"Ada kata yang memang sulit sekali bisa dimengerti, tapi jika sekalinya bisa kita akan terjerumus kedalamnya dan semakin banyak menggiring opini"
Keringat dingin mulai timbul disekitaran dahi Larissa, membayangkan jika sahabatnya itu bersungguh sungguh atas ucapannya barusan. Gadis itu mulai merutuki kebodohannya sendiri.
"Gimana ? Lo udah inget kan sekarang ? Atau masih lupa ?" Tanya Dafa sembari mengulum senyum melihat Larissa yang tampak gugup.
Larissa menggerakkan bola matanya keatas. "Gu,,gue masih gak inget tuh" Jawabnya terbata.
"Beneran gak inget atau sengaja dilupa - lupain nih ?"
"Beneran kok !" Ucapnya bohong.
"Yaudah, kalo masih mau bohong biar gue tambahin aja hukumannya" Pancing Dafa.
Larissa mendelik, "Ihh gak bisa gitu dong, main seenaknya aja ganti - ganti, kemarin kan perjanjiannya gak ada yang begituan..." Ceroscosnya.
Tak disangka Larissa yang sadar telah keceplosan langsung saja menutup mulutnya dengan cepat, betapa cerobohnya gadis itu hingga berkata sebelum berpikir panjang. Dafa lagi - lagi bisa menang darinya setelah tadi sengaja memancing Larissa. Laki - laki itu kini kembali mengulum senyum tak jelas.
"Kenak kan lo sekarang, makanya jangan berani bohong sama gue" Ledek Dafa.
Raut wajah Larissa berubah drastis menjadi cemberut, kakinya ia hentakkan ke tanah karna kesal.
"Yaudah, mau lo apa sekarang ?" Tanyanya ketus.
Dafa tersenyum licik, "Jalanin hukuman sesuai kesepakatan lah" Ujarnya singkat.
Larissa berdecak, "Emang hukumannya gak bisa ditawar apa ? Gue dari lahir jalannya pakek kaki. Sekarang mana bisa tetiba jalan pakek tangan" Keluhnya.
Dafa sengaja mengetukkan telunjuk jarinya pada dagu seolah sedang mempertimbangkan komentar gadis itu. "Hmm,,,Gimana ya ?"
"Tinggal diubah aja itu kesepakatannya, lo perhitungan banget sih sama sahabat sendiri" Gerutu gadis itu.
Tak ingin memperpanjang, Dafa akhirnya mengalah, "Yaudah gini aja deh, gue kasi hukuman yang paling ringan aja. Lo tinggal lap keringet gue, udah gitu aja" Katanya.
Jujur Larissa sedikit terkejut, tumben sekali Dafa cepat mengalah padanya. Tapi tunggu dulu Larissa harus memastikannya terlebih dahulu, sebelum Dafa menjebaknya lagi.
"Udah yakin lo tuh ? Nanti biar gue gak salah lagi" Tanyanya jutek.
"Iya. Bawel lo !"
Sekilas Larissa tampak tersenyum senang setelah mendengar pertanyaan tersebut, gadis itu lantas bergegas mengambil sapu tangannya dari dalam saku rok abu yang kemudian digunakan untuk mengelap wajah berkeringat milik Dafa. Gadis itu mengawalinya dari dahi terlebih dahulu kemudian berlanjut ke area hidung, pipi, dan sekitarnya. Larissa tampak mengusap penuh telaten ia pun dapat secara jelas meneliti setiap sisi wajah milik sahabatnya. Dirinya secara sadar mengakui bahwa Dafa memanglah tampan apalagi jika dilihat dari sudut terdekat seperti ini.
Kemiringan hidungnya begitu sempurna sampai bentukan mata dan alisnya pun juga sama sempurnanya, tak ada sedikitpun bagian yang gagal. Apalagi bibirnya, Larissa sampai tidak sadar telah memandanginya terlalu lama. Berukuran sedikit tebal dan berwarna merah segar, ohh sungguh ingin sekali rasanya mencicipinya. Ehh,,,tapi tunggu dulu, Larissa menggelengkan kepalanya cepat, apa yang sudah gadis itu pikirkan tadi. Bisa - bisanya ia jadi hilang kendali seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAKE ME HOME (New Rilis)
Fiksi RemajaSetiap persoalan akan selalu memiliki cara pemecahannya tersendiri, apalagi soal cinta yang terbilang bukan lagi menjadi permasalahan yang langka. Tapi bagi sebagian orang mungkin saja merasakan hal yang berbeda. Begitu pula yang dirasakan oleh Lari...