🎃 MANTAN || 3 🎃

25.6K 4.2K 266
                                    

Sengaja Benua datang pagi-pagi menuju kantor. Sebenarnya, hari ini tidak ada rapat, pertemuan atau pun pekerjaan yang menumpuk di meja kerjanya, hanya saja, Benua sudah terlalu jenuh berdiam diri di rumah. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain melamun, makan, nonton TV ... ah! Membosankan sekali. Benua merasa butuh suatu hal yang akan membuatnya fresh kembali. Seperti sebuah liburan, pergi ke Malaysia atau Singapura mungkin? Dua negara yang cukup dekat dengan Indonesia. Tak butuh waktu lama untuk ditempuh, dan di sana, ia pasti bisa hang out sepuasnya.

"Haaaah." Desah Benua, ia masih berada di pinggir jalan, berlawanan dengan depan kantornya. Dari tadi, yang ia lakukan hanya mengamati para karyawan yang memasuki area kerja. Orang-orang dan kendaraan yang berlalu lalang menjadi objek kejenuhan Benua. Andai saja, dia bisa bekerja di perusahaan lain----

Tunggu, tunggu, tunggu, apa itu ... Aswa?

Iya, wanita berjilbab cokelat, dengan gamis senada itu tengah membuka sebuah pintu toko. Toko bunga? Apa Aswa bekerja di sana? Benarkah?

Menelan ludah, lalu melayangkan pikirannya pada beberapa hal, Benua pun hanya bisa memandangi toko bunga tersebut. Sesekali, laki-laki itu berdecak sembari menggosok kasar rambut hitam rapihnya.

Pertama, ia ingin menghampiri Aswa, entah kenapa, tapi dirinya benar-benar penasaran pada perempuan yang kini sudah memakai khimar tersebut.

Kedua, jika pun dia memutuskan untuk menemui Aswa, lalu apa yang akan dirinya lakukan setelah saling berhadapan?

Ketiga, jika Aswa masih marah terhadapnya bagaimana? Apalagi pertemuan pertama mereka kemarin, sungguh membuat Aswa terlihat murka.

Ahh!

Benua menyalakan mesin mobil. Bergerak ia melintasi jalan raya yang tidak terlalu padat. Segera Benua menyimpan mobil itu di parkiran kantor. Keluar dengan setelan jas hitam, Benua benar-benar terlihat memukau, apalagi kala tubuhnya bermandikan cahaya matahari. Dia sangat tampan, tubuh Benua itu tinggi. Memang tidak terlalu besar, namun balutan jas rapih yang kini melekat tak mampu menutupi otot-otot yang menyembul di balik kedua lengan Benua. Pundak Benua tegap dan terlihat nyaman. Sedangkan sorot matanya begitu teduh, hidungnya pun proposional. Begitu pas dipadu dengan bibirnya yang kemerah-merahan.

Dirasa baju yang ia kenakan sudah rapih, Benua lalu membenahi kembali rambutnya di kaca mobil. Ia pun mengalihkan pandangan pada toko bunga yang ada tepat di seberang sana. Tanpa dikomando, kaki-kakinya langsung melangkah, kembali melintasi jalan, lalu berdiri tepat di hadapan toko.

Toko bunga yang cukup tua, terlihat dari bangunannya yang antik. Beberapa cat memang terkelupas. Lalu, kaca besar yang memperlihatkan keadaan toko dari luar, membuat Benua bisa leluasa memandangi seorang gadis yang tengah membenahi isinya di dalam sana.

"Masuk? Nggak?" Benua bermonolog dengan dirinya sendiri. "Ah ya, ya, masuk, pura-pura kaget karena bisa ketemu secara nggak sengaja. Terus ngobrol-ngobrol, atau kalau diusir ya, tinggal pergi. Gitu kan?"

Saat tangan Benua mendorong pintu di hadapannya, suara lonceng berbunyi langsung bergema, memenuhi ruangan toko yang kecil dan sepi. Terlihat pula cahaya mentari menusuk-nusuk melalui celah di antara bangunan toko. Suasana yang sangat tenang dan ... nyaman?

"Selamat datang, maaf tok---"

Senyuman dari wajah Aswa seketika lenyap, kala mendapati wajah seorang laki-laki yang membuatnya tidak bisa tidur tenang semalaman ini. Astaga, kenapa dia bisa ada di sini? Kenapa mereka bisa ketemu lagi?

"Ah ... A-Aswa ya? Ki-kita ketemu lagi."

"Silahkan pergi, pintu keluar ada di belakang Anda."

Kejamnyaaaaa, Benua dibuat melongo, wajah cantik yang kini Aswa miliki terlihat datar menyapa. Iya sih, ia memang pantas diperlakukan seperti ini, mengingat dulu, dia sendiri pernah memperlakukan Aswa dengan begitu buruk.

Astagfirullah, Mantan! [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang