Namjoon mengerjapkan matanya, dia menatap sekeliling dan menghela nafas saat menyadari dirinya sekarang di rumah sakit. Pandangannya beralih melihat hoseok yang tertidur dengan kepala bertumpu di samping ranjang. Ia mencoba mendudukkan dirinya dengan pelan agar tidak membangunkan pemuda itu. Ia meringis tertahan merasakan semua badannya yang terasa remuk.Hoseok yang merasakan pergerakan, terbangun seketika dan refleks berdiri mencegah namjoon yang memaksakan tubuhnya.
"Kau sudah sadar? kau harus berbaring, tidak boleh memaksakan tubuhmu"
Ucap hoseok lembut dan sarat akan kekhawatiran."Maaf, kau terjaga karena ku"
Namjoon dengan patuh kembali berbaring di ranjangnya."Tidak apa-apa, kau tidak perlu minta maaf, sebentar aku panggilkan dokter"
Namjoon hanya bisa melihat punggung itu menghilang di balik pintu. Entah kenapa hatinya nyaman berada dekat dengan pemuda itu, aneh sekali, seharusnya ia benci dan marah, karena semua ini terjadi akibat ulah hoseok, tapi melihat bagaimana cemasnya wajah hoseok saat membawanya ke rumah sakit, membuat hati namjoon sedikit menghangat. Apalagi saat ia setengah sadar ia samar-samar dapat mendengar betapa marahnya seokjin pada hoseok saat melihat adiknya babak belur dan hampir menghancurkan wajah sahabatnya sendiri."Joon-ah, apa yang kau rasakan saat ini?"
Suara seokjin membuyarkan lamunannya, ia tersenyum menatap dokter yang sudah bertahun-tahun merawat adiknya itu menghampiri dan memeriksa keadaannya."Hanya sedikit pusing hyung dan badanku lumayan susah untuk digerakkan"
"Wajar saja, aku terkejut setengah mati saat bocah ini membawamu dalam keadaan hampir tak sadar, wajah dan tubuhmu penuh luka, untung saja tidak ada yang serius"
"Hyung, Kookie..."
"Tenang saja, aku tidak memberitahunya"
ucapan seokjin membuat namjoon bernafas lega, jika jungkook tau keadaannya saat ini bisa-bisa keadaannya kembali drop, ia tidak mau melihat keadaan adiknya kembali terbaring lemah. Dan pastinya adiknya itu kembali menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada namjoon, dan merasa tidak berguna. Namjoon tak mau lagi kata-kata itu keluar dari mulut adik yang paling ia sayangi dan cintai di dunia ini.Namjoon menolehkan kepalanya ke belakang seokjin ke arah pintu.
"Hoseok sedang menemani jungkook menggantikan ku, aku akan ke sana biar ia bisa kembali menemanimu"
ucap seokjin yang sadar apa yang namjoon cari di belakangnya."A..aku.."
Ucapan namjoon menggantung saat seokjin melambaikan tangan dan pergi begitu saja dengan senyuman penuh arti terlukis di wajahnya..
.
."Ha..hai"
Sapa hoseok canggung dan mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang namjoon."Terima kasih"
Ucap namjoon tersenyum tulus. Membuat hoseok termenung seketika. Ia terpesona, baru kali ini ia melihat senyum setulus itu untuknya."eehmm"
Namjoon berdehem membuat hoseok kembali tersadar."Ah, te..terima kasih untuk apa?"
hoseok mengutuk dirinya yang entah kenapa tiba-tiba menjadi gugup."Terima kasih telah membawa ku ke rumah sakit, terima kasih telah menyelamatkanku, terima kasih juga karena telah membelaku. Maaf.. karena gara-gara aku kau bertengkar dengan sahabatmu"
"kau tidak perlu minta maaf, seharusnya aku yang meminta maaf padamu atas perlakuan ku selama ini, aku sangat ke kanak-kanakan sekali, sungguh aku minta maaf"
"Tidak apa, aku sudah memaafkanmu"
Hoseok bernafas lega mendengar itu dan ia mengulurkan tangannya di hadapan namjoon."Apa sekarang kita teman?"
Namjoon sedikit tersentak mendengar pernyataan hoseok kemudian ia tersenyum dan menyambut tangan di hadapannya. Hangat, perasaannya menghangat, teman, ia tersenyum bahagia, akhirnya ia punya seseorang yang bisa ia sebut teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi no Tame ni
Short StoryUntukmu selalu. Apapun akan aku lakukan untuk kalian orang-orang yang aku sayang. One shoot, two shoot story.