Epilogue : The Best Leader Ever

1K 89 17
                                    

"Baiklah kalian sudah siap? 2 menit lagi kalian akan naik panggung"
Suara salah satu staff membuat hoseok tersadar dari lamunannya.
Ia memperhatikan sekeliling, menatap membernya satu persatu, keadaan mereka tak jauh berbeda dengan dirinya, semua terlihat tak bernyawa, tak ada pancaran sama sekali di wajah mereka. Ia masih tidak percaya bahwa mereka akan kehilangan leader mereka secepat itu, rasanya seperti kemarin mereka melakukan aktifitas bersama, tertawa bersama, menangis bersama. Namun sekarang semuanya hanya tinggal kenangan.
.
"Kookie, gwenchana?"

Jungkook mengalihkan tatapannya pada yoongi di sampingnya, ia mengangguk dan tersenyum tipis menanggapi hyungnya.

"Hey, tenanglah, semua akan baik-baik saja, kita bisa melewati ini bersama"
Yoongi menggenggam tangan adiknya yang bergetar, adiknya gugup. Ia pun begitu, setelah setahun penuh mereka memutuskan berhenti dari dunia hiburan. Akhirnya mereka memilih kembali menyapa ARMY yang telah bersabar menunggu mereka.
.

"Baiklah, ayo kita semua tampilkan yang terbaik"
Teriak hoseok semangat, sebelum mereka menaiki panggung.

Wajah mereka berubah satu persatu saat memasuki stage, sebisa mungkin menampilkan senyuman terbaik mereka di depan para ARMY.
Sorakan terdengar memenuhi stadium, membuat mereka tersenyum tulus.

"Army!!!!"
Sorakan semakin bergemuruh saat pemuda asal gwangju tersebut meneriakan nama fandom mereka.

Mereka berbaris di tengah panggung, sesaat panggung senyap, membuat hoseok semakin gelisah, entah kenapa ia tak bisa mengeluarkan suaranya, telinganya terngiang suara sang leader yang biasanya membuka konser mereka.

"Gwenchana!!"
Teriakan dari ARMY membuatnya kembali tersadar dan berusaha membuka suaranya kembali, berusaha semampu mungkin menahan air matanya, ia tidak boleh menangis, ia harusnya membawa kebahagiaan pada Army. Ia menghela nafasnya perlahan, menghitung 1, 2, 3 dan kembali tersenyum.

"ARMY!!"
Suaranya terdengar bergetar, walaupun senyuman terpatri di wajahnya, tetap saja ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia memutuskan menyapa Army, ia tak sanggup melakukan yang biasa namjoon lakukan, mengingatnya membuat dadanya sesak.

"Army!! Bagaimana kabar kalian?"
Teriak jin melihat adiknya yang berusaha menahan tangisannya. Ia pun mengambil alih.

"Armyy!! Maafkan kami, yang baru bisa tampil hari ini menyapa kalian semua"
Pemuda yang paling tua tersebut, menahan nafasnya sejenak, menahan air mata yang sudah mendesak keluar.
"Army!! maafkan kami membuat kalian menunggu kami selama ini, terima kasih, terima kasih karena masih mau menunggu kami kembali, terima kasih karena masih setia berjalan di sisi kami, terima kasih"

Melodi spring day mengalun, di layar menampilkan sebuah video kenangan mereka, beberapa menit kemudian isakan terdengar saat layar berganti menampilkan sosok seseorang yang sangat mereka rindukan saat ini. Hati mereka hancur melihat betapa drastisnya perubahan sang leader, tubuhnya sangat kurus dan pipinya yang menjadi tirus dengan mata yang sembab.

"Hallo Army, bagaimana kabar kalian?"
Suara itu, suara yang sangat mereka semua rindukan, isakan pun semakin terdengar memenuhi stadium.

"Aku harap kalian baik-baik saja, aku merindukan kalian, mmm, aku tidak tau harus mengatakan apa, sudah lama rasanya tidak komunikasi dengan kalian, banyak hal yang aku ingin ceritakan pada kalian........aku ingin mengucapkan terima kasih,  terima kasih atas dukungan kalian selama ini, aku mampu bertahan sejauh ini karena kalian selalu ada di sisiku, memberikan semangat dan motivasi untuk aku sembuh, terima kasih untuk semuanya, terima kasih untuk segalanya.....Army.."
Namjoon berusaha menahan air matanya, ia menghela nafas, berusaha mengatur nafasnya yang mulai terasa sesak.

Kimi no Tame niTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang