Aku semangat lanjutin habis baca komentar kalian, makasih banyak teman-teman. Aku kaget masih ada notif dari cerita ini padahal aku udah lama banget gak update, dari lebaran sampai ketemu lebaran lagi. Aku semangat banget emang Kalau ada yang komentar ngeramain.
Maaf banget kalau typo.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tujuh belas, februari.
Waktu terus berjalan, hari berganti hari. Namun sosok dihadapan Chaewon ini tidak kunjung sadar. Sudah hampir dari sebulan Kim koma, Chaewon ingat kejadian sebelum dia pingsan, dirinya yang menyebut nama Kim saat suara tembakan disusul jatuhnya Kim Hyunjin dan pelaku ke sungai. Selebihnya Chaewon tidak tahu.
Decitan pintu terdengar membuat gadis yang kini berambut sebahu itu menoleh, ada dua teman perempuannya. Chaeyeon dan Seoyeon.
"Lo udah dari kapan disini?" tanya Seoyeon kepada Chaewon, nampak sekali wajah lelah gadis itu.
"Kemarin sore." jawab Chaewon singkat.
"Tante Vivi kan harus balik ke China kemarin." lanjutnya.
Chaeyeon merogoh kantong plastik berisi makanan ringan yang tadi ia beli, gadis itu menyodorokan satu botol susu pisang kepada temannya itu.
"Sarapan gih, gue gak mau ya lo ikutan harus di rawat inap." katanya, Chaewon tersenyum sembari menerima botol susu pisang itu.
"Gak ada soda?" tanya gadis itu dengan tahapan polos nya.
"Gak usah mengada-ngada, masih pagi gak sayang lambung lo?" cerca Seoyeon. Chaewon mendumel kecil, dia kan udah besar lambungnya pasti gak selamah itu. iya kan?
"Gaes gue angkat telpon dulu ya?" pamit Chaeyeon lalu keluar dari ruangan itu.
"Dih pasti itu si panda." ujur Seoyeon, Chaewon mengangguk membenarkan.
"Ngomong-ngomong Chae, gue mau curhat."
Chaewon menatap Seoyeon bingung, tumben sekali curhat pake ngomong dulu. Biasanya langsung aja cerita sampai lupa yang lain juga ingin curhat.
"Apa?"
Gadis berkuncir kuda itu berjalan mendekat dan duduk di sebelah Chaewon.
