The Best Leader Ever pt 2

1.2K 91 16
                                    


Hoseok membuka matanya kembali dan menyalakan layar hpnya, ia menghela nafas saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, sudah empat jam ia berusaha untuk tidur, badannya lelah, tapi otaknya terus saja bekerja mengingat semua kejadian kemarin.

Ia berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur, tatapannya terhenti pada pintu putih, pintu kamar namjoon. Ia membelokkan kakinya dan melangkah ke kamar tersebut. Dengan perlahan ia membuka pintu dan menghela nafas saat tidak menemukan presensi si penghuni kamar. Ia menarik tungkainya kembali menuju tujuan awalnya.

Aroma kopi menguar di hidung hoseok, ini aroma kopi yang biasa namjoon minum, apa leadernya itu sedang di dapur?

"Joonie-ah"
Namun senyumnya pudar saat yang ia lihat bukan sahabat satu linenya,  tetapi hyung tertuanya yang sedang melamun sambil memandangi kopi di depannya yang masih mengepulkan asap. Ia menatap sendu seokjin dan melangkah mendekat berusaha sebisa mungkin mengembangkan senyumnya walaupun sulit.

"Pagi hyung"
Seokjin terkejut dan mengalihkan pandangannya pada hoseok yang tengah memegang pundaknya saat ini.

"Pagi hoseok-ah"
Balas seokjin dan tersenyum.

"Kau tidak tidur hyung?"
Tanya hoseok sambil membuat kopi untuk dirinya sendiri. Sepertinya ia juga akan membuat kopi yang sama dengan seokjin.

"Tidak bisa, sekeras apapun aku mencoba memejamkan mataku tetap saja aku tidak bisa tidur, kau sendiri?"

"Sama"
Hoseok tersenyum getir. Ia mendudukkan dirinya di samping seokjin. Mereka berdua hanyut dalam keheningan pagi yang nyaman. Dengan aroma kopi yang menenangkan, tidak heran kenapa leader mereka suka sekali membuat kopi untuk menikmati suasana pagi menjelang. Sangatlah damai.
.
.
.
Tujuh hari, tujuh hari yang biasanya sebentar bagi mereka, sekarang terasa sangat lama, waktu seakan membunuh mereka secara perlahan, tujuh hari mereka tidak menemukan sama sekali presensi namjoon di dorm mereka. Suasana dorm yang biasa ramai oleh bualan dan candaan mereka, kini terasa sangat sepi, tidak ada yang berniat sama sekali untuk memulai pembicaraan. Tidak ada suasana hangat seperti dulu. Semuanya berubah. Seokjin yang menjadi pendiam dan tidak pernah lagi melontarkan dad jokesnya, yoongi yang selalu mengunci dirinya di studio, hoseok yang selalu uring-uringan pulang balik agensi untuk meeting, jimin yang menghabiskan waktunya latihan dance di agensi hingga larut malam dan taehyung yang selalu mengunci dirinya di kamar. Jungkook memperhatikan semuanya, semuanya berubah. Ia pun tidak bisa tidur tenang seminggu ini, tanpa para hyungnya ketahui, jungkook berusaha mencari keberadaan namjoon, ia khawatir, tujuh hari yang lalu adalah hari terakhir ia dan yang lainnya melihat namjoon, ya saat pd nim menerima dan menyatakan sang leader keluar dari bangtan. Setelah itu namjoon tak pernah kembali ke dorm mereka. Jungkook selalu mencoba menghubungi nomor ponsel namjoon, namun tidak pernah tersambung. Ia juga sudah mencoba menghubungi goengmin, hasilnya sama, tidak tersambung. Entah kenapa sepertinya hyungnya satu itu mencoba memutuskan semua kontak dengan mereka dengan BTS.
Jungkook khawatir, entah kenapa akhir-akhir ini perasaannya tidak enak. Dimanapun hyung berada kumohon kembalilah, aku merindukanmu, tidak, bukan aku saja, kami merindukanmu.
.
.
.
Melodi spring day mengalun dengan indah di dalam studio yoongi, jari-jarinya dengan lembut menyentuh setiap tuts piano di depannya, entah sudah berapa ratus kali ia memainkan lagu yang sama selama seminggu ini, hatinya sedang rindu.

"Aarrggghhh"
Yoongi mengerang frustasi, lagi-lagi permainannya kacau saat kata-kata yang namjoon ucapkan hari itu kembali terngiang di telinganya.

Ia kecewa sangat kecewa, ia membenci orang yang telah membuatnya seperti ini, sangat benci. Suara tangisan kembali keluar dari bibirnya, kenapa ia bisa selemah ini? Kenapa? Ia menegakkan kepalanya, menghapus kasar air matanya dan mengambil ponsel yang seminggu ini tergeletak begitu saja. Kau pikir kau bisa begitu saja pergi meninggalkan kami joonie-ya? Aku tidak akan melepaskanmu, kau akan membayar karna telah membuatku seperti ini. Tunggulah, aku akan menyeretmu kembali ke dorm ini.
.
.
.
Hoseok meregangkan badannya dan melirik jam di ruangan itu, sudah hampir pukul 10 malam. Ia menghembuskan nafas kasar, ia baru saja selesai meeting dengan agensi. Ternyata sangat melelahkan, bagaimana bisa namjoon menjalani kegiatan ini selalu. Ia harus mulai membiasakannya sekarang.

Kimi no Tame niTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang