Nobita terlahir buta sehingga ia ditinggal di rumah sakit. Kemudian dia diadopsi oleh pasangan Sasuke dan Sakura Uchiha.
Kemudian, Doraemon datang dan menjadi pelindung dari Nobita namun Nobita tak tahu karena ia buta.
Seperti apa kisahnya? Ikuti t...
"Mama aku lapar", kata Sarada. "Di samping kursimu ada tombol. Tekan tombol bergambar orang ya sayang", kata Sakura. Sarada menekan tombol yang dimaksud oleh Sakura.
TING!
Bel di tempat duduk Sarada berbunyi. Seorang pramugari datang ke tempat duduk Sarada. "Ada yang bisa saya bantu?", tanya si pramugari. "May I have the menu please?", tanya Sarada. Si pramugari lalu memberikan sebuah buku menu ke Sarada. "Nona bisakah saya meminta air panas?", tanya Sakura. "Tunggu sebenatar". Si pramugari lalu pergi ke dapur pesawat. Ia lalu kembali dengan troli yang berisi makanan dan minuman instan lengkap dengan termosnya. "Ini air panasnya nona". Sakura menuangkan air panas itu ke botol susu. Sarada memutuskan untuk memilih menu yang ingin ia pesan.
"Saya pesan yang ini". Sarada menunjuk pada sebuah gambar di menu. "Kalau saya yang ini", kata Sakura. "Baiklah. Ditunggu 30 menit ya". Pramugari itu kembali ke belakang pesawat.
Makanan sudah tersedia di meja pesawat Sarada dan Sakura.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat makan!". Sarada menikmati makanan itu. Ia makan dengan begitu lahap sampai - sampai tempat makanan itu kosong tak bersisa. "Sarada, bisakah kamu memangku adikmu selagi mama makan?", tanya Sakura. "Oui mama". Sarada memangku Nobita dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegangi botol susu. Nobita meminum susunya dengan lahap. "Kamu lapar ya dek?". Sarada memandangi sang adik yang terus meminum susu dari botol itu. Nobita hanya terus "menatap" Sarada sampai ketiduran karena kekenyangan susu.
Fugaku mendapat kabar bahwa Sasuke akan tiba di Paris besok siang. "Hei Mikoto kau sedang apa?", tanya Fugaku. "Menjahit selimut untuk baby Nobi", kata Mikoto tersenyum. "Aku menuliskan namanya dalam huruf braille". "Selimutnya bagus banget. Sayang sekali Nobita tidak akan bisa melihatnya", kata Fugaku sambil senyum kecut. "Yang penting selimutnya nyaman Fuga-kun". Mikoto menjahit nama Nobita dengan huruf braille.
