Bab 8

133 7 0
                                    

Hai sebelumnya, makasih banyak buat vote dan view nya... ini ada video lagu yang aku dengerin pas bikin part akhir. Jadi, yang bisa muterin videonya, puter pas bagian akhir ya ;)

                                                                                              ***

"Siapa Davin....?"

Lenganku yang semula merasa kesakitan karena kekuatan dari cengkraman tangan Azka yang cukup kuat kini mulai kebas. Aku tak lagi peduli pada rasa sakitnya atau pada tajamnya kuku-kuku Azka yang rasanya akan merobek kebaya yang aku kenakan malam ini. Aku lebih khawatir akan apa yang berikutnya keluar dari mulut itu,

"Jawab aku Cel, dia siapa....? Cowok lain, heh....?" 

Kini Azka mendekatkan tubuhnya ke arahku, dengan pandangannya yang mulai berubah menjadi tajam dan suaranya yang penuh dengan nada tuntutan,

"Di...dia," bibirku gemetar, bukannya aku  takut untuk berbicara dan menjelaskan siapa Davin, tapi melihat tatapan menakutkan dari Azka yang baru aku temui hari ini seakan membuatku ciut dan kehilangan kata-kata

"Loh nak Azka....,"

Kami berdua kompak menoleh ke arah samping, tampak Ayah dan Bundaku yang sepertinya baru saja tiba, mereka berdua tampak terkejut melihat keberadaan Azka dan posisi kami saat ini.

Aku masih terdiam mematung. Rasanya benar-benar berharap bahwa saat ini aku bisa menghilang dan menghapus ingatan kedua orangtuaku. 
Azka tampak menguasai dirinya dengan cepat  dan menarik lenganku yang semula ia cengkram ke balik punggungnya, tatapan menakutkannya tiba-tiba berubah menjadi tatapan hangat khas dirinya,

"Malam Om, Tante, udah lama ngga ketemu," sapa Azka sopan sambil menurunkan sedikit kepalanya

"Kamu sudah kembali dari Prancis....?" kini suara Bunda terdengar lagi,

"Iya Tante, udah dari lima bulan yang lalu malah,"

Aku memandangi orang di sebelahku dan kedua orangtuaku bergantian. Kenapa diantara mereka tidak ada yang bertanya padaku....? Atau kenapa mereka tidak bertanya tentang kelakuan Azka yang jelas-jelas tadi tengah mencengkram lenganku...?

"Lima bulan yang lalu....? Tapi kok ngga pernah mampir ke rumah heh....?" tanya Ayah keheranan, Bunda yang mendengar pertanyaan Ayah mengangguk setuju. Seakan bila barusan Ayah tak bertanya, pasti saat ini Bunda yang bertanya pertanyaan itu

Aku semakin nelangsa. Ini yang mana anak yang mana orang lain sih...? gerutuku dalam hati 

"Maaf Om, masih sibuk ngurusin surat kepindahan sama ngurus kerjaan, jadinya ngga nyampe nyampe yang mau main," jawab Azka, perlahan tangannya yang masih menggenggam tanganku ia turunkan hingga tepat berada di antara kami berdua, seolah-olah ingin menunjukkan pada kedua orangtuaku apa yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggungnya.

"Jangan sibuk-sibuk lah, ambil waktu buat liburan, kamu kan baru lulus, nikmati dulu waktu luangmu, cari kerja itu gampang, apalagi yang lulusan luar negeri seperti kamu," komentar Ayah, Azka yang mendengarnya hanya menundukkan kepala sambil sesekali bergumam mengerti

"Tapi kok ini  udah ketemu sama Celine.....?" tanya Bunda seakan baru melihat kehadiran putrinya

"Hehe iya Tan, kebetulan ternyata kita berdua tadi jadi pasangan pengiring pengantin, mankanya pake baju gini. Saya ngga nyangka juga sih kalo bisa ketemu Celinenya disini,"

Aku menaikkan sebelah alisku sambil menatapnya kesal. Dasar pembohong....! Di depan orang tua lagi...! 

"Walaah, itu udah takdir namanya nak, jodoh itu jodoh," seru Bunda kegirangan, sedangkan Ayah di sebelahnya hanya ikut tertawa mendengar ucapan Bunda

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang