Jangan irit vote, coment dan jangan males follow akun aku ya, tenang, semuanya gratis kok ....
🍒
Benua menggosok-gosok jidat, bekas keunguan dari lemparan lipstik Aswa masih terlihat, padahal sudah sejak tiga hari berlalu. Benua mendesah, mengambil lipstik yang selalu ia bawa beberapa hari terakhir.
Mengingat kejadian itu, pada akhirnya, dengan wajah yang masih meringis, Benua sendirilah yang harus menemui Aswa, bahkan mendatangi langsung ke tokonya. Dan memberikan segepok uang, bernilai 100 juta---yang menurut pegawai bernama Siti, itu terlalu herlebihan---untuk mengganti semua biaya bunga-bunga yang telah karyawan PurpleDesain ambil. Bagi Benua sendiri sih, 100 juta tidak ada apa-apanya, itu uang receh. Apalagi setelah ia menangani PurpleDesain. Pundi-pundi uang selalu memenuhi rekeningnya. Membuat Benua sendiri kadang bingung, harus melakukan apa pada uang tersebut. Bukannya Benua mau menyombongkan diri, tapi begitulah adanya.
Meski jujur, saat itu Benua merasa kecewa, karena ternyata Aswa sedang tidak ada di toko. Menurut keterangan Siti, sang mantan ternyata tengah pergi ke rumah pamannya, untuk meminjam uang. Benua jadi merasa bersalah juga, karena telah merepotkan Aswa dan mungkin telah membuat level kemarahan Aswa meningkat. Tapi entah kenapa, malah terselip rasa senang melihat ekspresi marah dari gadis itu. Ya, terkucuali di bagian-bagian Aswa yang selalu menyiksanya.
Ada rasa bagaimana ya? Candu. Iya, rasanya Benua ingin selalu memandangi wajah sang mantan yang kini telah berubah menjadi sangat-sangat cantik. Seorang mantan yang bertransformasi menjadi wanita terlucu, terimut yang pernah ia temui. Ah, bisa dibilang jika sekarang Benua sedang menyesal karena sudah memutuskan Aswa dahulu.
"Aswa, Aswa," ujar Benua. "Kamu berhasil menjungkir balikkan keadaan sepertinya."
Benua lalu beranjak, kini, ia akan kembali ke toko Aswa. Tak peduli betapa Aswa tak ingin melihat wajahnya, betapa Aswa sering mengusir dan menganiayanya, yang Benua ingin hanya melihat wajah Aswa. Mata bulatnya, hidung kecil dan mancungnya, bibir tipisnya ... Benua sudah sangat rindu.
"Nana, hari ini jadwal saya agak senggang kan?" tanya Benua pada sekertarisnya.
"Bapak ada pertemuan nanti siang, sembari launch, terus Bapak juga harus meeting, sekitar jam 10 nanti, lalu---"
"Jadi intinya, sebelum jam sepuluh, saya masih punya waktu buat tenang-tenang kan? Sekitar dua jam?"
"Mmm ada berkas-berkas yang harus Bapak---"
Benua mengangkat sebelah tangannya. Memotong ucapan Nana. "Nanti saya kerjain. Saya mau keluar dulu sebentar, jangan ganggu-ganggu atau telpon saya. Saya juga tau waktu dan tau diri, nanti saya balik kok."
Setelah berucap dengan perkataan yang terdengar menyebalkan di telinga Nana, Benua pun hengkang. Melangkah cepat-cepat menuju lift, sudah tak sabar ingin melihat Aswa. Biasanya, jam segini, Aswa sudah berada di toko. Kenapa Benua tau? Karena beberapa hari terakhir, Benua selalu mendatangi Aswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagfirullah, Mantan! [RE-UPLOAD]
EspiritualMANTAN? Apa yang terlintas saat kata 'Mantan' disebutkan? Masalalu? Seseorang yang pernah menyakiti? Manusia terkutuk yang tak ingin lagi ditemui? Hmmm, setidaknya hal itu lah yang dirasakan oleh Aswa ketika kembali bertemu dengan Benua. Mantan pert...