Bab 4

199 8 1
                                    

"Dek kamu udah bangun....? Itu di rumah Keyra udah rame, sama Bunda disuruh kesana, bantu-bantu,"

Celine menggeliat pelan dalam tidurnya, kini dirasakannya pukulan ringan di kedua kakinya,

"Iya bang udah bangun kok, sana keluar," ucap Celine masih tetap dengan mata yang tertutup

"Bangun ngga....? Aku kasih pukulan yang lebih keras nih kalo ngga bangun,"

Setelah mendengar ancaman itu, sekarang Celine benar-benar bangun dan membuka matanya, sosok bang Radit yang berada di depan tempat tidurnya kini memenuhi pandangannya,

"Tuh udah bangun, udah melek juga nih, gih sana keluar cepet,"

"Nah gitu dong, yaudah aku keluar, ntar abis mandi langsung ke rumah Keyra aja, semua lagi ada disana,"

Celine mengangguk mengerti, setelah abangnya itu keluar, ia segera bergegas masuk ke kamar mandi. 

                                                                 ***

"Kamu beneran dateng......?" pekik Keyra tak percaya, ia segera mendekati lelaki itu dan memberikannya pelukan

"Kok cuma kamu doang yang nyambut, Tio mana....?"

"Alah, kamu nyari Tio apa nyari Celine...?" tebak Keyra langsung. Lelaki di hadapannya itu hanya tertawa dan tersipu malu, merasa bahwa tebakan Keyra tadi sangat tepat sasaran

"Dia belum dateng, tapi Bunda sama Ayahnya lagi ada di dalem, kalo Abangnya barusan pergi buat beli janur, masuk aja dulu, salaman sama calon mertua dulu baru ke anaknya ntar," goda Keyra. 

Sontak wajah lelaki itu bertambah merah, ia memang telah mengenal Keyra sejak SMA, dan rupanya temannya ini belum pernah berubah. Masih tetap ceplas-ceplos dan ceriwis. Mengingat hal itu, membuatnya menjadi sangat ingin bertemu dengan Celine, 

"Apa kamu juga ngga berubah Cel...?" gumamnya dalam hati

"Oh itu dia, tuh lagi nutup gerbang,"

Ucapan Keyra membuat lelaki itu kini berpaling ke ujung jalan. Memang benar, Celine sedang menutup pagar dan kini ia sedang menguncinya. Rambutnya yang setengah basah ia gerai seluruhnya, sembari gadis itu menyebrangi jalan, ia terus-terusan menundukkan pandangannya, menghalangi matahari yang ingin menyinari wajahnya. 

"Aku masuk dulu Key, jangan bilang apa-apa, kayanya aku belum siap kalo sekarang,"

Belum sempat Keyra mengucapkan sesuatu, lelaki itu telah melesat pergi ke dalam rumah

"Dasar penakut," 

"Siapa Key...?" 

Keyra tergagap, tidak menyangka bahwa Celine telah tiba di hadapannya, 

"Eh itu, sepupu ku yang masih sd, tadi ada capung lewat eh malah lari ketakutan, hahaha," ujar Keyra, ia tidak sepenuhnya berbohong, memang ada satu sepupunya yang ketakutan setengah mati dengan serangga jenis itu.

"Ohh, eh Bunda dimana....? Tadi sama bang Radit disuruh sarapan disini,"

"Ada di dalem, yuk masuk,aku juga belum sarapan sih," ujar Keyra sembari menyuruh Celine mengikutinya 

Keyra dan Celine telah berada di pintu utama ketika Keyra tersadar sesuatu, 

"Eh, mending lewat taman belakang aja yuk Cel, biar cepet," ucap Keyra sambil menggandeng tangan Celine. Tanpa banyak bertanya, Celine mengikuti Keyra dalam diam

Ada satu tatapan yang kini menatap nanar kedua gadis itu, terlebih ke gadis yang berjalan paling belakang. Ada satu denyut aneh dalam dadanya ketika melihat gadis itu secara langsung, rindu...? Mungkin iya, mengingat ia tidak pernah bertemu dengan gadis itu dalam jangka waktu yang lama. 

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang