Natasya berdecak saat tangannya digandeng oleh Arga. Mereka berdua mulai memasuki rumah bernuansa abu-abu yang terletak di perumahan mewah. Yang jelas, rumah itu milik keluarga Arga.
"Gue nggak mau digandeng." Natasya mencoba melepaskan tangan Arga yang terpaut dengan tangannya.
Arga tidak melepaskan begitu saja. Lantaran, ia malah mengencangkan genggaman nya agar perempuan itu tidak bisa lepas.
Natasya menatap sinis Arga. Rasanya, saat ini ia ingin sekali memukul dan mencakar wajah laki-laki menyebalkan di sampingnya.
"Halo, Nek," sapa Arga.
Terlihat seorang Nenek duduk di kursi roda. Nenek itu menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum lebar.
"Cucuku." Kedua tangan Nenek merentang kemudian disambut pelukan oleh Arga.
Setelah beberapa saat, Nenek yang bernama Ani menoleh ke arah Natasya. Ia tersenyum manis dan menyuruh Natasya mendekat.
Nenek Ani mengusap rambut panjang Natasya. "Cantik kamu tidak pernah berkurang," ujar Nenek Ani.
Natasya tersenyum canggung. "Makasih, Nek."
Atensi Natasya beralih pada Arga yang sedari tadi diam melihat interaksi dirinya dan Nenek Ani. Diam-diam Natasya melemparkan tatapan kemusuhan pada Arga.
Arga menarik tangan Natasya untuk duduk di sofa ruang tamu. Di sana tidak hanya ada Nenek Ani, melainkan ada kedua orang tua Natasya dan Arga yang sedari tadi mengobrol.
Niat ingin mengindar dari Arga dan memilih untuk duduk di samping Mamanya, tetapi tidak bisa. Arga memaksa tanpa bicara agar Natasya duduk di sampingnya.
"Gue mau duduk samping Mama," bisik Natasya.
Arga menggeleng dan menyuruh Natasya untuk tetap duduk.
Nenek Ani berdeham pelan. "Jadi, kapan tanggal pernikahan anak kalian?" tanya Nenek Ani pada kedua orang tua Natasya dan Arga.
Natasya menghembuskan napas kasarnya. Sudah ia duga, pasti pertemuan ini akan membahas soal pernikahan antara dirinya dan Arga.
Terdengar klasik memang. Zaman sekarang yang sudah modern ternyata masih ada sistem perjodohan seperti ini. Biasanya, perjodohan hanya dilakukan oleh orang zaman dahulu karena adanya perjanjian tertentu.
Namun sialnya Natasya malah merasakan yang namanya perjodohan.
"Mungkin bulan depan resepsinya," ujar Risma-Mama Arga.
Ambar mengangguk setuju. "Boleh, bulan depan aja nggak apa-apa. Nanti soal urusan baju dan tempat biar Ambar sama Risma yang mengatur," ujar Ambar dan diangguki oleh Risma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasya
Teen Fiction-Proses Revisi- "Sebenarnya, hubungan lo sama Arga gimana, sih?" "Sebatas mantan." "Tapi, gue sering liat Arga ke rumah lo, begitu pun sebaliknya. Gue juga sering liat lo ke rumah Arga." ***