21. Kangen

61 10 6
                                    

Sore ini, cewek berambut sepinggang itu lagi ribet sama perlengkapannya buat ke acara ulang tahun Somi nanti malem.

Masih sore sih emang, tapi tentu Hanna harus siap-siap dari sekarang karena kalo nggak, dia bisa keteteran nanti.

"Ih anjir hair dryer gue kemana sih," gerutu cewek itu, yang rambutnya masih dibungkus handuk.

Hanna ngeraih kotak kardus yang ada diatas lemari, terus dia bongkar kotaknya. Siapa tau aja barang yang dia cari sekarang ada didalem sana.

Tapi taunya nggak ada. Hanna menghela napas.

"MAMAAA, hair dryer aku kemana liat nggak???" seru Hanna tanpa beranjak dari kamarnya.

"Coba cari dikamar Mama sana!" sahut Irene yang lagi ada diruang tamu.

Hanna naro lagi kardus yang sempet dia bongkar keatas lemari, lalu cewek itu jalan kekamar Mamanya.

"Ih nggak ada Ma!" seru Hanna lagi, setelah beberapa menit dia nyari hair dryer nya dimeja rias, atas lemari, bahkan sampe ke bawah kasur.

Dikira hair dryer nya punya kaki apa sampe dicari ke kolong-kolong.

Di ruang tamu, Irene berdecak. Ibu dua anak itu naro toples berisi kripik bawangnya keatas meja, terus beranjak dari ruang tamu buat nyamperin anaknya yang lagi ribet sendiri.

"Coba tanya abangmu sana, siapa tau abis dipake dia." Celetuk Irene.

Hanna mengernyitkan dahinya, "dih yakali Ma?"

"Ya coba aja sono tanya dulu, abangmu kan tukang pencuri barang orang."

Hanna ketawa. Ya Mama nya nggak salah sih....

Cewek itu beranjak dari kamar Mamanya. Tanpa permisi, ngetok, atau punten, Hanna langsung aja masuk kekamar bernuansa merah hitam milik abangnya itu.

"Kebiasaan gak pernah ngetok!" seru Yuta. Hanna cengengesan aja.

"Hair dryer gue dong, kata Mama lo pencuri barang orang soalnya." Ujar Hanna to the point.

Yuta mendengus, "apaan anjir emak lu, ngadi-ngadi."

"Itu emak lo juga anjir. Buruan dah mana hair dryer gue??"

Cowok itu nunjuk barang yang dimaksud pake dagunya kedalem lemari. "Ambil noh dilemari."

Hanna ngambil hair dryer nya didalem sana, setelah dapet, dia geleng-geleng kepala.

"Ternyata emang bener kata Mama. Mana lo minjem nggak bilang ke gue lagi. Terus apa ini, kenapa kabelnya jadi dilakban gini? Lo apain ini heh???"

Yuta nyengir yang dimata Hanna super nyebelin, "kalo dilakban gitu artinya kenapa coba?"

Hanna mendengus kesel. Mana dilakban nya dibagian kepala colokannya lagi. Kalo misalkan dia mau nyolokin itu terus kesetrum, kan bahaya.

"Emang rese lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga Manusia, Satu Rasa. [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang