O3| whatsapp

609 106 28
                                    

Pagi ini, tampak membosankan seperti biasa. Sembari melangkahkan tungkai jenjangnya, Kang Minhee berulang kali memainkan ekspresi wajahnya. Dari mulai memajukan bibirnya, tersenyum panjang hingga pipinya terasa ditarik, kemudian mengehela napas dan menampilkan wajah datarnya lagi.

Tiba-tiba ia hampir saja kehilangan keseimbangan karena dirangkul oleh sahabatnya yaitu Eunsang yang sudah tertawa menggemaskan. Minhee menoyor pelan kepala Eunsang saat rangkulannya terlepas.

"Bikin kaget aja, tau nggak?" Minhee mendecih.

"Tau! Gue sengaja soalnya."

"Emang sehari aja gak bangsat, gak tenang kayaknya lo."

Mereka akhirnya sampai di kelas lalu duduk di meja masing-masing. Teman sebangku Minhee itu Eunsang. Sedangkan Dongyun berada di kelas IPA 3 dan Dongpyo berada di kelas IPS 2.

"Eh, Min, hari ini ada daftar osis. Lo mau ikut osis nggak?" tanya Eunsang menoleh ke sebelahnya.

Minhee menggeleng singkat. "Enggak, deh. Ribet jadi osis, sibuk mulu. Gak bakal bisa rebahan lagian gue anaknya mageran."

"Lo belum nentuin juga mau masuk ekskul mana?"

"Gue masuk english club aja. Enak ruangannya ber-AC terus cuma disuruh duduk sama jawab pertanyaan doang. Males kalo yang lain panas-panasan apalagi kalo bikin capek."

"Dih, tulang lunak emang lo. Hari ini katanya ada anak futsal yang mau keliling kelas deh buat ngedata siapa yang mau daftar ultras."

"Apaan ultras?"

"Kurang paham, sih. Cuma kayak supporter gitu biasa ngedukung anak futsal yang tanding sama sekolah lain."

Memang kalau soal info sekolah, Eunsang adalah gudangnya informasi, lain lagi dengan Dongpyo yang gudangnya gosipan sekolah, sedangkan Dongyun adalah informan terpercaya tentang para kakak kelas. Jelas saja, pacar Dongyun itu rupanya juga masuk ke squad para anak-anak populer semenjak berteman dengan Cha Junho yang punya banyak koneksi.

"Rajin banget jadi supporter aja perlu ngedaftar."

"Iya 'kan. Gue sih tau kalo mereka paling juga mau sekalian caper sama dekel lagian nanti jam ke-empat habis istirahat bakal free class."

Minhee mengangkat sebelah alisnya. "Lo minat?"

"Mungkin iya atau mungkin juga enggak." Eunsang berucap enteng sembari mengeluarkan buku-buku mata pelajaran pertama dan merapihkannya di atas meja.

"Kenapa?"

"Kalo ada yang ganteng, gas!" kemudian tawa Eunsang terdengar membuat Minhee semakin menampilkan raut sebal.

______


Jam istirahat kali ini Minhee tidak ke kantin, ia membawa bekal. Bukan ibunya yang menyiapkan melainkan dirinya sendiri. Mana mungkin kedua orang tuanya yang super sibuk bisa ada waktu untuk membuat sarapan, kadang Minhee khawatir pada mereka karena selalu melewatkan sarapan. Hari ini pagi-pagi sekali ayahnya dan ibunya sama-sama ada jadwal operasi.

Minhee ingin menangis saja. Pengorbanan kedua orang tuanya itu sangat besar agar Minhee bisa bersekolah dan hidup dengan layak. Karena saat sudah sebesar ini yang Minhee butuhkan bukan lagi hanya sebatas kasih sayang tapi juga tuntutan yang nyata, ia jelas butuh uang.

"Kok beli susu pisang doang?"

"Hehe, lagi gak pengen makan." balas Eunsang sembari menyesap susu pisang dalam kemasan.

Menantu Untuk Bunda | hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang