Lisa buru-buru keluar dari kelasnya untuk menemui Rose ataupun Jisoo yang merupakan teman dekat Jennie. Yang dia tahu, Jennie dekat dengan keduanya karena sering terlihat bersama.
"Rose, Jisoo!" Lisa langsung memanggil keduanya saat dia bertemu dengan Rose dan Jisoo di sekitar koridor kampus.
Rose dan Jisoo sama-sama menoleh dan mengernyit heran karena mendapati Lisa yang memanggil keduanya.
Lisa langsung menghampiri mereka berdua. "Aku mau nanya sesuatu. Kalian tau gak Jennie ke mana? Kenapa dia gak masuk kuliah?"
"Peduli apa lo sama Jennie?" tanya Jisoo sinis. Rose menyiku lengan Jisoo agar Jisoo bersikap baik pada Lisa.
Lisa langsung tertunduk mendengar perkataan pedas Jisoo. Tentu Jisoo mengetahui masalah Lisa dan Jennie. Bahkan Jisoo juga tahu tentang pertengkaran mereka berdua karena Jennie yang menceritakannya.
"Maaf, aku—"
"Minta maafnya ke Jennie, bukan ke kita," sanggah Jisoo cepat.
"Kalian tau alamat rumah Jennie?. Aku mau ketemu sama dia." Bodohnya Lisa yang lupa alamat rumah Jennie, padahal dia pernah mengantarkan Jennie pulang ke rumahnya sewaktu insiden di mall.
Jisoo berdecih. "Bukannya lo risih ya kalau Jennie selalu deket-deket sama lo? Terus kenapa sekarang sok peduli?" Jisoo tidak henti-hentinya melemparkan perkataan pedasnya pada Lisa. Itu semua karena Jisoo tidak terima karena Lisa sudah menyakiti Jennie dengan perkataannya. Apa lagi Lisa membawa-bawa nama Lisa yang sudah tiada di depan Jennie. Menurut Jisoo itu sudah sangat keterlaluan. Lisa-teman mereka memang sudah meninggal, tapi Lisa yang baru-baru ini hadir di tengah-tengah mereka dengan wajah yang sangat mirip dengan Lisa tidak pantas mengucapkan hal itu.
"Iya aku salah, tapi izinin aku untuk ketemu sama Jennie dan minta maaf ke dia ...," lirih Lisa dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Jisoo menggeleng pelan. "Nikmati aja penyesalan lo. Chaeng, ayo pergi." Jisoo langsung menarik tangan Rose untuk menjauhi Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her ✔
Fanfic[SEQUEL MY LIFE FOR YOU] Aku melihatnya lagi. Dengan segala keteguhan hati, aku tersenyum kepadanya. Ini seperti mimpi bahwa dia benar-benar nyata ada di depanku. Segala kerinduan yang tawar di dalam dada membawaku dalam perasaan haru yang menyeruak...