My Cold Boy2 (08)

2.3K 160 30
                                    

Happy reading.....

Rintik hujan turun mengguyur kota malam itu. Hanna tersenyum menatap ke arah luar dari jendela apartemen milik Raja. Untung saja mereka sudah sampai, mengingat hujan malam ini sangat deras.

"Masih suka?" tanya Raja yang datang diam-diam dan memeluk gadis itu dari belakang.

"Suka banget."

"Hujannya apa aku?"

"Dua duanya aku suka," jawab Hanna memainkan tangan Raja yang melingkar di perutnya.

Raja terkekeh pelan lalu mengecup kepala Hanna dengan sayang. Cowok itu meletakkan dagunya di kepala Hanna, memeluknya semakin erat seolah kalau ia lepas sedikit saja pacarnya itu akan hilang.

"Ini kamu kenapa jadi tambah manis begini? Belajar dari siapa?"

"Dari kamu."

Hanna terkekeh lalu berbalik memeluk Raja dengan mata terpejam.  Lama keduanya terdiam, menyalurkan rasa tanpa suara. Tentang rasa rindu yang akhirnya menemukan obatnya. Dan tentang kelanjutan kisah mereka yang masih tidak tau akan kemana. Hanna harap kali ini semesta akan berpihak kepadanya, walaupun Ia tak berharap banyak.

Lengkungan tipis di sudut bibir Raja tak memudar sejak tadi, entah sudah berapa lama cowok dingin itu tak merasa senyaman ini. Kejadian tadi cukup menguras emosinya, karena hampir saja Ia kehilangan Hanna untuk yang kesekian kalinya. Kalau sampai hal itu terjadi Raja akan menyalahkan sang mama karena memaksanya mengantar cewek kurang ajar itu pulang.

"Keadaan kamu gimana?" tanya Raja memulai obrolan.

"Seperti yang kamu lihat, aku nggak mau bohong soal keadaan aku sama kamu. Aku belum seratus persen sembuh, masih butuh perawatan cukup lama dan kamu paham kan kalau kita juga nggak tau akan gimana kedepannya."

"Sttt, kamu pasti sembuh," ujar Raja mengeratkan pelukannya. Wajahnya mengeras tapi sendu di matanya terlihat jelas.

"Iya aku lagi berusaha, makanya kamu harus terus semangatin aku, jangan malah main sama Kennan mulu," gurau Hanna mengalihkan suasana. Ia memang tak ingin berbohong tentang apapun pada Raja,  biarlah semuanya berjalan seperti yang seharusnya. Kalau cowok itu nanti menemukan yang lebih baik juga tak apa.

"Pengobatannya lanjut di sini?"

"Iya, biar kamu nggak rewel mintak nyusul mulu."

"Kan kangen," jawab Raja jujur.

Hanna terkekeh lalu melepaskan pelukan mereka karena merasa sedikit panas. Tidak baik juga untuk kesehatan hatinya jika terus seperti itu.

"Sebenarnya, aku udah mesen tiket mau nyusul kamu," ujar Raja tiba-tiba membuat pengakuan yang sontak membuat Hanna mendelik marah. Sikap pemaksanya tidak pernah berubah ternyata.

"Kebiasaan ya," dengus Hanna berjalan mencari sofa di kamar Raja. Apartment cowok itu sangat luas kalau untuk ditinggali sendiri. Apa Hanna tinggal di sini aja ya. Haha, tidak, tidak Hanna hanya bercanda.

"Luas banget kamar kamu,"

"Hmm, lumayan," jawab Raja duduk di sebelah, lalu tanpa aba-aba meletakkan kepalanya di pangkuan Hanna. Tangannya menuntun tangan gadis itu untuk mengusap surai halusnya. Ini anak kenapa jadi lengket begini, heran Hanna.

"Manja banget sih udah kek kucing aja," kekeh Hanna tapi tangannya bergerak sesuai perintah.

Raja memejamkan matanya, menikmati sentuhan menenangkan yang Ia rindukan. Perutnya yang sejak tadi tak diisi mendadak berbunyi agak keras. Hanna terkekeh dibuatnya.

"Belum makan ya?" tanya Hanna masih tertawa sambil mengacak rambut Raja gemas.

"Belum."

"Mau makan kue buatan aku? Oh iya kamu kan nggak suka yang manis-manis ya," ujar Hanna mengusap belakang kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold Boy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang