CIY | Terasa Menyenangkan

608 129 20
                                    

Suasana kelas pagi ini terasa menegangkan, terlebih salah satu murid tampak terlihat santai saat semua terjadi karena kelakuan dirinya sendiri.

Salah satu guru yang mereka takuti sudah menunjukkan raut wajah tidak bersahabat, bahkan ketika memasuki kelas di jam pertama ini.

"Jawab saya Rista!"

Deg deg deg.

Jantung mereka seakan terdengar satu sama lain betapa sangat menegangkan berada dalam kelas dengan suasana seperti saat ini. Sedangkan Aurista berdiri santai di samping Delsa-guru killer mata pelajaran matematika.

"Kamu murid nakal Rista! Semua guru setiap harinya selalu membahas kenakalan kamu, tidak punya sopan santun, tidak ada takut-takutnya, catatan buku hitammu di ruang BP sudah hampir penuh, suka telat datang ke sekolah."

Aurista mulai mengantuk sebisa mungkin dia tetap terjaga.

"Tugas saya tidak kamu kerjakan, selalu dapat nilai di bawah tiga puluh, sering dihukum, mau kamu apa? Kamu hanya membanggakan prestasi kamu di cheerleader itu, yang kerjaannya hanya haha! Hihi! Heho!"

"Ibu salah pengertian, cheerleader itu adalah bakat, kemampuan yang tidak semua orang bisa lakuin —"

BRAK!

Seisi kelas terlonjak kaget pengecualian Aurista, bagaimana tidak sang guru memukul meja menggunakan penggaris besi.

"Kamu harus dihukum! Ambil bukumu! Catat soal yang saya kasih ini dan sebelum bel pulang sekolah bunyi, kamu sudah harus selesaikan jika tidak!"

"Jika tidak?"

"Kamu akan mendapatkan hukuman lebih dari ini! Sana ambil bukumu dan ingat untuk kalian semua. Siapa pun dari kalian ketahuan memberikan jawaban untuknya, saya tidak akan tinggal diam, mengerti?!"

"Mengerti Bu ..." Serentak mereka menjawab tentu dengan nada takut.

Berjalan malas menuju mejanya Aurista meraih buku dan pulpen. Cewek itu segera duduk di atas meja sambil menunggu sang guru selesai mencatat soal akan dia terima.

Saat matanya akan terlelap tiba-tiba saja telinganya di jewer Aurista mengaduh kesakitan.

"Biar apa duduk di atas meja, saat saya masih mengajar?!"

"Sengaja Bu aduh-duh! Sakit Bu lepas!"

Menyeretnya menuju meja guru Aurista mengusap telinganya dipastikan memerah.

"Tiga puluh soal!"

Suara mereka yang menahan napas terdengar sampai ke telinganya.

"Ingat! Sebelum bel pulang sekolah bunyi! Kamu sudah harus selesaikan!"

Masih dengan marah sang guru beranjak keluar karena jam dia mengajar telah habis.

"Sayang! Kamu nggak apa-apa?" Salah satu dari mereka berjalan mendekat mencoba melihat telinganya.

"Apaan sih lo! Sana pergi!"

"Rista gue bantu lo sebisa gue, sini bukunya." Ucap Michelle berjalan mendekat.

"Elo gila? Kalo lo bantu dia bisa-bisa kita semua kena imbasnya!" Teriak Fia.

"Dan biarin Rista nerima resikonya sendiri?! Dia nggak bisa matematika!" Michelle balas berteriak.

"Udah ya kesayangan gue tenang aja, gue bakal cari cara buat selesaikan nih soal. Sana lo duduk gue nggak akan masuk pelajaran selanjutnya, bye."

Aurista mencium pipi kanan Michelle dan berlalu keluar kelas dengan santai.

"Harusnya gue yang dicium!"

Crash Into You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang