DEAR G 04

24 11 10
                                    

Hai.. Welcom to my story 😊
Sebelum baca lebih lanjut, ada baiknya klik bintang nya dulu ya. Hehe 😁

Happy reading ❤️

______________________________________

Perpindahan Arkan kembali setelah empat tahun berada di Amerika, membuat nya harus kembali beraptasi dengan lingkungan sekitar.

Arkan memang bukanlah sosok yang mudah dekat dan bergaul dengan banyak orang seperti Afkar. Memang benar kata Shella (mama Arkan dan Afkar), jika mereka berdua terlihat seperti timur dan barat.

Sebenarnya Arkan sangat terpaksa kembali lagi ke Indonesia. Selain karena dia sangat malas beradaptasi kembali dengan lingkungan, dia juga tidak ingin bertemu dengan seseorang. Seorang wanita yang dia hindari meskipun dia tahu, dia sangat dan bahkan masih mencintainya hingga detik ini.

Bukan karena Arkan pengecut. Tapi dia rasa taqdir tidak akan pernah menyatukan mereka.

Banyak hal yang membuatnya harus
menjauhi wanita itu. Dan itu membuat mereka sakit jika harus bertemu kembali.

Wanita itu.. Meskipun dia tidak pernah mengatakan dia mencintai Arkan, tapi Arkan tahu. Arkan tahu dari tatapan hangat nya saat sedang menatap Arkan, cara dia menyikapi keras kepala Arkan, dan cara dia menjaga perasaan Arkan.

Semua terbukti. Bahkan saat Arkan berada di Amerika selama empat tahun, dia kerap menjauhi laki-laki yang ingin mendekati nya. Dengan alasan, dia belum bisa membuka hati kembali.

Bukan sekali, dua kali laki-laki mendekati nya. Dari ketua osis, wakil osis, kapten basket, bahkan sampai guru olahraga disekolah nya dan sederet laki-laki berjabat sudah mencoba membobol hatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Kenapa Arkan bisa tahu? Ya, karena walaupun Arkan berada sangat jauh, Arkan sudah menyiapkan tiga mata-mata di sekolahnya untuk bisa mengabarkan kepada Arkan keadaan wanita itu setiap saat.

Berlebihan? Ya, memang itu benar. Arkan sangat berlebihan jika bersangkutan dengan wanita itu.

Sampai akhirnya Shella menelepon dan menyuruh Arkan kembali ke Indonesia. Dengan alasan, Afkar ingin satu sekolah dengan Arkan. Mau tak mau, Arkan pun kembali menuruti permintaan mamanya. Entahlah, sangat sulit bagi Arkan menolak, jika permintaan itu bersangkutan dengan adiknya.

Setelah Arkan menyetujui permintaan mamanya, Afkar menelepon nya. Dan menceritakan dengan antusias pengalaman nya selama dua bulan ini di sekolah barunya. Dia kelewat riang. Tambah lagi saat dia menceritakan seorang wanita yang iya sukai sejak pertama kali iya datang disekolah itu.

Cinta pada pandangan pertama? Yah, mungkin seperti itu.

Saat Arkan tiba di Indonesia. Mama dan papanya langsung menjemput nya di bandara dan mengantarkan nya ke rumah sahabat mamanya.

Siapa sangka jika sahabat mamanya ternyata adalah Ratna. Oh tidak! Arkan sempat terkejut saat Ratna dan Herman menyambut kedatangan mereka. Tapi dengan cepat Arkan mengembalikan wajah datar nya.

Saat mereka di persilahkan masuk, mata Arkan mulai menjelajah ke setiap penjuru rumah itu.

Mereka pun di ajak ke ruang makan yang mejanya telah penuh dengan berbagai macam makanan.

Tapi tunggu, Arkan tidak melihat sosok wanita itu. Sampai akhirnya Arkan mendengar..

"Angga, coba jemput kakak kamu keatas! " Ujar Herman yang terlihat sedikit kesal.

"Enggak usah Om, biar Afkar aja yang ke atas." Sahut Afkar yang terlihat sudah berdiri. Dan Herman pun mengangguk.

1 menit..

2 menit..

3 menit..

Kaki Arkan jadi gatal ingin ikut menyusul ke atas. Selain karena Arkan merindukan sosok wanita itu, Arkan juga penasaran apa yang dilakukan Afkar bersamanya. Sampai harus memakan waktu selama ini. Katakan dia cemburu. Hah sepertinya memang begitu.

Tiba-tiba Arkan langsung teringat cerita Afkar yang menyukai seorang wanita di sekolah barunya. Apa yang dimaksud adalah wanita itu? Membayangkan nya saja sudah membuat rahang Arkan mengeras.

Semenjak dua bulan terakhir ini, Arkan memang lebih fokus mengurus surat perpindahan nya. Sehingga Arkan tidak mengetahui kabar terbaru tentang wanita itu.

Arkan langsung beranjak dari kursi yang dia duduki.

"Arkan, mau kemana? " Tanya Mamanya.

" Mau ke mobil sebentar ma. Ada yang ketinggalan. "Jawab nya sambil melangkah keluar ruangan.

Berlawan dengan ucapan nya. Kakinya malah menaiki anak tangga.

Setelah sampai di lantai dua, Arkan langsung bisa melihat sosok yang sangat dia rindukan. Tapi sepertinya wanita itu tidak menyadari keberadaan Arkan. Arkan pun berjalan mendekatinya, lalu sengaja menubruknya.

"Lo berdua ditunggu dibawah. " Ujar Arkan dingin. Tanpa sedikit pun menoleh ke arahnya.

*****

"Sayang, nanti kamu berangkat bareng Arkan yaa. Mama dan papa mau nganter Tante Shella ke bandara." Ujar Ratna pada anaknya.

"Hm? kan ada Angga ma. Vani biar berangkat sama Angga aja, kalo nggak ma.. "

" Angga sudah berangkat dari jam
06:25 yang lalu. Soal nya dia ada bimbel katanya. " Ucap Ratna sambil berlalu pergi--tanda bahwa tidak ada penolakan.

'Ck. '

Vani lalu kembali melanjut kan makan nya yang tidak lagi terasa di lidah nya. Setelah itu iya langsung bersiap-siap untuk berangkat.

" Kenapa gue gugup banget yak? Serasa bakal ketemu pak presiden aja, ih. " Dumel Vani lirih.

20 menit iya menghabis kan waktu nya di depan kaca. Menenangkan fikiran nya. Kemudian memakai sepatu nya.

" Vani sayaaang.. Ni Arkan nya udah dateng. "

" Iya ma, Vani turuun. " Sahut Vani sambil menuruni anak tangga.

Deg.

'Rasa ini? Kenapa harus kembali hadir? Senyum itu.. Senyuman yang sangat aku rindukan selama empat tahun ini.. '


" Hay " Sapa Arkan menyadarkan Vani dari lamunan nya.

" Eh? iya. Hay.. " Jawab Vani tersenyum kikuk.

"Udah siap?"

"Hm Iya-iya udah siap ni. " Kata Vani dengan senyuman mengembang.

" Ayok. "

Vani pun berjalan di belakang Arkan tanpa berani membuka mulut sedikit pun. 'Hehe gerogi gue'

Saat di mobil pun Vani hanya diam. Dia berusaha mengalihkan pikirannya ke handphone nya, yang sejak tadi malam tak iya hiraukan.

🌼🌼🌼

TBC

Salam hangat syiraastrella99

Malam senin, 26 Juli 2020

DEAR GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang