CIY | Ketakutan Yang Nyata

492 116 25
                                    

Eru membukakan pintu rumahnya untuk seseorang sebenarnya enggan dia suruh masuk, Aurista. Belum dia berkata untuk masuk cewek itu sudah menerobos masuk dengan santai.

Apa cewek itu tidak punya sopan santun? Baru pertama kali dirinya bertemu dengan seseorang yang kelakuannya seperti ini.

"Rumah lo kecil tapi nggak tau napa terasa nyaman. Oh iya keluarga lo mana? Oh, apa nih?!" Aurista berjalan mendekat menuju meja di mana di atasnya terdapat beberapa potret foto.

"Siapa anak kecil dalam foto ini? Lucu kali!"

"Adik gue."

Aurista mengikuti Eru masuk ke dalam ternyata mereka menuju dapur.

"Nggak ada air dingin bahkan cemilan apa pun." Eru menuangkan segelas air putih dari atas meja makan berukuran kecil.

"Santai aja."

Segera duduk di atas meja tanpa bersusah payah duduk di kursinya, Aurista meneguknya hingga habis.

"Napa lo hobi nyusahin gue? Harusnya tadi lo langsung pulang, tapi napa lo justru ikutin gue sampe sini?"

Mengingat kembali kejadian tadi saat di mana dia mengikuti Eru secara diam-diam. Tentu dia sudah membayar supir Papanya untuk tutup mulut dan berlalu pergi. Dirinya penasaran Eru tinggal di mana ini adalah pertama kali Aurista menikmati aksi dengan berjalan kaki. Hingga dia tidak sengaja menginjak bekas botol minuman dan Eru mengetahui kehadirannya.

Aurista tertawa, "Besok siapin diri ya, karna lo bakal cepat terkenal."

"Sayangnya gue nggak peduli. Tunggu di sini bentar, gue ganti baju lalu antar lo pulang."

Aurista menggeleng, "Masih mau di sini. Gue tetap aman karna ada lo." Beranjak berdiri mulai melihat isi rumah cowok itu.

Hanya ada ruang tamu, dapur, kamar mandi, toilet serta satu kamar tidur saja tapi anehnya Aurista merasa nyaman di sini. Kembali ke ruang tamu meraih foto di atas meja dia menjadi penasaran.

"Adik lo di mana?"

Eru meraih bingkai foto tersebut dari tangannya.

"Rasa ingin tau lo yang besar ini, justru makin nyulitkan gue."

Aurista tertawa lagi dengan santai dia berjalan masuk ke kamar cowok itu mengikutinya dari belakang. Eru yang kaget dan Aurista dengan cepat menutup pintu itu dari dalam.

"Keluar."

"Nggak mau, karna gue masih mau liat-liat, wah! Kamar lo rapi juga."

Matanya melihat ke lemari berisikan buku-buku Aurista berjalan mendekat. Hanya sesaat ketika kakinya justru tersandung dia terjatuh ke atas tempat tidur bersama dengan Eru di bawahnya.

"Eh?" Baru saja dia ingin beranjak bangun saat tubuhnya diputar kini dia di bawah kurungan Eru.

Deg deg deg.

Jantung Aurista berdebar kencang dan pernapasannya mulai terasa tidak normal.

"Ini akibatnya kalo lo bersikeras masih mau dalam nih kamar, sekalipun udah gue usir keluar."

"Elo mau perkosa gue ya? Asyik! Di persilahkan!"

"Apa?"

Aurista tersenyum merasa tubuh itu akan menjauh dia memeluk leher Eru lalu merapatkan tubuh mereka.

"Gue nggak pernah kayak gini. Bahkan saat pacaran gue nggak izinin mereka sentuh gue lebih, tapi dipikiran liar gue sekarang gue mau lo."

"Gila." Eru berusaha melepaskan tangan Aurista dari lehernya.

Crash Into You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang