Daniel tidak melepaskan sorotannya pada pemuda di hadapannya ini, matanya naik-turun memperhatikan penuh intimidasi pada lelaki yang tadi mengetuk pintu rumahnya. Ia sudah menduga siapa yang akan datang, pasti teman atau entah pacar anaknya itu.
Tapi apa-apaan?
Pemuda ini dengan tidak tau malunya malah memasang wajah datar-datar saja seakan tidak terusik sama sekali dengan tatapan Daniel yang mengintimidasi. Daniel saat dalam mode sangar memang menyeramkan, sama seperti saat ia mode serius jika sedang berada di ruang operasi.
"Om, saya Hwang Yunseong. Sekarang masih temannya Minhee nggak tau pulang nanti bakalan berganti atau enggak." ia kemudian membunguk kecil, memberi gestur hormat sebentar. "Anaknya mau saya ajak main hari ini, om."
Mata sipit Daniel semakin menyipit. "Tiba-tiba banget, memangnya kamu yakin saya ini betulan ayah Minhee?"
"Mirip."
Sumpah, Daniel ingin sekali menjitak bocah ini yang malah membalas singkat tanpa beban. Beda jauh dengan dia yang dulu ketar-ketir saat pertama kali datang ke rumah Sowon sewaktu jaman pacaran dulu.
"Aku pamit, Pah." Minhee menyela dari belakang dan seakan bukan masalah rumit untuk melewati tubuh besar ayahnya yang menghalangi pintu.
Baru saja Yunseong hendak membuka mulut lagi namun harus tertahan karena ia keburu ditarik Minhee sampai keluar pagar. Mobilnya terparkir di depan pagar, kali ini membawa mobil mini cooper dengan warna putih mendominasi dan hitam sebagai pelengkap.
Tanpa perlu reka adegan seperti acara drama, Minhee langsung masuk saja ke dalam mobil Yunseong diikuti si eumpunya.
"Mau kemana, kak?" tanya Minhee memecah keheningan sejak Yunseong menyalakan mesin dan mulai keluar dari area komplek Minhee.
"Kamu ada tempat yang mau dituju?"
"Enggak sih."
"Ya udah berarti ke tujuan aku aja. Niatnya cuma mau keliling Jakarta, nanti sambil jalan baru deh milih mau berhenti dimana." sahut Yunseong masih fokus memandang ke depan.
Minhee mengangguk saja. Ia suka juga dengan konsep yang Yunseong pikirkan. Kadang, sesuatu yang direncakan suka tidak sesuai jadi ia lebih suka hal-hal yang penuh spontanitas.
"Mau ke taman kamu?" tiba-tiba Yunseong melontarkan pertanyaan.
"Hah?" tentu saja Minhee bingung dengan apa yang dimaksud lelaki di sebelahnya ini.
"Taman Minhee Indonesia Indah."
"Pfffttt!" sontak ia menahan tawa, kejutan lagi bahwa Yunseong ini ternyata sosok yang suka bercanda. "Ehㅡ ngomong-ngomong soal taman mau ke taman menteng aja, kak."
"Lho, ngapain? di sana gak ada apa-apa."
"Mau hunting foto aja habis itu terserah deh mau kemana lagi." jawabnya enteng.
"Terserah itu bukan jawaban, dek," gumam Yunseong.
Minhee tidak membalas lagi ia malah salah fokus pada satu bungkusan kotak yang ada di atas dashboard mobil kakak kelasnya.
"Kayak tau nih logo rotinya." cicitnya sambil memegang kotak itu.
Yunseong melirik. "Oh iya, tadi beli di toko Dongyun. Makan aja, dek, sengaja beli buat kamu."
Matanya lantas langsung berbinar. "Wah! Makasih banyak, kak. Aku suka banget sama roti buatan mama Dongyun."
Ia membuka kotak tersebut, mengambil salah satu roti yang menjadi kesukaannya. Korean cream cheese garlic bread buatan mama Dongyun itu juara!
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu Untuk Bunda | hwangmini
Fanfictionft. hwang yunseong x kang minhee __ Hwang Yunseong si cuek yang kelewat datar. Tidak pernah menunjukkan ketertarikan pada siapapun. Namun, siapa sangka kalau kena hukuman hari itu malah membawa keberuntungan. "Tuhan, apakah ini menantu untuk bunda?"...