Santorini?

1.4K 206 21
                                    

Iqbaal menatap tajam ke arah sang Ayah dan juga ibu tiri nya yang juga sedang menatap nya tajam, sungguh sebuah kejutan yang tidak terduga pria dan wanita tua itu akan datang mengunjungi apartment milik nya malam-malam seperti ini, beruntung dia sedang tidak ada di kediaman rumah nya yang sedang di tempati oleh sang ibu.

"ada tujuan apa kalian kemari?" tanya nya tajam, masa bodo dengan sopan santun, melihat wajah pria serta wanita tua di hadapan nya ini tertawa di atas penderitaan ibu nya membuat dia muak dan ingin sekali menendang kedua orangtua munafik dan tidak tahu diri ini pergi sejauh mungkin.

"lihatlah sayang ajaran mantan istri mu pada anak mu ini benar-benar memalukan" sindir wanita tua yang berada di samping ayah nya itu membuat tangannya mengepal kuat, sialan sekali berani-berani nya wanita jalang itu menghina ibu nya.

"jika tujuan kalian datang kesini hanya untuk menghina ibuku, silakan angkat kaki dari sini, sejujurnya aku muak melihat wajah kalian berdua"

"hei, santai saja nak aku dan ayah mu datang kesini untuk menjodohkan mu dengan wanita pilihan kami" sial apa-apaan itu sudah datang tidak di undang dan sekarang datang malah bilang ingin menjodohkan nya dengan wanita pilihan kedua manusia berhati iblis di hadapan nya ini.

"wow, hebat! Kalian berdua benar-benar hebat, datang mengunjungi ku hanya untuk memberitahukan padaku tentang perjodohan, cih Sialan! . kalian dengar ini baik-baik, pertama aku tidak mau di jodohkan oleh wanita pilihan kalian dan kedua aku sudah mempunyai wanita pilihan ku sendiri dan sebentar lagi kami akan segera menikah!" Iqbaal sengaja menekan setiap kalimat akhirnya dengan pandangan nya yang menatap nyalang kedua manusia brengsek di hadapan nya.

"arogan sekali kau!, lebih baik kau turuti perintah ku atau wanita mu dan juga ibu mu akan ku buat hidup dengan kesengsaraan, dan jangan kau kira aku tidak tahu di mana keberadaan ibu mu itu Iqbaal!" Iqbaal tertegun dengan apa yang di ucapkan ayah nya itu, dia bukan nya takut dengan ancaman sang ayah, tapi yang membuat dirinya terdiam seperti sekarang ini adalah sejak kapan pria tua sialan itu tahu akan keberadaan ibu nya saat ini.

"kau dengar ucapan ayah mu itu nak? Jadi... Aku sebagai Ibu tiri mu memberikan mu saran, lebih baik fikirkan permintaan Ayah mu baik-baik nak, jika tidak ingin Ibumu dan wanita mu dalam masalah!, sudah itu saja yang ingin aku dan suami ku ini sampai kan, jadi... kami pergi dulu" suara kaki yang menjauh serta pintu apartemen nya yang tertutup tidak membuat Iqbaal merubah posisi nya sama sekali, masih memikirkan perkataan sang ayah yang jelas mengancamnya, jika ucapan sang ayah tidak main-main dia tidak akan bingung seperti sekarang ini, tapi sial nya Ayah nya itu tidak pernah main-main dengan ucapan nya.

"aarrgghhh! Sialan!"

*

Iqbaal mendengus ketika ingatan saat di mana Ayah nya dan juga Ibu tiri sialan nya itu mendatangi apartemen nya kembali terngiang di otak nya ketika dia baru saja selesai menceritakan nya kepada Luna.

"cih, lalu kau akan takut dan menyerah begitu saja dengan mereka!? Kau tahu, jika kau melakukan itu, berarti kau itu adalah laki-laki pengecut!" Luna meminum kembali wiski nya setelah memberikan komentar berupa kritikan untuk Iqbaal yang sedang duduk di sampingnya dengan menatap nya sambil bersidekap dada.

"berhenti mengoceh seolah-olah aku menyerah Luna, kau tahu sifat ku ini seperti apa kan?"

"yeah laki-laki menyebalkan, tukang paksa, egois, keras kepala dan sangat anti akan yang namanya kekalahan!"

"terserah apa katamu, yang jelas aku akan melindungi keluarga ku dan juga gadis ku dari kedua manusia biadab itu! Pegang janji ku itu Lun"

"dengan senang hati aku akan memegang janjimu"
















Captain Dangerous Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang