Baru saja anak-anak kelas 10 ipa 1 ingin bernapas lega sebab guru olahraganya izin pamit lebih dulu. Tapi nyatanya mereka malah harus dihadapkan dengan Hwang Yunseong dan para teman-temannya yang menyebalkan sekali tingkah usilnya.
Memang Yunseong tadi bilang jika dia tidak bisa diberi tanggung jawab sebesar itu seorang diri, pak Donghae pun menyetujui untuk menyuruh siapapun yang dapat membantu lalu jadilah Seungyoun memanggil para anggota sekte sesatnya untuk ikut lagipula sudah jelas pak Donghae kenal mereka karena anak didiknya di ekskul futsal.
"YAK KITA PEMANASAN DULU YA ADIK-ADIK!" seru Seungyoun
"Satu, dua, tiga, empat ... lima, enam, tujuh, delapan." Hangyul menyahut sambil berhitung.
Mereka semua mengikuti gerakan Seungyoun yang memimpin pemanasan sebelum mulai olahraga. Semangat sekali, tidak ada habis-habisnya memang energi pemuda itu lain lagi dengan Yunseong yang tidak ikut namun tetap konsisten pada tujuan awal yaitu mengawasi.
"Gerak, dek, gerak." tegurnya saat melihat adik kelasnya tampak seperti malas-malasan mengikuti gerakan.
"Hehehe, dimaklumi aja ya kak. Si Minhee emang mageran." malah Eunsang yang menjelaskan tapi Minhee masih tetap dengan wajah malasnya.
Yunseong tersenyum sekilas, ia beralih pada adik sepupunya yang gerakannya tampak kaku. "Goblok." bisiknya pada Junho lalu berjalan dengan santai ke barisan depan lagi.
Mana peduli dia dengan umpatan pelan Junho.
Yunseong itu datar, cuek, tapi usil sekali. Teman-temannya juga tau soal seberapa isengnya anak itu. Ada saja yang akan ia lakukan untuk membuat kesal. Mereka juga tau kalau sasaran abadinya adalah kakaknya yaitu Joochan.
"Dek, jadi kalau main voli itu sih yang penting gak usah lebay aja. Tangan sakit, merah, atau pulang-pulang keseleo juga biasa." ucap Jinhyuk dengan enteng.
Ia menjelaskan santai padahal ia juga sebenarnya tidak begitu paham dengan permainan bola voli karena selama ini dia hanya fokus bermain sepak bola namun apa daya tadi tiba-tiba dia sudah ditarik Seungyoun keluar kelas diiming-imingi dapat bolos pelajaran matematika.
"Dek, mau kemana kamu?"
Minhee menoleh pada seseorang yang baru menegurnya saat diam-diam dia melipir akan beranjak dari lapangan. "M-mau ke toilet, kak!"
"Yakin?"
"Emangnya mukaku gak meyakinkan?"
Yunseong terkekeh kecil. "Mukamu manis manis aja sih, tapi tingkahmu yang enggak meyakinkan."
"Hehehe,"
"Nanti ya perginya kalo udah selesai setor nilai ke bang Jinhyuk."
"Aduh ... males banget." gumam Minhee tapi tetap melangkahkan kakinya menghampiri Jinhyuk dengan Hangyul disamping yang sudah memegang absen. "Kak, aku mau ambil nilai."
"Okeㅡ siap ya manisnya Yunseong." gurau Jinhyuk kemudian memberi Minhee bola voli.
Tanpa butuh waktu lama buru-buru Minhee melakukan teknik servis, tidak mengeluarkan banyak tenaga yang penting ia dapat nilai. "Kalau udah selesai boleh ke kelas, kak?"
"Boleh dooong!" Seungyoun membalas.
______
Minhee langsung menelungkupkan wajahnya di meja setelah sampai di kelas. Ia juga tidak sendirian di sana, sudah ada yang lain juga walaupun sedikit.
"Eh Min! Habis olahraga ada pelajaran fisika, liat pr dong..." pinta Ahn Yujin teman sekelasnya.
Minhee menghela napas lalu mengeluarkan buku dari tasnya. "Lain kali kerjain sendiri, gue nggak suka dicontekin terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu Untuk Bunda | hwangmini
Fiksi Penggemarft. hwang yunseong x kang minhee __ Hwang Yunseong si cuek yang kelewat datar. Tidak pernah menunjukkan ketertarikan pada siapapun. Namun, siapa sangka kalau kena hukuman hari itu malah membawa keberuntungan. "Tuhan, apakah ini menantu untuk bunda?"...