chapter 1.0

383 39 1
                                    

@sewarsabulan

Special, fikri side's.

   Fikri side's.

      Hari itu, dimana hari bahagia wanitaku. Wanita yang selalu menjadi hal terbaik dalam hidupku. Hari dimana dia tersenyum bahagia di atas altar pernikahan walaupun bukan denganku.
     
      Shabi benar, harus nya sejak dahulu aku tak pernah memaksakan apa yang seharusnya bukan untukku dan apa yang seharusnya tak pernah jadi milikku. Aku terlampau egois, terlampau ingin memiliki walaupun pada akhirnya kita hanya menjadi abu di antara cerita yang kita pertahankan.
     
      Aku, sama sekali tak pernah menyesal mengapa perasaan ini harus jatuh padamu, Dan aku juga tak pernah menyalahkan apa yang terjadi dahulu karena itu murni salahku. Atau mungkin, sudah rencana semesta membuat kita tak bersama.
     
      Tapi tak apa, setidaknya aku dapat melihatmu tersenyum kembali seperti dahulu. Sama, saat pertama kali kita bertemu di bangku sekolah menengah atas.
      
      Aku, bahagia melihatmu di tuntun oleh seseorang yang akan menjadi panutan dalam hidupmu menaiki altar pernikahan, memakai gaun yang sangat indah berwarna putih. Gaun yang sangat cocok untukmu. Kamu terlihat seperti malaikat hari ini, bi. Kamu sangat cantik walaupun itu bukan denganku.
     
      Aku tersenyum, menatap netra mata coklat mu, surai rambut berwarna merah itu sangat cantik hari ini dan selanjutnya. Aku melihat mu tersenyum ke arahku sambil melambaikan tangan, aku menghela nafasku kemudian menghampiri mu.
     
      "Selamat, ya" Satu kata yang hanya mampu terucap dari mulutku, walaupun banyak kata yang sangat ingin aku ucapkan tapi tak apa, berbahagialah shabi di hari-mu.
     
      "Terimakasih, fikri. Segera menyusul ya?" Ucapmu sambil menepuk pundakku, aku hanya tersenyum kaku.
     
      "Aku selalu merayakan semua hal yang membuatmu bahagia. Bi" Ucapku kemudian Shabi menatapku sendu, aku tersenyum sambil pergi menjauh, aku takut. Aku tak sanggup bahkan walaupun hanya untuk itu.

Seseorang pernah bilang nggak semuanya perpisahan itu sedih. Dan ya dia bener, perpisahan saat itu Indah walaupun menyisakan Banyak luka.

         Dan, ya gak apa-apa. Biar sekarang, aku yang menahan semua luka yang pernah kamu jalani waktu itu. Aku akan mencoba berdamai dengan cerita kita, ya? Terimakasih wanitaku, yang sekarang berada di pelukan lelaki lain.

        Shabi, kini cerita kita usai dengan kamu yang sudah berbahagia. Selamat merayakan kebahagiaanmu ya? Kamu selalu indah.

         Maaf, maaf aku telah membuat bandung luka untukmu, wanitaku.

         Maaf, maaf aku telah membuat bandung luka untukmu, wanitaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prihal Bandung Dan Luka Kita - Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang