Erase

1K 76 10
                                    

"Leader? BTS?? Aku? Haha, kalian lucu sekali" ucap namja yang sedang berbaring di atas ranjang salah satu kamar vvip rumah sakit seoul, membuat ke enam namja lainnya menatap tak percaya.

"Jangan bercanda namjoon-ah, aku tau kau marah dan kecewa pada kami, kau boleh marah dan memukul kami, kami siap, asalkan jangan seperti ini namjoon-ah" ucap namja berkulit pucat.

"Mohon maaf tuan, aku tidak berhak marah ataupun kecewa padamu, apalagi sampai memukulmu, sungguh aku tidak mengenal siapa kalian, aku saja masih bingung kenapa aku berakhir terbaring di sini" namjoon berucap sambil mencoba beranjak dari tempat tidurnya.

"Hyung, kau mau apa?" Namja yang berada di sebelah ranjangnya menahan bahunya.

Namjoon menghela nafasnya, dia cukup lelah menghadapi namja-namja tampan yang mengaku mengenalnya ini.
"Tentu saja pergi dari sini, lama-lama aku akan merasa gila jika masih disini"

"Hyung, kau baru sadar beberapa jam yang lalu, tidak mungkin kau bisa pergi, kau masih butuh perawatan"

Braak
"Aargh" namjoon merintih menahan sakit di badannya, dia terkejut ketika kakinya hendak menyentuh lantai namun tak mampu menahan berat badannya sendiri, kakinya serasa mati rasa.

"Namjoon/hyung" mereka langsung memapah tubuh namjoon kembali ke ranjangnya.

"Sudah ku bilang hyung, tubuh mu masih butuh perawatan"

Namjoon menghela nafasnya, kepalanya mulai sakit karena memikirkan penjelasan ke enam namja ini, seberapapun kerasnya dia mengingat, dia tidak menemukan memorinya tentang namja-namja yang bernama seokjin, yoongi, hoseok, jimin, taehyung dan jungkook.

Kim hyunjae, leader dari grup Blind, telah dikonfirmasikan keluar dari RJ entertainment, dan sidang lanjutan atas kasusnya yang melibatkan namjoon member sekaligus leader dari boygrup tenama BTS ini akan diadakan esok lusa.

Suara dari televisi membuyarkan lamunannya, sekelabat potongan-potongan memori terputar di otaknya, dia memegangi kepalanya yang berdenyut hebat.

"Kau lihat, aku menang, tidak akan ada yang percaya padamu"

"Aku kecewa padamu namjoon-ah"

"Brengsek, bagaimana bisa kau mengkhianati kami seperti ini"

"Hyung, apa itu benar? Kau yang melakukannya?"

"Hyung, maafkan aku, aku tidak akan pernah percaya padamu lagi"

"Aargghh" teriaknya sambil menjambak keras rambutnya.

Sontak semua yang di dalam ruangan panik. Soekjin dan jimin memeluk namjoon dan menahan tangannya yang terlalu kuat menjambak rambutnya.

Yoongi langsung menekan tombol merah di dinding dekat ranjang namjoon.

Hoseok memeluk jongkook yang menangis histeris melihat namjoon hyungnya, sedangkan taehyung hanya menangis dalam diam.
.
.
.
"Bagaimana keadaannya hyung?"
Soekjin yang masih terjaga di kursi tunggu menghampiri dokter yang menangani namjoon.

"Kondisinya sudah mulai membaik, luka-luka di tubuhnya juga sudah sembuh, hanya saja dia tidak boleh terlalu banyak fikiran dan juga jangan mengungkit atau memaksa dia mengingat masa lalunya"
Jelas dokter yang menangani namjoon.

"Tidak bisakah kau melakukan sesuatu hyung? Aku ingin dia kembali normal, kembali mengingat kami seperti dulu. Aku mohon hyung"

"Jin-ah, seperti yang sudah hyung bilang saat dia sadar kemarin, dia mengalami amnesia"

"Tapi kenapa hanya memori dari 10 tahun yang lalu hyung? Kenapa? Terlalu menyakitkan kah? Sehingga hanya tentang kami yang dia lupakan hyung? Aku merasa sangat buruk hyung, aku sudah gagal menjadi hyung baginya"

"Hei, tenanglah jin-ah aku yakin namjoon tidak akan suka jika kau berkata seperti itu, perlahan jin-ah, aku yakin ingatannya dengan kalian akan kembali seperti dulu, kita hanya perlu bersabar, mulai lah kembali dari awal, bimbinglah dia kembali menjadi dongsaengmu seperti awal kalian bertemu"

"Aku mengerti hyung, gomawo hyung"

"Baiklah, untuk sekarang bawalah adik-adikmu kembali ke dorm, kalian butuh istirahat, besok kalian boleh temui namjoon kembali" ucap dokter ahn sambil melihat suga, j-hope, jimin, taehyung, dan jungkook yang tertidur di kursi tunggu depan ruangan namjoon.

"Baiklah hyung, terima kasih banyak hyung"
.
.
.
"Kau sudah boleh pulang" ucap dokter yang telah merawatnya selama satu bulan ini.

"Gomawo hyung, tapi bagaimana dengan biaya rumah sakit ini hyung? Aku tidak mempunyai cukup uang untuk membayarnya, aku juga harus mencari tempat tinggal di sini, aku sudah menjual semua peninggalan mendiang orang tua ku termasuk rumah" jelas namjoon kepada dokternya yang telah dia anggap sebagai hyungnya sejak dia sadar dari tidur panjangnya.

"Kau tidak usah mengkhawatirkan itu semua namjoon-ah, semua biaya perawatan mu sudah dibayar, dan juga untuk tempat tinggal mu, kau akan tinggal di dorm"

"Hyung, kami datang" sebuah suara menginterupsi pembicaraan mereka berdua diiringi terbukanya pintu ruang rawat namjoon.
Enam orang namja tampak dengan senyum ceria mereka.

"Kenapa kalian datang lagi?" Ucap namjoon dengan wajah tidak sukanya.

"Tentu saja hyung, Kami datang untuk menjemputmu" ucap jimin sambil menguyel pipi namjoon.
Namjoon hanya pasrah, dia sudah mulai terbiasa dengan ini semua, termasuk dengan sifat dan karakter keenam orang yang baru dikenalnya 2 minggu ini.

"Menjemput?" Tanya namjoon
"Nde hyung, kita akan tinggal bersama hyung, kau akan tinggal di dorm kami hyung" ucap taehyung semangat.

Semenjak kondisi namjoon yang sempat drop saat mendengarkan penjelasan dan kenyataan dari mereka 2 minggu yang lalu, mereka sudah memutuskan untuk tidak memaksakan namjoon untuk mengingat mereka. Bukankah ini juga lumayan menguntungkan untuk mereka? Setidaknya namjoon tidak akan membenci mereka, karena perkataan dan perbuatan mereka sebelumnya. Bilang saja mereka egois, mereka hanya ingin memulainya kembali dari awal, mereka berjanji akan melindungi namjoon seperti namjoon yang telah melindungi mereka selama ini.
.
.
.
.
.

Hai2...
Aku kembaliiii.....
Terima kasih untuk kalian yang masih menunggu cerita aku....
Ini cerita yang sudah lama nangkring di draft aku, akhirnya kuputuskan untuk publish sebagai one shoot...

Kimi no Tame niTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang