Selamat membaca guys:))
Jangan lupa tinggalin jejak;))*
Hari hampir malam,tidak menggerakkan sedikit hati reii untuk pulang,disini reii berada,di bangku taman alun alun kota.selepas pulang sekolah dan masih memakai seragamnya.ntah kenapa hatinya sangat serbah salah hari ini.
Drrtt!Drrtt!
Ponsel reii bergetar,ada notif panggilan disana."Hallo"jawab reii lemas
"Hallo reii,kamu dimana"tanya tias
"Aku dirumah amel mah,lagi ngerjain tugas,bentar lagi aku pulang"ucap reii .ia berbohong
"Ooh yaudah,mamah cuma khawatir,jam segini kamu belom pulang"
"Iya mah maaf,yaudah ya mah"
Tuutt..
Reii mematikan telponnya.meletakan kembali kedalam tas.beranjak dari duduk dan menghirup napas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
"Lo harus sadar diri reiin"ucapnya,dan mulai beranjak pergi
-
"Annora reiindista"ucap arfa"nama yang bagus" lanjutnya,sambil memainkan pena ditangannya.laki-laki itu sedang memikirkan reii,ntah kenapa akhir-akhir ini dia terus mengingat gadis itu.
Tidak sadar sudut bibirnya mulai terangkat,senyum manis terukir lebar.memikirkan reii membuat Arfa menjadi tidak karuan.
Tok!tok!tok!
"Masuk"suruh nya
"Den,ini obat nya"ujar bi inem
"Iyah bi,makasih ya"jawab arfa
"Iya den sama-sama,bibi keluar ya"
"Hmm bi"ucap Arfa membuat bi inem menoleh.
"Iya den"kembali menghampiri arfa
"Hmm,dulu mang iwan nyatain cinta ke bibi gimana?"tanya Arfa memutarkan pandangnnya.
"Hmm,dulu mang iwan nembak bibi cuma pake bunga,itu juga bunga tetangga dia petik,hehehe maklum lah den,dulu mang iwan sama bibi tinggal dikampung"jelas bi inem sambil tertawa
"masa iya bi?hahaha,ko bibi mau"tanya Arfa yang juga ikut tertawa.
"Iya namanya juga jodoh den,udah ada yang ngatur"
"Iyah si bi"ucap arfa kembali memainkan penanya
"Emang kenapa den?aden lagi jatuh cinta ya?"ledek bi inem
Seperti ada udang di balik bakwan,biar inem menatap Arfa curiga,tumben seorang Arfa yang dingin dan cuek menanyakan pasal cinta?ia kira tuan muda nya yang satu ini tidak normal:v
"Ihh bibi kepo ya"ujar Arfa sambil beranjak dari kursinya "udah ah udah malem bibi harus bobo kan"lanjutnya seraya memboyong bi inem ke depan pintu.
"nggapapa den,bibi juga pernah muda "ujar bi inem.
Terlihat dengan jelas pipi Arfa mulai memerah,sikapnya menjadi salah tingkah
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDUP
Fiksi Remaja"Jika tuhan Mengijinkan gue untuk hidup lebih lama,Tapi itu ngga mungkin reii"-Arfa Jangan Lupa Follow akun aku dulu ya guys:))