the other side

406 65 9
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam waktu New York namun kedua sepasang manusia yang baru beberapa jam yang lalu telah resmi menikah kini tengah sibuk menyambut para tamu yang berdatangan di pesta pernikahan mereka berdua, ya sepasang manusia itu adalah Iqbaal dan (Namakamu) yang sudah resmi menjadi sepasang suami istri.

Genggaman halus dari tangan mungil yang kini sudah terpasang cincin pernikahan membuat Iqbaal tersenyum bangga, bangga karena dia sudah sepenuh nya memiliki wanita cantik bermata biru di sampingnya ini.

"kau lelah sayang?" bisiknya tepat di telinga sang istri, tangannya membalas tautan tangan mungil sang istri.

"sangat, kaki ku pegal sekali" rengekan manja (Namakamu) membuat Iqbaal terkekeh gemas dan tidak tahan untuk mencium gemas pipi tirus sang istri, dan tentu nya perlakuannya itu sukses membuat (Namakamu) merona malu.

"ingin ke kamar kita sayang?" kalimat penekanan yang di ucapkan oleh Iqbaal lagi-lagi membuat (Namakamu) merona malu, bahkan kini wajah cantik nya sudah terbenam di dada bidang Iqbaal.

"jangan seperti itu aku malu" dan untuk kesekian kalinya Iqbaal berhasil di buat terkekeh oleh kelakuan polos sang istri, dan dirinya sangat amat beruntung karena telah mendapatkan wanita seperti (Namakamu) sebagai istrinya, jujur saja dulu sebelum bertemu dengan (Namakamu) dirinya adalah pria yang tidak suka berkomitme, bahkan untuk mengencani wanita saja dirinya sangat enggan, baginya semua wanita yang di temui nya itu hanya untuk dijadikan pemuas nafsunya saja, namun anehnya di hari pertama ketika dia sudah bertemu dengan (Namakamu) rasa ingin memiliki, menjaga dan melindungi muncul begitu saja, dan jadilah dirinya yang dengan mantap mendatangi kedua orang tua (Namakamu) dan meminta izin untuk menikahi wanita bermata biru tersebut.

"istriku sangat menggemaskan sekali" dengan gemas Iqbaal merunduk untuk mengecup hidung mancung sang istri, yang tentunya membuat (Namakamu) bertambah malu, mengabaikan fakta bahwa saat ini mereka sudah menjadi bahan tontonan para tamu, yang terpenting saat ini adalah mereka berdua sudah resmi dan tandanya Iqbaal bebas melakukan apapun pada istri cantiknya di mana pun mereka berada.

"ck, kurasa kalian harus segera pergi ke kamar, tiba-tiba mata ku sakit melihat kalian bermesraan di sini" sindiran dari arah belakang mereka membuat keduanya menoleh secara bersamaan, dan tepat di belakang mereka terdapat sosok wanita cantik tengah tersenyum menatap keduanya, dia Laurie anak tertua dari keluarga Sanderson.

"kakak, kau dari mana saja? Kenapa tidak datang menemuiku dulu saat di ruang make up!" protes (Namakamu) sebal karena sang kakak tertua baru memunculkan dirinya saat ini.

Dekapan nya terhadap Iqbaal dia lepaskan untuk menghampiri Laurie.

"maafkan kakak cantik mu ini sayang, aku tadi harus menemui seseorang terlebih dahulu, dan dia sangat berarti bagiku"

"apa lebih berarti dia dibanding aku?" tanya (Namakamu) kesal, dia cemburu pada seseorang yang kata kakak nya sangat berarti itu.

"kalian berdua sangat berarti bagiku" jawab Laurie disertai senyuman kecilnya, tangan kanannya terangkat untuk mengusap sayang rambut sang adik yang nampak sempurna malam ini.

"jadilah istri yang baik, jangan menyusahkan suami mu dengan sifat kekanakan mu, jika kau ingin mengeluh, keluhkan lah semua masalahmu pada suami mu, aku dan Ren, dan jika kau lelah ingatlah kenangan manismu dengan suami mu, sahabat mu dan juga keluarga kita, kami semua akan selalu ada untukmu sayang" lanjut Laurie manik mata biru nya mulai berkaca-kaca begitu pula manik mata biru milik (Namakamu), maka dengan perasaan campur aduk (Namakamu) menerjang tubuh sang kakak dengan dekapan eratnya, mencoba memberitahu pada sang kakak tentang rasa sayangnya yang begitu besar, begitupun sebaliknya.

"aku menyayangimu kak, sangat sayang sekali" bisik (Namakamu) parau.

"aku lebih menyayangi mu cantik, sekarang... Bisakan kau lepas pelukanmu dulu, aku ingin berbicara pada suami mu" dengan enggan akhirnya (Namakamu) melepaskan pelukan eratnya terhadap Laurie, sementara Iqbaal yang merasa terpanggil segera berdiri di samping (Namakamu) dengan tangan yang senantiasa memeluk pinggang ramping istri cantiknya itu.

Captain Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang