"Kenapa, sih, lo. Dari tadi murung terus," tanya Audi yang jengah dengan Natasya.
Saat ini mereka sedang berada di kantin karena jam kelas mereka kosong. Guru yang mengajar berhalangan hadir dan hanya memberi tugas serta wejangan agar tidak keluar kelas sebelum jam selesai. Namun, namanya anak sekolah pasti akan melanggar itu. Apalagi, guru yang mengajar tidak ada. Seperti burung yang keluar dari sangkarnya, murid IPS 2 berkeliaran ke mana saja.
Natasya menghela napas panjang, bingung akan menjelaskan seperti apa pada sahabatnya itu. Tidak mungkin jika Natasya mengatakan yang sebenarnya.
"Gue nggak apa-apa."
Terdengar suara gelak tawa yang keluar dari mulut Audi. "Bohong! Gue tau lo kaya gimana. Kalo lo udah kaya gini, berarti lo ada masalah. Coba cerita."
"Gue beneran nggak apa-apa, Di. Beneran, deh," ujar Natasya mencoba meyakinkan sahabatnya.
"Nggak mungkin, Sya. Sekarang gue tanya, kemaren ijin balik karena apa?" tanya Audi, matanya menelisik mencari kejujuran Natasya.
"Kemaren di suruh balik sama Mama, ada masalah sedikit di rumah," alibi Natasya. Dalam hati Natasya meminta maaf karena sudah berbohong pada sahabatnya itu.
Mata Audi memincing. "Bohong lagi! Kemaren, kata Ricko, dia liat lo masuk ke dalam mobil Arga. Lo masih ada hubungan sama Arga?" tanya Audi.
Seperti sedang disidang, jantung Natasya berdetak tidak karuan. Audi benar-benar membuatnya jantungan dengan segala pertanyaan yang keluar dari mulutnya.
"Ya ampun, Audi. Lo salah lihat! Percaya, deh, mungkin itu pacar barunya Arga," elak Natasya.
Tentu saja Audi tidak percaya begitu saja. Namun, ia tidak mengambil pusing karena bukan urusannya. Natasya akan kembali dengan Arga, itu urusan mereka berdua.
Tiba-tiba Arga dan kedua temannya masuk ke dalam area kantin. Semua orang memberi jalan untuk ketiga laki-laki itu karena merasa takut dengan Nando.
Meskipun Nando memiliki kepintaran di atas rata-rata, tetapi laki-laki itu paling ditakuti seluruh siswa. Nando memiliki sifat yang kasar kepada siapa pun tanpa memandang gender.
Audi menyenggol lengan Natasya yang sedang memperhatikan ketiga laki-laki itu. "Sstt, mantan lo tuh. Baru diomongin udah nongol."
Natasya yang sadar kemudian menatap Audi sinis. "Ya udah, sih, biarin. Nggak peduli juga," ujar Natasya. Perempuan itu kembali mengaduk-ngaduk minuman yang dibelinya tadi.
"Lo nggak ada niatan balikan sama dia?"
"Dih! Harga diri gue mahal kali. Gue udah dibuang kaya sampah, yakali pengen balikan. Woy lah, yang bener aja." Natasya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasya
Novela Juvenil-Proses Revisi- "Sebenarnya, hubungan lo sama Arga gimana, sih?" "Sebatas mantan." "Tapi, gue sering liat Arga ke rumah lo, begitu pun sebaliknya. Gue juga sering liat lo ke rumah Arga." ***