"Kamu adalah wujud nyata dari setiap pintaku di dalam doa"
- Muhammad Arsa Pradipta-Imam Untuk Halwa-
Happy Reading ❤️
Ujian Nasional telah usai. Anak-anak organisasi disibukkan dengan penyusunan agenda perpisahan siswa-siswi SMA Pelita Harapan tahun ini. Sementara siswa lainnya, sudah diperbolehkan pulang ke rumah.
Arsa, Halwa dan Thata berencana untuk pergi ke pusat perbelanjaan dekat sekolahnya. Mereka ingin mencari pakaian yang akan dipakai di hari perpisahan nanti. Tiba-tiba handphone Arsa berbunyi tanda ada telpon masuk,
Lovely mom❤️ is calling.....
"Eh bentar ya. Mama telpon," izin Arsa.
Halwa dan Thata hanya mengangguk kecil.
"Yes Mom," jawab Arsa.
"......." seru Adena.
"What? Ada apa sih kok buru-buru? kesal Arsa.
"......." balas Adena di seberang.
"Okey Mom. I'm wait," pasrah Arsa.
Arsa menutup telponnya. Lalu, menghampiri Thata dan Halwa yang sudah menunggunya di halte.
"Tha, Wa, sorry banget nih. Mama tadi suruh pulang langsung, lagian udah otw sini juga," ujar Arsa.
"Emangnya ada apa Ar?" tanya Thata.
"Gak tau tuh Mama. Katanya acara keluarga, tapi kenapa tiba-tiba. Biasanya udah bilang jauh-jauh hari kalau ada acara," kesal Arsa.
"Yaudah gak apa. Kita cari bajunya masing-masing aja," sela Halwa, "Ar, mungkin Mama lupa ngasih tau kamu, acaranya juga penting banget mungkin," ujar Halwa.
"Mungkin lah ya. Mama sama Papa sibuk terus soalnya," ujar Arsa.
Tak lama, yang ditunggu Arsa pun datang. Arsa pamit kepada Halwa dan Thata. Lalu beranjak menuju mobilnya.
"Kita ke mall dulu ya Ar," ujar Adena santai.
"Ngapain Ma?" tanya Arsa.
"Rahasia. Nanti kamu bakal tahu," jawab Adena.
Arsa pun memilih diam, sembari menatap ke arah jalanan.
Mereka pun sampai di pusat perbelanjaan ternama di kota itu. Mereka masuk ke salah satu toko pakaian terbesar di mall tersebut.
Adena sibuk memilihkan sepasang baju untuk Arsa. Arsa hanya berkeliling melihat-lihat produk di tempat itu. Ia sedang tidak minat membeli barang apapun saat ini.
Tiba-tiba Farhan merangkul pundak Arsa.
"Iya Pa?" tanya Arsa.
"Anak laki-laki Papa satu-satunya udah besar. Kalau Papa kasih amanah yang besar sama kamu, apa kamu bisa jaga amanah itu?" tanya Farhan balik.
"Amanah apa dulu ni Pa? Kan tergantung juga Pa," balas Arsa.
Adena datang menyela pembicaraan mereka. Ia membawa sepasang tuxedo berwarna abu-abu.
"Ar, coba kamu ke fitting room dulu. Mama mau liat cocok apa ngga sama kamu," suruh Adena.
"Gak usah pake fitting Ma. Udah pasti cocok sama Arsa. Secara kan cakep dari lahir," ujar Arsa percaya diri.
"Pasti cocok sama Arsa, Ma. Lagian anak siapa dulu," usil Farhan.
"Yaudah terserah. Kalau menurut kamu udah cocok, sini Mama langsung bayar aja," ujar Adena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Halwa (HIATUS)
RomanceHalwa Safiyya Ningrum, perempuan yang mencintai sahabatnya Muhammad Arsa Pradipta. Dia lebih memilih memendam perasaannya sampai waktu yang tepat. Namun apa jadinya, jika yang dipendam justru melukainya sendiri. Arsa memilih perempuan lain untuk men...