11.Janji

4 1 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak:))
Happy reading;))


*


Tingg!
Ponsel reii berbunyi,ada panggilan masuk disana.

"Gue didepan cepet keluar"terdengar suara Arfa dari sebrang sana,rei yang tadi memakai sepatu kini bergegas keluar.benar ada Arfa menunggunya disana,lalu reii berlari menghampiri Arfa.

"Ayo masuk"suruh Arfa sambil membuka pintu mobil.

"Kita mau kemana?"tanya reii

"Udah masuk aja,lewer lo ngga ilang-ilang "celetuk arfa menutup pintu seraya masuk kedalam mobil."mang kita kerumah ya"lanjutnya.

"Ahh kerumah?kerumah lo"tanya reii terkejut,hari ini libur sekolah,dan Arfa berjanji untuk keluar hari ini bersama reiin.

"Maaf ya mang,dia emang begini berisik!"celetuk Arfa menyindir reii.sedangkan reii tidak sadar ada mang iwan disana.lalu menyapanya.

"Pa,pagi mang"sapa reii gugup.

"Pagi juga neng"

"Gimana mang?cantik ngga?"tanya arfa spontan membuat reii malu lalu mencubit lengan Arfa "aww,,jangan mau sama dia mang,galak!"lanjutnya memberi senyum jail kepada reii, mang iwan hanya tersenyum sambil melajukan mobilnya,sedangkan reii.gadis itu tersipu malu,pipinya merah merona.

Diperjalanan,Arfa hanya sibuk menatap reii seraya tersenyum tanpa berbicara sepatah kata pun,sedangkan reii.ia terus menatap ponselnya,mengalihkan pandangan arfa.sejujurnya ia tau bahwa kekasihnya itu terus menatapnya,tapi menatap kembali Arfa?tidak!mungkin reii akan mati hari ini juga,ia tidak kuat jika harus memandang Arfa,wajah tampannya sangat jelas bersinar di depannya.

"tuh ponsel gantengan juga gue"celetuknya kesal,posisinya tidak lagi menatap reii.reii hanya terkekeh kecil,seorang Arfa cemburu dengan ponsel?arfa dia sangat lucu.Ingin sekali ia memukul kepala Arfa dengan ponsel.Arfa seperti anak kecil yang sedang merajuk gemas.

Setelah beberapa menit mereka telah tiba dirumah Arfa,reii menganga takjum.bukan rumah yang ia kunjungi,lebih tepatnya istana.halaman rumah yang luas seperti lapangan,dengan mobil mewah yang berjejer rapih dibagasi,bahkan rumah reii hanya selebar bagasi Arfa.sunggu reii belum tahu betul seluk beluk Arfa,selama ini dia pikir Arfa sama sepertinya.

Tapi  ada kemungkinan seorang Arfa terlahir sebagai keluarga kaya,dari tampang dia yang tampan serta penampilan yang mencerminkan dari kalangan atas.reii menatap heran Arfa,seorang yang aneh,keras kepala,serta bertingkah seenaknya tidak cocok dengan keadaan dia sekarang.

"Ayo turun"ucap Arfa mengembalikan kesadaran reii,dan beranjak masuk kedalam rumahnya tanpa menunggu reii.

"Arfaa tunggu"teriaknya keluar dari dalam mobil dan segera mengejar Arfa,reii terdiam,dia melihat sekelilingnya takjub.rumah mewah dengan hiasan-hiasan mahal menghiasi seisi ruangan tersebut serta cat berwarna putih memberikan nuansa elegan pada rumah dan terlihat persis seperti istana di negri dongeng.

"Pagi non"ucap bi inem mengagetkan reii.

"Ehh,pagi bi"sepontan reii menjabat tangan bi inem dan menciumnya.

"Ehh,ngga usah non"bi inem terkejut.

"Ngga papa bi"ucap Arfa"kenalin ini bi inem,bi ini reii"lanjutnya memperkenalkan reii dengan bi inem,reii membungkuk sopan.

HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang