Best Brother

594 53 7
                                    

Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya saat melihat langsung wajah namja didepannya.

"Mianhae sudah menabrakmu, aku sedang terburu-buru" namjoon hanya bisa menatap pemuda yang menabraknya tersebut berlari menjauh, tanpa sadar setetes air mata pun jatuh membasahi pipinya, baru kali ini ia bisa menatap sedekat itu dengan orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Hey, gwenchana?" Ia tersentak saat sebuah tangan menepuk pundaknya, ia pun mengalihkan pandangan pada pemuda di sampingnya dan memberikan senyum sembari menghapus air mata di pipinya.

"Gwenchana hyung, kita berangkat sekarang?"

"Jika kau masih ingin di sini, aku bisa berangkat sendiri" namjoon tersenyum mendengar ucapan namja tersebut, beruntung sekali ia selama ini mendapatkan partner yang sangat pengertian padanya.

"Tidak hyung, aku akan pergi denganmu, jika tidak ada aku, siapa yang akan mencegah kecerobohonmu nantinya"

"Dasar bocah, bukankah itu dirimu yang selalu ceroboh setiap melakukan tugas denganku?"

Mereka berdua tertawa dan berlalu dari sana.


.
.
.



Bukk

"Bodoh, bagaimana bisa kau kehilangan jejaknya?"

"Maafkan kami bos, min yoongi dan kim seokjin membantunya"

"Aarrggghh!! Brengsek!! Mereka berdua lagi? Beraninya mereka menantangku. Aku tidak mau tau, kalian harus menemukannya, secepatnya, seret kim namjoon kehadapanku"

"Baik bos"


.
.
.


"Kookie, maafkan aku, sungguh aku tidak berniat meninggalkanmu, a.. aku terpaksa"

"Pembohong, pergi, aku tidak pernah ingat mempunyai hyung yang tega meninggalkan ku"
Teriak jungkook pada namja di depannya. Tidak ia tidak akan pernah memaafkan hyungnya, tidak akan.

"Hyung macam apa yang pergi begitu saja meninggalkan adiknya di panti asuhan seperti itu?"
Jungkook tidak akan pernah lupa masa kecilnya di panti asuhan sendiri tanpa hyungnya dengan anxiety yang di deritanya, ia tidak pernah keluar dari kamarnya, ia takut dengan orang asing, ia tidak bisa tanpa hyungnya, ia masih berharap hyungnya menjemputnya dan kembali hidup bersama namun sudah 5 tahun ia menunggu, tapi tidak ada kabar yang terdengar satupun dari namjoon. Sejak saat itu ia mengubur dalam-dalam harapannya. Ia tetap menjadi anak yang pendiam dan tidak bersosialisasi dengan siapapun semua teman-teman di panti asuhan tersebut tidak mau repot-repot mengajaknya bicara. Hidupnya terasa sangat hampa sampai ia bertemu dengan seorang namja yang mempunyai senyum secerah mentari mengajaknya pergi bersamanya dengan kedua orang tua namja tersebut. Namanya hoseok, jungkook tidak akan melupakan senyuman itu, senyuman yang mampu meluluhkan hati esnya. Awalnya ia menolak untuk di adopsi, berfikir bagaimana nanti jika namjoon menjemputnya? Jika ia pergi apa nanti ia bisa bertemu dengan hyungnya kembali? Namun ia mengubur semua sisa-sisa harapannya.
Lama kelamaan ia luluh dengan sikap hoseok yang hangat, hoseok selalu mengunjunginya setiap hari menemaninya, akhirnya ia memutuskan untuk ikut dengan keluarga tersebut. Semenjak itulah ia bisa mengatasi anxietynya berkat hoseok yang selalu ada di sisinya. Ia pun menjadi anak yang ceria dan mudah bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

"Kookie, hyung mohon, berikan hyung kesempatan untuk memperbaiki semuanya"
Suara namjoon membuyarkan lamunannya.

"Memperbaiki hah? Setelah bertahun-tahun lamanya kau pergi meninggalkan ku tanpa kabar, dan sekarang kau seenaknya meminta kesempatan padaku? Kau tau betapa menderitanya aku selama ini? Aku merasa hanya menjadi beban bagimu, penghalang bagimu, dan hanya akan menyusahkan hidupmu, bukan kah seperti itu? Bukankah karena itu kau pergi meninggalkanku? Hah??"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kimi no Tame niTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang