Happy reading.....
Hari berlalu begitu cepat dan hari ini adalah hari kelahiran Raja Bagaskara. Cowok tampan yang kini memasang wajah dingin tanpa ekspresi padahal ratusan orang di depannya tengah menatapnya dengan decak kagum. Raja benar-benar ingin segera pergi dari sini, meninggalkan Daniel yang tengah berpidato menyapa para rekan bisnisnya.
Pesta seperti ini sungguh membuat Raja muak, pikirannya sedang kalut karena Hanna masih tak memberinya kabar hingga kini. Apa gadis itu mencoba mengerjainya? Kalau iya Raja akan amat sangat bersyukur. Tetapi bagaimana jika sesuatu buruk yang terjadi? Sungguh Raja tidak bisa membayangkan hal itu.
"Semoga kita bisa terus menjalin kerja sama kedepannya baik dengan saya maupun anak saya Raja, terima kasih," ujar Daniel mengakhiri acara dengan disusul tepuk tangan dari seluruh undangan.
"Son, giliran kamu," bisik Daniel memberikan mikrofon pada sang anak. Raja menggeleng acuh, lalu berniat turun dari atas panggung.
"Dikit aja," pinta Daniel menahan lengan putranya itu.
Raja menarik nafas berat dengan mata terpejam sejenak lalu dengan berat hati meraih mikrofon dari tangan Daniel sambil berdecak.
"Selamat malam semuanya, terima kasih atas kedatanganya dan mohon kerjasama kedepannya." Raja menunduk lalu tanpa kata pergi dari sana menghiraukan tepukan gemuruh untuknya.
"Sayang, mau kemana? Sini dulu," pinta Bella sang Mama yang kini berdiri tepat di samping panggung. Disebelahnya ada Alexa dan juga ibunya yang tengah tersenyum ke arahnya. Tentu saja senyum Alexa itu palsu. Ingat, gadis itu masih punya dendam pribadi pada Raja.
Lagi dan lagi Raja menghela nafas, ini sudah larut dan Ia ingin segera pergi dari sini.
"Pulang," ujar Raja singkat. Satu tanganya ia masukan ke dalam celana kain yang membalut kaki jenjangnya.
"Yaudah kalo gitu kamu anter Alexa dulu ya."
"Enggak!" Tolak Raja enggan menuruti Bella yang ia curiagai punya niat terselubung. Entah kenapa kedua ibu itu terus memaksa Raja dan Alexa agar dekat.
Raja memutar bola matanya malas lalu beranjak dari sana.
"Nak Raja tante minta tolong ya, tante soalnya masih mau ngobrol-ngobrol tapi ini Alexa udah cemberut dari tadi minta pulang, " pinta Mama Alexa menghentikan langkah Raja.
"Iya lagian kan tetanggan sayang," bujuk sang Mama menimpali.
Raja mengusap belakang kepalanya frustasi, Ia hanya ingin pulang kenapa malah jadi direpotkan seperti ini.
Cowok itu menatap Alexa yang kini membuang muka dengan jengah, "Cepet!" ujar Raja akhirnya.Alexa dengan berat hati mengikuti Raja yang kini berjalan dengan tergesa keluar dari area gedung. Sebenarnya Raja sangat tampan memang dengan tubuh tinggi dan proporsional itu tapi Alexa sudah terlanjur dendam.
"Bisa pelan dikit nggak sih jalannya," sungut Alexa tak mendapat tanggapan dari sang empu.
Raja menjalankan mobilnya tanpa sedikitpun melirik ke arah Alexa. Gadis itu kini duduk di kursi belakang. Ya, Raja melarang Alexa duduk di sampingnya karena itu hanya milik Hanna. Biarkan saja Ia dianggap supir, itu sama sekali tak masalah.
Raja meraih ponselnya saat terjebak lampu merah. Cowok itu kembali mencoba menghubungi Hanna tetapi tetap tak ada jawaban. Matanya terpejam, entah mengapa ia jadi ingin menangis saat ini.
"Eh Kak jalan," ujar Alexa saat lampu lalu lintas sudah berubah warna dan Raja masih diam.
Cowok dingin itu mengumpat dalam hati. Dasar nenek lampir jadi jadian, merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy 2
Novela JuvenilSequel of My Cold Boy. Apa kalian masih ingat dengan rasa sakit dan tawa mereka? Pertemuan kembali membawa cerita baru bagi mereka. Akankah rasa sakit itu tetap sama? Bisakah mereka melewati semuanya kali ini? Bagaimana jika memang mereka tidak di...