O1| hukuman pembawa keberuntungan

896 129 47
                                    

Bel sekolah sebenarnya udah berbunyi daritadi tapi nampaknya perkumpulan tidak jelas yang milih buat bersantai di gudang sekolah itu belum juga ingin menuju ke kelasnya masing-masing. Gudang ini biasa jadi tempat penyimpanan kursi atau meja yang udah gak bisa dipake lagi. Tapi justru karena itu malah dimanfaatin jadi tempat nongkrong dadakan.

"Seong, berangkat naik apa lu tadi?" tanya Jinhyuk memecah keheningan di ruangan itu sebab semua fokus pada ponsel pintarnya masing-masing.

Yang disebut namanya mengangkat sebelah alisnya, matanya masih fokus pada layar ponsel yang sudah dimiringkan. "Mobil."

"Nanti nitip gitar gue, ya. Gue hari ini mau pulang bareng Wooseok." pinta Jinhyuk kemudian dilihatnya Yunseong mengangguk sekilas.

"Lo lagian kenapa gak bawa mobil aja sih?" tanya Hangyul

Jinhyuk mengulas senyum miring. "Bocah kayak lo mana tau enaknya naik motor, boncengan sama doi terus pas lampu merah sambil nunggu malah ngusap-ngusap dengkulnya. Lo juga mana tau gemesnya pacaran di atas motor sampe pas dia ngomong gue pura-pura gak denger jadi makin nempel deh kita."

"Bangsat! itu mah lo nya aja yang mesum." cibir Seungyoun

"Bukan mesum tapi pintar memanfaatkan keadaan supaya setiap waktu selalu bisa dipake buat berpacaran." setelahnya Jinhyuk dilempar kuaci yang berserakan.

Salah satu dari mereka merapihkan seragamnya sebentar, menyimpan ponselnya di dalam saku blazer sekolahnya. Sepertinya dia jadi yang pertama punya niat baik duluan, iya, balik ke kelas lebih awal.

"Gue ke kelas duluan." tukas Yunseong masih dengan wajah datarnya yang abadi.

"Gue juga ke kelas duluan deh, bang. Niatnya mau bolos jam pertama tapi pacar gue berisik banget." timpal Junho dan balasan dari yang lain hanya mengangguk lagipula mereka nanti juga pasti akan bertemu di kantin atau malah di tempat ini lagi.

Yunseong dan Junho jalan beriringan. Keduanya memang dekat, mereka adalah sepupu. Ayah Yunseong adalah kakaknya ibu Junho. Kendati demikian justru kalau sudah dipersatukan malah jadi senyap. Dua-duanya memiliki kepribadian yang cukup sama yaitu pendiam. Yunseong berlalu lebih dulu menuju tangga yang diperuntukkan untuk murid-murid kelas 11 yang berada di lantai dua. Sedangkan Junho tetap berjalan lurus menuju kelasnya yang ada di lantai bawah. Lain lagi dengan kelas 12 yang gedungnya terpisah, lantai atas untuk kelas dan dibawahnya diperuntukkan untuk ruangan masing-masing ekstrakurikuler, UKS, dan lain-lain.

Sebelah tangannya dimasukkan kedalam saku celana, ekspresinya tidak berubah, langkah kakinya seakan menggema di lorong yang sepi karena semua kelas sudah siap pada pelajarannya. Yunseong tidak terlihat panik ataupun cemas dengan santai ia membuka pintu belakang kelasnya.

Guru di depan sana sontak berhenti kemudian menghela napas jengah. "Hwang Yunseong, seperti biasa lari dua puluh lima putaran di lapangan." ujarnya tajam.

Apa yang dapat diharapkan? Yunseong yang dapat lolos kemudian tertidur saat jam pelajaran? tidak mungkin. Jelas ini sekolah, tujuan utamanya adalah belajar tanpa terkecuali sekalipun itu Hwang Yunseong si anak dari pemilik Djarum Group.

Lalu kalau sudah jelas konsekuensinya kenapa Yunseong lebih memilih masuk ketimbang tetap di gudang?

Jawabannya adalah agar dia tetap diabsen daripada tidak ada keterangan sama sekali. Bisa mati muda ibunya jika tau Yunseong tidak naik kelas padahal setiap hari dengan yakin sang ibu melihat anaknya yang selalu menggendong tas sekolahnya.

____


"Ck. gue udah kurus, kalo setiap hari disuruh lari terus bisa-bisa makin seksi gue. Langsing, body goals, habis itu masuk deh gue ke gengnya Yeji." dumel Yunseong sambil tetap berkeliling lapangan dengan malas, tadinya mau bohong seperti biasa tapi ternyata akal-akalannya itu sudah ketauan jadi Bu Yoona nitah si ketua kelas buat ngawasin Yunseong.

Menantu Untuk Bunda | hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang