1 | CEWEK BAR -BAR

14 5 0
                                    


Berawal dari 5 Tahun Yang lalu

"Satu kata memang tak sempat mewakili setiap rasa. Tapi satu laksana dapat mengartikan segalanya"

"Bangun woii, bangunnn !!!" Teriak seorang gadis tepat di depan telinga si korban.

Gadis itu rupanya sedang berusaha keras membangunkan seseorang yang masih nyaman tergulung dalam selimut tebal. Beragam makian terdengar berkicau di telinga laki - laki tersebut, namun tak membuatnya kunjung bangun juga. Gadis itu mulai merasakan lelah, terkhusus pada pita suaranya yang sedari tadi sibuk digunakan untuk meneriaki laki - laki itu.

Hingga keadaan membuatnya secara sadar memunculkan sebuah ide gila dalam otaknya. Dengan perlahan namun pasti gadis itu merayap keatas kasur, menyingkap selimut yang membalut tubuh laki - laki tersebut. Sepasang kaki penuh bulunya itu terpampang jelas dihadapannya. Gadis itu seraya tersenyum licik sembari mengarahkan jari jemari mungilnya menuju kearah sasaran dan dengan sekali hentakan mencabut secara paksa sesuatu dari sana.

"Akkhhhhh"
Laki - laki itu menjerit cukup kencang.

"Berhasil !"
Si pencabut bulu kemudian bergegas mengambil ancang - ancang untuk berlari sekencang mungkin menuju keluar kamar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya baku hantam.

"Larissaaaaa, awas lo ya !"

****

Gadis yang bernama lengkap Larissa kemala Anindita tengah terduduk rapi di salah satu kursi meja makan milik keluarga Daniel, gadis itu bersikap santai seolah tidak terjadi apa - apa, terlihat dari cara mengayunkan kakinya dibawah meja makan sambil sibuk menggeser - geser layar ponsel. Entah apa yang sedang ditunggu gadis itu, hingga kemunculan seseorang membuat perhatiannya teralihkan sejenak.

Larissa memandang penuh sebal kearah laki - laki yang sedang menuruni anak tangga itu, tidak lupa ia sipitkan juga matanya agar terlihat lebih menjiwai perannya.

"Adafa Elliot Daniel ! Lo udah lancang ngebuat gue sampek nunggu disini hampir setengah jam" Sahut gadis itu setelah Dafa mencapai anak tangga yang terakhir.

Dafa berjalan santai menuju kearahnya, tatapannya nampak biasa, berlagak seperti manusia tak berdosa. "Ngapain lo nyebut - nyebut nama lengkap gue hah ?" Timpalnya kemudian.

Dengan pedenya gadis itu mengangkat dagunya keatas. "Kenapa ? Masalah buat lo ?"

"Jelas ! Nama gue terlalu suci buat lo sebut - sebut" Balas Dafa dengan segala keegoannya.

"Idihh kepedean banget sih lo jadi manusia, nyesel gue pakek cara halus tadi, kenapa gak sekalian aja gue cabik - cabik tu mukak lo sampek bersih tadi ya" Nyinyir Larissa.

Dafa membelalakan kedua bola matanya tak percaya. "Apa ? Cara halus lo bilang ? Dasar cewek bar - bar, lo emang gak bisa bedain ya sakitnya nyabut bulu kaki sama bulu ketek hah ?"

"Oh sakit ya ? Sorry banget gue gak tahu, gak mau tahu juga sih lebih tepatnya haha. Larissa tertawa mengejek. Apa mungkin karna gue kebiasaan nguris kali ya bukannya nyabut kayak kata lo barusan ?. Lagian caranya udah sopan banget kok menurut gue, jadi lo gak pantes deh buat protes. Siapa suruh molor terusss !" Larissa sedikit menaikkan volume suaranya dipenghujung kata.

Dafa menggertakkan giginya, menahan kesal.
"Bener - bener lo ya Sa !"

"Apa ? Apa ? Mau ngajakin ribut ?" Tantang gadis itu sambil menaik - naikkan dagunya lagi ke atas .

Dafa menarik napasnya dalam - dalam lalu menghembuskannya keluar, mencoba untuk tetap tenang dengan mengubah mimik mukanya dalam sekejap, sehingga tampak datar, normal, dan tidak berekspresi sama sekali. Jujur tak ada waktu luang untuk meladeni gadis itu kali ini, yang ada pasti ujung - ujungnya akan memicu kebrutalan saja dan akan semakin mengulur waktunya.

TAKE ME HOME (New Rilis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang