with you

292 13 3
                                    

Seorang pemuda membelai wajah wanitanya, ya gadis itu telah menjadi wanitanya beberapa menit yang lalu.

Si wanita tersenyum, dia semakin menggulung dirinya dengan selimut. Si wanita mencoba untuk tertidur kembali, tubuhnya terasa lelah.

“ aku akan membeli makanan untuk kita,” si pemuda melangkah hingga suara pintu terdengar untuk yang terakhir kalinya oleh si wanita karena ia sudah masuk ke alam mimpi.

****

Deringan terlfon mengusik tidur sepasang manusia itu. Aliana menggerakkan tubuhnya mengganti posisi. Kay membuka matanya, dia tersenyum memandangi wajah wanita yang paling di cintainya berada di pelukannnya. Kay melihat jam, dia tidak terkejut walau jam sudah menunjukkan angka 11, Kay mengeratkan kembali pelukannya mencoba kembali tertidur.

Aliana yang merasa sesak, perlahan-lahan membuka matanya, dia mengucek-ngucek matanya untuk mengambil kesadaran. Aliana terperanjat begitu melihat wajah Kay tepat di hadapannya. Pria itu tertidur damai, Aliana meneliti wajah pria itu, tidak ada yang berubah dari pria itu kecuali bibirnya yang tidak semerah dulu, mungkin akibat dari merokok?

Tangan Aliana terasa gatal ingin menjelajahi pahatan sempurna di hadapannya, tetapi Aliana tahan dia lebih memilih untuk mengangkat tangan yang berada di pinggangnya, melepas jerat yang semakin membuatnya nyaman.

Aliana mendudukkan dirinya, mengoptimalkan kesadarannya. Aliana ingin bangkit tetapi tangannya di tahan dan di tarik hingga tubuh Aliana tertidur kembali. Aliana memberikan tatapan datar, sementara Kay memberikan senyuman yang membuat kaum hawa histeris kecuali Aliana.

Kay mengangkat tubuh Aliana di atasnya, dia mengelus-ngelus punggung Aliana yang masih tertutup baju, Aliana menggeliat, dia tidak menyukai tindakan Kay dan reaksi tubuhnya. Kay semakin mengeratkan pelukannya, tangannya sudah mulai berani masuk kedalam baju Aliana. Aliana semakin was-was, dia mencoba bangkit tapi sia-sia karena kekuatannya tidak sebanding dengan Kay.

Aliana mengangkat kepalanya, memberikan Kay tatapan yang paling mematikan, tapi bukannya takut Kay malah terkekeh, dia mengecup bibir Aliana kilat.

Aliana mengangkat tangannya siap untuk menampar, tetapi di tahan Kay dan membalikkan posisi mereka sehingga Aliana berada di bawah. Kay menghirup aroma Aliana di ceruk lehernya, dia memberikan kecupan beberapa kali. Aliana semakin gelisah, dia tidak menampik rekasi tubuhnya. Suara jantung mereka terdengar satu sama lain.

“ lepas Kay, aku gak mau,” Aliana mendorong tubuh Kay menjauh. Kay menggeleng pelan dia menggesekkan hidungnya yang mancung di leher Aliana. Aliana berkeringat, reaksi tubuhnya semakin mejadi-jadi.

“ Kay aku mohon,” ucap Aliana memelas. Kay menggeleng lagi, dia mulai memberikan kiss Mark di leher Aliana.

“ Beb, aku menginginkan ini,” ucap Kay serak, dia mulai mengecup semua yang ada di tubuh Aliana. Aliana tidak bisa mengelak, tenaga pria itu tidak sebanding dengannya belum lagi reaksi tubuhnya yang berkhianat. Akhirnya di pagi yang menjelang siang ini, mereka melakukan itu, suara desahan mengisi kamar hotel itu.

****

Aliana terbangun, dia melirik jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, pantas saja perutnya sudah berbunyi meminta jatah. Aliana bangkit, badannya terasa pegal semua, dia berjalan pelan menuju toilet, memandangi tubuhnya di kaca, tidak ada yang tersisa, pria itu memberikan tanda di sekujur tubuh Aliana. Aliana mendesah lelah, dia mulai membenamkan dirinya di bathup, mungkin menghirup aroma terapi mampu membuat lelahnya berkurang.

Sementara itu, Kay masuk ke dalam kamar hotel, dia mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan istri tercintanya, tapi mendengar suara dari arah toilet, Kay tahu bahwa istrinya berada di dalam sana. Kay mengeluarkan senyum bangganya melihat ranjang mereka yang berantakan, dia memunguti baju mereka yang masih berserakan di lantai, merapikan ranjang agar tidak terlalu buruk untuk di pandang.

Setelah itu Kay duduk di sofa, dia menatap makanan yang mulai mendingin di atas meja, suara pintu toilet yang di buka terdengar di telinga Kay, fokusnya langsung ke pada Aliana yang mengenakan kimono di tubuhnya, Kay meneguk ludahnya, melihat itu saja sudah membuat tubuhnya bereaksi.

Aliana berjalan santai, dia duduk di sofa yang bersebrangan dengan Kay, tanpa di persilahkan Aliana melahap makanan yang kelihatan menggiurkan. Aliana makan tanpa memperdulikan Kay yang sedari tadi menatapnya, Aliana berperilaku seperti hanya dirinya sendiri yang berada di kamar hotel itu.

Aliana meneguk minumnya, dia telah selesai mengisi perutnya, dia membersihkan mulutnya dari sisa makanan, semua perlakuan Aliana itu tidak lupat dari tatapan Kay.

“ aku tidak memiliki baju,” ucap Aliana akhirnya, ternyata dia telah menyadari ada orang selain dirinya yang berada di ruangan itu. Kay mengelap mulutnya sebelum berbicara.

“ itu bajumu,” ucap Kay sambil melirik kantong belanjaan berwarna cokelat. Aliana berjalan ke dalam toilet sambil membawa kantong belanjaan itu.

Beberapa menit berselang, Aliana sudah mengenakan gaun yang pas di tubuhnya, gaun berwarna cream yang menambah kesan elegan untuk Aliana walau tanpa hiasan cantiknya Aliana bisa membuat siapa saja terpana.

Kay meneliti penampilan Aliana, dia tersenyum bangga, Kay melilitkan tangannya di pinggang Aliana membawa Aliana keluar dari hotel itu. Sebuah mobil hitam sudah terparkir di depan, Kay menuntun Aliana memasuki mobil yang di kendarai orang suruhannya.

Di dalam mobil Aliana hanya diam, tidak ada kata yang keluar dari bibirnya, saat Kay mengelus-elus rambutnya, Aliana hanya diam saja, tidak ada penolakan atau penerimaan dari ekspresinya.

“ Vi, kenapa kamu dari kemarin diam terus?” Tanya Kay bernada lembut, tangannya tidak berhenti mengelus rambut Aliana yang tergerai. Aliana melirik sebentar kemudian dia memutar bola matanya malas.

“ Vi, aku tidak suka ekspresi kamu kaya gitu.”

“ kamu mau suka atau tidak aku tidak peduli,” Aliana membuang mukanya menghadap jalanan, dia juga menjauhkan dirinya dari Kay.

“ Vi, kamu menggemaskan deh,” Kay mengelus pipi Aliana, tetapi dengan cepat Aliana tangkis.

Kay akhirnya menarik tangannya dari tubuh Aliana, dia mendesah frustasi, sangat sulit untuk menaklukkan hati Aliana, tapi Kay yakin dia bisa menaklukkan hati Aliana lagi.





Tbc

Hai haiiWelcome back to my story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai haii
Welcome back to my story

Vote, comment & share

Love or ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang