My Cold Boy2 (06)

1.8K 137 9
                                    


Happy reading....

Indahnya langit berwana jingga dengan sedikit warna ungu membuat Hanna berdecak kagum. Gadis itu mendorong kaca matanya yang turun agar bisa melihat dengan jelas. Hanna tak menyangka akan melihat pemandangan seindah ini dari jendela pesawat dengan tujuan Indonesia sore itu.

Setelah hampir 2 tahun lamanya Hanna akhirnya kembali. Ia memutuskan untuk pulang karena memang sudah saatnya. Ia rindu tempat tinggalnya dulu, Hanna juga rindu hujan dan dinginnya kota Bandung di sore dan pagi hari. Ya, Hanna juga merindukannya dan ia harap kejutan kali ini tidak menyecewakan. Ada sedikit rasa penasaran dan tidak sabar melihat ekspresi cowok dinginnya itu.  Ahh, ingatkan Hanna untuk memperhatikan penamilannya nanti.

Hampir 18 jam ia duduk di pesawat hingga akhirnya bisa menghirup sejuknya udara petang itu. Gerimis kecil seolah menyambut kedatangannya. Hanna tersenyum kecil lalu mengulurkan tangan kurusnya untuk merasakan rintik itu. Ada kenangan yang tiba-tiba menyapanya kembali.

"Non Hanna, di sini," teriak Bi Sumi dan juga pria paruh baya yang belum Hanna kenal. Hanna tersenyum senang lalu beranjak mendekat ke arah mereka.

"Bi Sumi apa kabar?" Tanya Hanna memeluk bibi kesayangannya itu.

"Baik Non, Non Hanna baik?"

"Baik Bi, Hanna selalu baik baik kok, sudah mendingan," jawab Hanna memamerkan senyum manisnya. Bi Sumi membalas dengan senyum tak kalah lebar. Melihat pancaran bahagia dari wajah sedikit pucat itu membuatnya percaya bahwa Hanna akan segera sembuh.

"Oh ya, Non ini Mang Kasep supir barunya Bapak." Hanna mengangguk mengerti lalu mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan pria itu.

"Bi nanti pulangnya lewat sekolah Hanna dulu ya."

"Okedeh Non, pasti kangen ya?"

Hanna hanya tersenyum kecil sambil mengangguk. Gadis itu kemudian mengikuti dua orang di depannya menuju parkiran. Matanya tak berhenti menatap ke seluruh sudut tempat itu. Banyak yang berubah di sini membuat Hanna mengernyit sesekali.

Diperjalanan Hanna hanya menatap keluar jendela dengan senyum yang tak luntur sejak tadi. Gadis itu tertawa saat melihat anak kecil di taman yang ada di sepanjang jalan bermain dengan girangnya di bawah hujan. Dulu ia juga senang sekali seperti itu, tetapi sekarang ia malah merasa sudah terlalu tua. Hanna tertawa konyol hanya dengan membayangkan hal itu.

Hampir tiga puluh menit perjalanan, ia akhirnya melihat gerbang coklat yang masih terbuka. Ada keromantisan pasangan remaja yang membuatnya iri. Dulu sekali ia selalu ingin pulang berboncengan dengan kekasihnya di bawah hujan. Tapi ternyata ia hanya bisa jadi penonton saja, Hanna tak seberuntung mereka untuk merasakan kesenangan itu. Jangan salah Hanna hanya sedikit iri, ia juga turut bahagia untuk remaja itu.

"Mereka gimana kabarnya ya?" Gumamnya pelan sambil terus menerawang. Ia merasa rindu dengan teman-temannya.

"Non Hanna nggak ngabarin temennya kalo pulang?" Tanya Bi Sumi tiba-tiba memecah keheningan.

"Temen yang mana Bi?"

"Itu loh yang tiap hari bawa bunga lily ke rumah," jawab Bi Sumi seolah tersipu dengan perlakuan orang itu. Ingatannya memang sudah sedikit buruk, hanya orang-orang terdekatnya yang mampu ia ingat.

My Cold Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang