"Bibi."
"Iya Non? Sudah mainnya? Tanggung Non! Ini Bibi lagi ambil apel yang banyak Non pasti kalah."
"Ih, bukan itu! Aku mau tanya Bibi sering bad mood nggak?"
"Sering kok Non biasa beli di warung depan. Bibi suka permen tangkai enak diemut-emut rasanya sih pasti suka yang manis."
Aurista melongo sebelum, "Ih! Bibi! Bukan itu maksud aku, astaga!"
Segera pause game dilayar televisi Aurista menatap serius.
"Maksud aku hari buruk gitu, ini aku lagi rasain sekarang."
"Bilang dong Non yang jelas Bibi mana ngerti sebutan seperti itu. Tidak Non jarang Bibi rasakan memang Non kenapa? Perasaan Bibi lihat hari ini Non tidak masuk sekolah, tapi justru jalan-jalan ke mal belanja banyak sampai lupa waktu. Dan ini kita lagi main game berdua sekarang jam lima sore."
"Gimana aku nggak bad day Bi? Liat aja di halaman ramai bodyguard Papa. Aku risih kalau mereka menuhin rumah ini!"
"Tapi mereka tahu aturan kok Non, buktinya berjaga di halaman depan saja."
"Tau, ah! Kesal juga ngomong sama Bibi!"
"Yah! Non! Bibi juga ikut disalahkan."
"Sayang?"
Terdengar suara Papanya memanggil dengan malas Aurista beranjak bangun.
"Bibi lanjut main aku nggak mau lagi."
"Asyik!"
Beranjak keluar kamar Aurista berjalan menghampiri Papanya.
"Sayang, kata Bibi kamu nggak masuk sekolah hari ini? Kenapa?"
"Malas Pa."
"Baiklah kamu lagi marah sama Papa?"
"Papa tau tapi masih tanya?"
"Mereka nggak akan ganggu kamu tapi justru sebaliknya, mereka akan jaga kamu."
"Pa?! Aku udah besar! Bukan anak kecil lagi!"
"Kamu anak Papa, umur berapa pun itu Papa akan tetap jaga kamu."
"Jangan bilang Papa benar mau lakukan itu? Para bodyguard bodoh Papa akan jaga aku lagi?! Aku bahkan udah turutin permintaan Papa untuk nggak pulang larut malam lagi! Tapi kenapa?"
"Ikut Papa ke bawah sekarang."
"Nggak mau!"
"Rista?"
Dia marah pada Papanya bertindak sesuka hati tanpa mau mendengarkan bagaimana perasaannya.
Mengikuti Papanya turun menuju ruang tamu, Aurista melihat para bodyguard berdiri di bawah tangga menunggu Papanya.
DEG!
Tiba-tiba saja jantungnya berdebar kencang, langkah kaki cewek itu terhenti saat memasuki ruang tamu. Arah pandang mata melihat seseorang sedang duduk kini mata itu menatapnya dalam raut wajah datar.
"Elo?!"
"Sayang mendekatlah duduk di samping Papa."
Tanpa mengubris perkataan Papanya, Aurista menatap horor pada seseorang yang duduk tenang itu.
"Ngapain lo di rumah gue?!"
"Baiklah jika kamu ingin berdiri di sana, Papa akan jelaskan secara perlahan."
"Papa kenal dia? Kok bisa?! Kenapa dia ada di sini Pa? Usir pergi sekarang!"
"Seperti yang Papa maksud kamu akan dijaga oleh seseorang, kali ini bukan dari bodyguard Papa tapi dia. Namanya Eruzra Rafardhan dan sangat kebetulan sekali, dia satu sekolah denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crash Into You [END]
عاطفيةThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== [ SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK BUKU ] "Cium gue!" "Apa?" "Iya! Gue min...