14. Rubanah

20.8K 1.8K 1.2K
                                    

“He's give me a kiss mark in here, can you see it?” — Sarah Anastasia

Chapter ini diketik 8196 kata.

Happy Reading!

***

Sarah membuka kelopak matanya perlahan. Ia merasa ada sebuah tangan yang kini melingkar di tubuhnya.

Dada Sarah bergemuruh ketika melihat Reinal ada di sampingnya sedang terlelap. Wajah tampan itu kini membuat Sarah terpesona.

Tidak, Sarah dan Reinal tidak melakukan apapun. Secara sadar, keduanya hanya tidur di ranjang yang sama. Sedangkan Gara, laki-laki itu kini berada di mansion Savillon karena Ganendra menugaskannya disana.

Sarah memiringkan tubuhnya dan memandangi wajah Reinal dari dekat, wajah tampan itu kini sangat dekat dengannya. Sarah sama sekali tidak pernah membayangkan bisa ada dalam jarak dekat seperti ini.

Sarah terkejut karena Reinal berkeringat dan menggerakan kepalanya bolak balik dengan mata terpejam, laki-laki itu sepertinya kembali mengalami mimpi buruk.

“Rei?” panggil Sarah seraya mengusap wajah Reinal lembut.

“Rei, hei bangun...,”

Reinal membuka matanya secara tiba-tiba lalu mengatur napasnya yang memburu, ia memegang keningnya.

“Kamu nggak apa-apa?“

Reinal mengangguk pelan. Sedangkan Sarah, ia turun dari kasur dan keluar kamar, lalu masuk kembali membawa segelas air putih untuk Reinal dan duduk di tepi kasur.

“Minum dulu,” titah Sarah.

Reinal mendudukan tubuhnya dan menyambut gelas dari Sarah lalu meneguknya. Dan, Reinal memilih untuk membaringkan tubuhnya kembali tanpa berbicara apapun kepada Sarah.

“Kamu mimpi buruk lagi?”

Reinal tak menjawab melainkan menepuk space kosong di sebelahnya, berniat mengajak Sarah kembali berbaring diatas ranjang dengannya.

Sarah mencibir lalu memutari ranjang namun terhenti kala melihat cermin, wajahnya penuh luka lebam, serta banyak memar di tubuhnya.

“Sarah..., sini.”

Sarah menaiki ranjang dengan posisi telungkung menatap wajah tampan Reinal yang kini sedang menatapnya tanoa ekspresi.

“Kenapa bisa banyak luka memar di sekujur tubuh kamu?” tanya Reinal.

Sarah terkesiap dan langsung menutupi tubuhnya.

“Gak usah berpikiran kotor.”

Sarah mencibir, apa ia harus menceritakan semuanya kepada Reinal? Mulai dari Jordan yang kembali berjudi setelah Sarah mendapat pekerjaan. Sepertinya tidak usah, Sarah hanya perlu menceritakan sedikit saja.

“Sebelumnya, aku udah sering dapat perlakuan kayak gini dari Jordan.”

Reinal sedikit terhenyak karena Sarah sudah menderita sejak dulu. Kenapa ia baru mengenalnya sekarang? Seketika rasa penyesalan itu menyelimutinya.

“Semua perlakuan itu ada alasannya,” Sarah menghela napas, “Karena Mama meninggal setelah melahirkan aku. Selamanya Jordan akan menganggap, bahwa aku adalah akar dari semua masalah yang dia hadapi.”

Reinal menepuk bahu Sarah kaku, berusaha menenangkannya ketika isak tangis kecil mulai terdengar. Reinal bisa merasakan rasanya seperti Sarah, kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupnya.

Reinalsarah [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang