Ch. 70 - Renia Misha

168 37 9
                                    

Kalau suka dengan ceritanya, bisa bantu vote juga semua chapter sebelum dan sesudah ini dan juga share ke kenalan yang menyukai novel fantasi. Sebar kebahagiaan seluas-luasnya! Hahaha... Lagipula, novel ini tidak akan saya komersilkan. Hanya sekedar kesenangan pribadi saja untuk mengisi waktu senggang di setiap klinik sedang santai.

Selamat membaca!
_______________________________________

*BLEGAAAAAAAARRRRRRRRR!!!*

Aku syok. Benar-benar syok hingga tak mampu menggerakkan telapak kakiku untuk bergeser. Apalagi berlari dan melompat untuk menghindari serangan Holy Titan Zeliarus barusan. Energi yang begitu besar, bahkan aku belum pernah melihat Arka mengeluarkan kekuatan sebesar ini. Separuhnya pun tidak.

"SYLAAAA!!!"

Aku mendengar Ren memanggil namaku dan menyuruhku menghindar. Tapi... Tidak mungkin! Aku terlalu syok hingga ragaku mematung! Dan sepersekian detik setelah itu, sebuah ledakan besar terjadi...

Aku memejamkan mataku sekuat-kuatnya. Di dalam hati, aku sedang berusaha menguatkan diriku untuk menerima kematianku yang sudah di depan mata. Vibrasi dan radiasi dari ledakannya menerpa sekujur tubuhku. Wujud Celestial Wrath-ku ini tidak mungkin dapat menahan serangan light magic sebesar itu meskipun memiliki elemen yang sama.

Berarti, aku akan hancur sebelum sempat mengucapkan 'selamat tinggal' kepada Arka. Semoga Arka bisa melanjutkan hidupnya tanpaku. Oh, ya. Kan masih ada Ren dan yang lainnya. Arka kan mesum. Pasti yang lainnya bisa memenuhi kebutuhan mesumnya Arka. Aku lega sudah mengizinkan Arka untuk memiliki harem. Karena, jika aku mati, masih ada yang akan menghiburnya dan dia jadi bisa dengan cepat melupakanku.

Eh...

Melupakanku?

Kenapa... Kenapa dadaku sesak ketika memikirkan bahwa Arka akan melupakanku? Kenapa rasanya berat menerimanya? Kenapa sekarang aku yang jadi merasa ini sulit? Bukankah... Aku akan mati dan meninggalkan dunia ini?

Tapi Arka... Arka tidak akan melupakanku, bukan? Arka... Akan selalu mengingatku meskipun aku sudah tiada, bukan?

Um. Aku yakin. Arka pasti tidak akan melupakanku.

Eh, sudah berapa lama berlalu semenjak aku membatin ini? Apa aku sudah bisa membuka mataku? Pasti aku sudah berada di alam lain. Malaikat dan peri yang cantik pasti sudah hadir untuk menjemputku saat aku membuka mata.

"Ungh..." Ketika kubuka mataku, aku sedikit melenguh karena agak silau. Dan yang kulihat adalah...

Sisa ledakan yang tertutup debu, dan dua buah mentari berwarna oranye sedang menyinari wajahku dari sudut kemiringan yang landai. Yang aku ketahui, sekarang aku masih berada di lokasiku semula. Apakah surga tidak seindah yang kubayangkan? Atau...

Pasti. Pastilah ini hanya jiwaku yang tersisa. Tubuhku pasti sudah lenyap. Lihat saja, tidak mungkin tubuhku masih ter......sisa...

Loh?

Tubuhku masih utuh? Aku juga tidak merasakan ada yang terluka... Berarti aku masih hidup!?

Dan sesaat kemudian, aku kembali mendengar suara teriakan yang sangat familiar.

"Arkaaaaa!"

Tidak salah lagi. Itu suara Ren yang memanggil Arka.

Aku menoleh ke arah Ren, yang ternyata sedang berlari keluar dari balik bukit batu tempatnya bersembunyi. Dia lari menuju ke suatu runtuhan bebatuan.

Arka, katanya? Apakah Arka sudah datang?

***

"Teleportation Gate!"

Isekai Medic and Magic 3 : AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang