"Namanya Davin Ananta, kelas dua belas ips tiga. Ngga begitu aktif di organisasi, tapi dia aktif di ekskul futsal, dulu pas kelas sepuluh, dia satu-satunya anak kelas sepuluh yang masuk ke tim inti futsal cowok,"
Aku manggut-manggut mendengar penjelasan dari Fila, teman sekelasku yang pagi ini aku seret paksa menuju pinggir lapangan upacara, dimana pada pagi hari selain hari senin berubah fungsi menjadi tempat olahraga bagi seluruh kelas di SMA Bakti Mulya.
"Tapi Cel, kenapa kamu nanyain dia....? Suka ya sama dia...?"
Aku berjengit mendengar pertanyaan Fila barusan, "Suka...? Boro-boro, ketemu aja baru kemaren, itupun ngga sengaja," jawabku sambil mengingat-ngingat kejadian kemarin. Sialan, hanya dengan memikirkan kejadian kemarin saja membuat wajahku panas karena malu
"Ngga sengaja apa ngga sengaja hayo ngaku," goda Fila lagi
Aku tidak menanggapi godaan Fila dan segera membalik badan lalu berjalan menuju kelasku. Bukannya tidak sopan, tetapi secara tidak sengaja, mataku sempat bertemu dengan tatapan tajamnya, dan apalagi yang bisa aku lakukan selain pergi menjauh...? Melambaikan tanganku tinggi-tinggi dan menyerukan namanya...? Tidak, terima kasih.
"Yah Cel, masa iya gitu aja marah sih....., sensitif banget jadi orang," ujar Fila yang kini telah berada di sebelahku
"Siapa yang marah sih La...? Aku cuma mau masuk kelas aja, kan 5 menit lagi ada ulangan," ucapku memberi alasan, Fila hanya mengangguk mengerti dan duduk di sebelah kiriku,
"Tapi La, kok kamu bisa tahu tentang dia....? Lengkap banget lagi infonya," tanyaku masih dengan rasa penasaran
Fila memandangku keheranan, "Heloo princess ku yang cantik jelitaa, profilnya dia ada di majalah sekolah kita tahun ini, mankanya bacanya yang lengkap, jangan cuma baca kata pengantar dari ketua redaksinya aja," ujar Fila dikuti dengan tawa mengejek
Fila sialan..! Berani-beraninya dia mengungkit hal tersebut...!
"Pilaaa nyebelin nyebelin," teriakku pas di telinganya. Fila yang menjadi korban hanya bisa menutup telinganya rapat-rapat dan tersenyum minta maaf.
"Sayang ya, kamu ketemu dianya baru kemaren,"
"Iya sayang banget," jawabku dalam hati, aku ingin bertanya alasan Fila berucap demikian sebelum akhirnya bel panjang berbunyi dan membatalkan niatku.
***
"Celine........"
Celine tergagap mendengar lengkingan suara Keyra barusan,
"Lagi mikirin apa sih....? Dari tadi aku panggilin ngga nyaut-nyaut," Keyra mendengus sebal
Celine terdiam, apakah barusan ia melamun lagi...?. Bila benar ini benar-benar memalukan. Ia tidak tahu mengapa dirinya bisa sekacau ini. Sepertinya suasana kota Semarang membuatnya semakin mudah melamun dan menghadirkan memori masa lalunya.
Celine memijit pelipisnya pelan. Inilah salah satu alasan ia selalu menghindar untuk pulang ke Semarang, memilih lokasi kerja yang jauh dari kampung halamannya dan berusaha menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Karena ia tahu, begitu ia senggang dan sedang sendiri, ia akan menghabiskan waktu dengan melamun. Apa lagi kalau bukan tentang masa lalunya...?
"Maaf ya Key," ujar Celine pelan. Keyra memandangnya khawatir, seingatnya Celine masih bersemangat saat di stasiun tadi, tetapi Celine mendadak berubah sejak ia mengatakan tentang surprise yang ia dan Tio rencanakan. Sekarang, Keyra benar-benar menyesali tindakannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
RomanceBagi Celine Oktaviani, masa lalu bukanlah hal yang tabu untuk diungkit kembali. Selama empat tahun ia telah "hidup" bersama seseorang dari masa lalunya melalui mimpi. Mimpi-mimpi itulah yang menjadikan dirinya yakin bahwa seseorang dari masa lalunya...