10. Gagal Membencimu

21.1K 1.8K 1.6K
                                    

“Aku udah nggak percaya sama teori lima detik itu. Karena, lewat tatapan mata aja nggak cukup untuk ngebuat kamu jatuh cinta.”Sarah Anastasia

Chapter ini diketik 6225 kata.

Happy Reading!

***

Sarah membuka kelopak matanya perlahan, perih pada dahinya serta rasa pusing itu masih terasa. Pandangannya masih kabur.

“Jangan banyak gerak.”

Suara itu, Sarah sangat begitu familiar. Sarah perlahan menoleh ke samping. Reinal ada di sana, Sarah masih ingat jelas siapa yang menolongnya sebelum ia tak sadarkan diri dan itu adalah Erick.

“Kamu ngapain di sini?” tanya Sarah yang mampu membuat Reinal membisu.

“Erick kemana?”

Erick? Tidak salah? Reinal yang notabene-nya adalah cowok incaran Sarah ada di hadapannya, kenapa perempuan itu justru mencari si burik?

“Erick lagi tampil di acara api unggun.” jawab Reinal ketus.

Sarah mendudukan tubuhnya perlahan-lahan, ia takut karena keadaan kepalanya akibat benturan efeknya masih sangat terasa. Kaki serta tangannya luka-luka, bahkan lebih parah dari luka milik Alysssa.

“Kamu mendingan balik ke acara api unggun, pasti Alyssa lagi cari kamu.” titah Sarah namun Reinal justru tak menggubrisnya.

“Lo marah karena gue nggak cari keberadaan lo?”

Sarah terdiam dan memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

“Lo kecewa, karena gue lebih percaya Alyssa?”

Sarah menggigit bibirnya dan tak terasa cairan bening itu turun dari pelupuk matanya.

“Ini bukan perihal kepercayaan, tapi ini perihal dimana kamu nggak pernah bisa menghargai opini orang lain.” ujar Sarah dengan bibir gemetarnya.

Sarah menyeka air matanya, rasanya ia tak perlu menangisi suatu hal yang tak seharusnya ia tangisi.

“Aku mau ke acara api unggun aja,” gumam Sarah lalu perlahan turun dari sebuah tandu yang ada di dalam tenda.

Tangan kekar Reinal menahan pergelangan tangan Sarah hingga kini keduanya duduk  berhadapan.

“Maaf, tapi lo nggak seharusnya dorong—”

“Aku nggak perduli ada hubungan apa kamu sama, Alyssa. Dengan kejadian tadi aku paham, kalau keinganan terbesar kamu adalah aku mundur dan berhenti jatuh cinta sama kamu.”

“Tapi jujur, Rei. Entah udah ke berapa kalinya aku ngeyakanin diri aku sendiri, untuk nggak menyerah secepat ini.” lanjut Sarah.

Air mata Sarah sudah berkali-kali terjun bebas tanpa ada niatan menyekanya. Sarah terkekeh miris masih dengan air matanya yang mengalir.

“Anggap aja, kalau aku mati sebelum berperang.” kekeh Sarah namun dengan air mata yang mengalir deras.

Entah kenapa, tubuh Reinal seketika menegang kala mendengar kalimat yang Sarah ucapkan.

Melihat Sarah menangis, kenapa hatinya terasa ditancapkan beribu-ribu pisau belati. Reinal memang belum pernah berpacaran dan katakanlah dia buta oleh masalah percintaan. Reinal akui, sepertinya ia sudah salah menyikapi Sarah.

Sarah memilih perlahan bangkit, namun Reinal juga ikut serta bangkit dan menarik Sarah ke dalam pelukannya.

Sarah dengan susah payah meronta minta di lepaskan namun tenaga Reinal lebih kuat darinya hingga akhirnya Sarah menyerah dan membiarkan Sarah memeluk dirinya erat.

Reinalsarah [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang