Happy reading ❤️
Baru empat hari pindah, Afkar sudah tidak masuk sekolah di karenakan sakit.
Sebelum berangkat sekolah, atas permintaan Ratna--Mamanya Vani, Vani singgah sebentar ke apartemen Afkar.
Sambil menenteng rantang di tangan kanan dan satu keranjang buah di tangan sebelah kiri, dia mengetuk pintu beberapa kali.
Lalu dari dalam, terdengar seorang berjalan mendekati pintu. Dan..
Cekleeek
Pintu terbuka, menampakkan sosok wanita yang sudah Vani kenal.
"Syindi? " Ujar Vani dengan mengerutkan keningnya.
" E.. Eh.. Iya kak. " Jawab nya kikuk.
" Afkarnya ada? " Tanya Vani.
" Ada kak, ada di dalem. Dia nggak bisa gerak, katanya badannya sakit semua. " Jelas Syindi sambil memberikan jalan untuk Vani masuk.
Sesampai nya Vani dikamar Afkar, dia langsung meletakkan titipan Mamanya di atas nakas.
" Vani? " Gumam Afkar.
" Eh? Lo udah bangun? " Ujar Vani sambil membantu Afkar duduk.
Afkar mengangguk." Ngapain lo kesini? " Tanya nya sambil tersenyum-senyum sendiri.
Vani memutar bola mata nya malas.
" Ck! Nggak usah GR! Gua cuma nganterin itu doang. Kata Mama, lo sakit." Ucap Vani ketus.Tiba-tiba Vani mendengar Afkar terbahak. "Idih, gila lu ya? Tiba-tiba ketawa. Nggak ada yang lucu!" Sewot Vani.
Vani pun segera bangkit dan menoleh ke arah Afkar yang masih menertawainya.
"Gue pamit! " Ketus Vani.
Tawa Afkar seketika terhenti dan wajahnya berubah menjadi sangat datar.
"Suapin gue dulu!" Ucap nya masih dengan wajah datar nya."Ogah ah! Gue mau berangkat sekolah! " Kata Vani sambil berlalu.
Ketika Vani hampir keluar dari kamar, langkah nya terhenti. Vani merasakan sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.
" Pliiiiss.. Suapin guee.. "Rengek Afkar yang sontak membuat Vani menoleh dan menatapnya.
" Afkaaar.. Gue mau berangkat sekolah. Lagian kan ada Syindi. Kenapa nggak minta suapin dia aja. "
" Pliiss.. " Lirih Afkar dengan memasang wajah memelas.
" Ck! Yaudah. Tapi, nggak pake lama!" Kata Vani mengalah. Dia berjalan memunggungi Afkar, menuju rantang yang terletak diatas nakas.
Vani kemudian melirik sebentar, mencari keberadaan Afkar yang ternyata sudah duduk manis dipinggiran tempat tidurnya dengan senyum merekah.
'Gembira amat kayanya. '
Ketika Vani menyuapi Afkar, suasana menjadi sunyi seketika. Hanya ada suara dentingan sendok dan bunyi jarum jam yang berputar, yang terdengar di apartemen itu.
' Ck, membosankan. '
Sesaat kemudian terdengar suara kursi bergeser. Vani dan Afkar langsung mengarahkan pandangan ke sumber suara.
' Syindi masih disini? ' Batin Vani.
"Hm Bang Dzaky, Syindi pulang dulu ya.. Ntar kalo butuh bantuan panggil aja. " ucap nya dengan senyuman penuh arti.
Vani metatap mata Syindi yang terlihat nanar.
" Ayo kak, Syindi duluan. " Ucap nya pada Vani. Kali ini tanpa senyuman. Bahkan dia membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR G
Teen FictionIni lapaknya orang yang suka nyusun puzzle. Buat yang penasaran silahkan di baca. . . . Jangan lupa votmend dan follow akun aku, oke ^^ Terimakasih ❤️❤️