Matahari mulai berpulang ke peraduan, warna jingga keemasan tak lagi terlihat. Akibat debu kosmik dan limbah luar angkasa sisa peperangan di atmosfir bumi, warna bias mentari berubah menjadi ungu.
Daniel segera turun dari puncak onggokan besi tua itu, melompat dengan lincah kesana kemari tanpa bantuan alat pengaman.
"Kerja bagus, Daniel!" seru pria berkumis tebal itu.
"Mana bayaranku?" balas Daniel seraya menyodorkan tangan.
"Ini, 1500 Units! Sudah termasuk potongan hutangmu bulan kemarin."
Daniel menghitung jumlah uang yang masuk ke sistem WristNect miliknya.
Sebuah gelang multifungsi yang wajib dipakai oleh masyarakat. Bisa dibilang kehilangan gelang itu, sama saja dengan kehilangan nyawa.
"Ya jumlahnya pas. Aku langsung pulang, da svi danya!" ucap Daniel
"Hey, tunggu dulu! Aku punya sedikit permintaan untukmu, bisa kau ambilkan Plasma Cutter di kota atas? Sudah sampai di tempat biasa."
"Aku akan melakukannya untuk 500 Units."
"Cih, baiklah apa boleh buat! Ini faktur dan kunci mobilku."
Daniel langsung bergegas menuju Kota Atas setelah dapat semua yang ia perlukan.
Ia sambungkan WristNect miliknya dengan A.I untuk menjalankan mobil itu secara otomatis.
Kota Atas, seperti namanya, kota itu dibangun di atas konstruksi super masif sebagai pondasi utamanya.
Ribuan ton susunan besi dan pilar beton berdiameter hingga belasan meter menyangga wilayah itu dengan kokoh. Jalan-jalan layang meliak-liuk dengan mobil-mobil yang melaju melayang menggunakan medan magnet jalan.
Buah tangan dari perjanjian damai antara Manusia dan mahluk dari planet Demeterian. Tujuan kota itu dibangun ialah untuk menjadi cikal bakal kebangkitan Negeri Indonesia. Namun, budaya korupsi yang telah bercokol tak bisa lepas.
Para kapitalis mengusai semuanya, mereka yang tidak punya apa-apa sedari lahir hanya bisa hidup mengais sampah di kota bawah.
Setelah melewati gerbang tol dan pemeriksaan ketat, akhirnya Daniel sampai ke tempat yang tertera di faktur pembelian. Sebuah toko yang menjual berbagai macam alat dan perkakas di distrik pertokoan.
"Oh? Daniel kah itu?" sapa wanita paruh baya pemilik toko.
"Ya ini aku, mengambil barang milik si Kumis," jawab Daniel.
"Ikut aku."
Mereka berdua masuk ke ruangan belakang, berbagai peralatan dan kerangka Cyboroid tergeletak disana-sini.
"Ini barangnya," ucap wanita itu. "Oh iya, sampaikan ke Kumis, bulan besok dia harus melunasinya!"
"Ya ... itu bukan urusanku, sampaikan saja sendiri. Sudah ya, aku pergi."
Suasana kota semakin hidup ketika malam menjelang, bagi masyarakat Kota Atas mereka bisa menikmati hari libur dengan santai tanpa perlu memikirkan apa yang akan mereka esok harinya.
Dengan jumlah uang yang Daniel punya, ia berpikir untuk membeli beberapa minuman dan makanan layak. Sudah lama ia tidak merasakan tekstur dan rasa lezat masakan yang terbuat dari bahan asli.
Dia memutar balik dan menuju distrik kuliner Kota Atas.
Dia menghentikan laju mobilnya ketika melihat kerumunan orang di depan sebuah restoran. Lusinan kamera drone berterbangan dan berebut posisi mengambil gambar.

KAMU SEDANG MEMBACA
NadDa
Romance"Setiap raga memiliki jiwa, dan setiap jiwa memiliki nama luhur masing-masing." -Penulis. Nadya Mirreska, seorang perempuan muda dengan sifat dingin dan bagai tak tersentuh oleh bara api asmara sedikitpun. Super Model kenamaan kelas dunia dengan se...