Lingerie!

3.5K 297 19
                                    

Suasana bahagia kini menyelimuti hati (Namakamu) ketika menatap pria tampan di sampingnya yang sedang sibuk menyetir mobil, jangan di tanya seberapa bahagia nya ia ketika mengetahui bahwa yang menjemput nya itu adalah pria yang sangat dirindukan nya sejak lama, dan melihat kalau sekarang pria tampan yang berada di samping nya itu sunggu nyata, membuat dirinya ingin sekali terus-terusan memeluk pria tampan di sebelah nya itu.

"yatuhan, berhentilah menatap ku seolah-olah aku ini adalah makanan kesukaan mu" suara pria tampan di sampingnya tetap tidak membuat (Namakamu) mengalihkan pandangannya dari wajah tampan pria yang amat sangat dirindukannya itu, malah saat ini dirinya sudah asyik memeluk sebelah lengan kokoh pria itu yang membuat pria yang di peluk lengan nya hanya bisa tersenyum maklum dan mengecup singkat ubun-ubun (Namakamu).

"tapi aku masih belum percaya kalau kau itu nyata bodoh, oh atau mungkin saat ini aku sedang bermimpi?"

"kau bercanda, bahkan saat ini kau sedang bergelendot manja di lengan ku dan apa itu masih kau sebut mimpi"

"baiklah aku percaya sekarang bahwa kau itu nyata Ren" Darren Sanderson, atau biasa di panggil oleh (Namakamu) dengan sebutan Ren adalah kakak keduanya yang kebetulan tinggal dan membangun rumah sakit nya sendiri di Chicago, Dan entah kenapa kakak nya itu bisa berada di New York sekarang ini padahal setaunya liburan tahun baru masih berlangsung seminggu lagi.

"ah ya ngomong-ngomong kau belum menjelaskan padaku bagaimana kau bisa berada di sini, karena setauku liburan tahun baru masih berlangsung seminggu lagi" lanjutnya seraya melepaskan gelendotan nya pada lengan kekar Ren dan beralih untuk menatap wajah tampan Ren yang masih fokus mengemudi.

"seharusnya kau tanyakan pertanyaan itu pada Mom, karena Mom telah menjebak ku" jawab Ren sambil melirik sekilas pada sang adik perempuan nya yang saat ini sedang memasang wajah yang sulit untuk di tebak

"lagi?"

"ya lagi, bukan kah itu sangat menyebalkan? Kau tahu, pekerjaan ku di rumah sakit sangat menumpuk, belum lagi aku memiliki beberapa pasien yang harus kutangani sendiri, dan mereka semua dalam keadaan yang cukup memprihatinkan, aku sampai harus meminta bantuan pada dokter handal dari Dubai untuk menggantikanku mengurus semua pasien ku selama aku berada di New York"

"memang sih sedikit menyebalkan, dan aku sangat penasaran apa yang Mom katakan sebelum kau terbang ke New York?" tanya (Namakamu) penasaran.

"Mom bilang padaku bahwa kau masuk rumah sakit gara-gara terjebak dalam badai salju ketika kau berada di Jepang, makannya aku segera menyuruh asisten ku di rumah sakit untuk memesankan ku tiket penerbangan menuju ke New York, tapi setelah tiba di New York, Mom menipuku lagi... Huft"

(Namakamu) terdiam sejenak setelah mendengarkan penjelasan atau bisa di bilang curhatan kakak laki-laki nya itu, memang benar ia sempat terjebak di badai salju, tapi fakta nya yang masuk ke rumah sakit bukan dirinya melainkan Iqbaal, bahkan pria itu rela kedinginan hanya untuk membuat tubuh nya tetap dalam keadaan hangat, mengingat itu (Namakamu) masih saja di landa rasa bersalah nya walaupun Iqbaal mengatakan bahwa ini bukanlah kesalahan nya, dan (Namakamu) agak kaget atau bahkan sangat kaget saat mendengar penjelasan Ren barusan, karena seingatnya ia belum memberitahu masalah saat dirinya di Jepang pada kedua orangtua nya, lalu siapa yang memberitahu berita ini pada kedua orangtua nya?.

"kau mendengarkan ku tidak sih!?" (Namakamu) langsung tersadar dari fikiran nya itu ketika suara berat Ren kembali terdengar di telinga nya.

"ya aku mendengarmu"

"jika kau mendengarkan ku, lalu mengapa tadi kau hanya terdiam?"

"tadi aku hanya bingung saja Ren, kenapa Mom bisa tahu kalau aku terjebak badai salju da....."

Captain Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang